Mengandung ujaran kebencian, Fatwa Fardhu Ain masuk pidana
Merdeka.com - Menjelang pemilihan, kondisi politik Jawa Timur semakin memanas. Fatwa fardhu ain untuk memilih Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak berujung ke pidana di Polda Jatim.
"Kami melaporkan ke Polda karena ada ujaran kebencian dalam fatwa fardhu ain," kata Ketua Jaringan Alumi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (JAMPI) Jawa Timur, Abdul Hamid,(Rabu,13/6).
Hamid mengatakan, laporan yang dilayangkan ke Polda Jatim ini sudah disertai dengan bukti-bukti kuat. Di antara bukti yang dilampirkan berupa foto acara dalam mengeluarkan fatwa fardhu ain, rekaman yang mendiskreditkan Gus Ipul, dan surat seruan fatwa fardhu ain untuk memilih Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak.
-
Mengapa Khofifah dan Emil maju di Pilkada Jatim? Khofifah Indar Parawansa berpasangan dengan Emil Elistianto Dardak.
-
Siapa yang maju di Pilkada Jatim? Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8) pukul 08.30 WIB. Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.
-
Kenapa Pilkada Jatim 2024 penting? Pilkada Jatim 2024 diharapkan dapat membawa perubahan dan inovasi untuk wilayah ini.
-
Apa isu utama Pilkada Jatim 2024? Isu-isu utama yang menjadi perhatian dalam kampanye kali ini meliputi pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta penanganan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran.
-
Dimana Pilkada 2024 di Jawa Tengah? Pilkada 2024 akan diikuti oleh 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang tidak mengadakan Pilkada karena penetapan kepala daerahnya dilakukan melalui bukan melalui Pilkada berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2022.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Bukti ini dinilai cukup kuat untuk membongkar kebaikan dalam berdemokrasi. Dengan begitu, proses demokrasi akan berjalan lancar dan lebih baik dalam pemilihan. Karena sudah tidak ada intimidasi secara tidak langsung dengan keluarnya seruan fatwa fardhu ain memilih Khofifah.
"Fatwa fardhu ain ini kan terkesan memaksakan untuk memilih salah satu pasangan. Kan ada upaya untuk mendiskreditkan pasangan lainnya," ujarnya.
Apalagi dalam rekaman, lanjut dia, ada omongan jelas telah menyebut kalau memilih Gus Ipul berarti berkhianat kepada Allah dan Rasulullah, serta Mukmin. Untuk itu, JAMPI berharap supaya aparat kepolisian melanjutkan kasus ini, karena bentuk pidana yang muncul sudah jelas.
Dalam melaporkan kasus ini, Hamid mengaku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan bukti-bukti. Setelah itu, dilakukan diskusi untuk melangkah pada persoalan hukum. "Sangat masuk pidananya," tegas dia.
Bahkan, ungkap Hamid, pihaknya juga akan mendatangi Bawaslu (Badan Pengawasan Pemilihan Umum) Jawa Timur untuk melaporkan kasus fatwa fardhu ain. Menurut dia, semua pihak juga akan ditembusi supaya proses keadilan dan berdemokrasi berjalan dengan baik.
"Kami juga akan ke Bawaslu, kita akan melaporkan juga ke sana supaya ditindaklanjuti," ucapnya.
Fatwa itu dihasilkan dalam pertemuan sejumlah ulama di Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, yang diasuh KH Asep Saifuddin Chalim, 3 Juni lalu, dengan surat fatwa bernomor 1/SF-FA/6/2018. Hadir di pertemuan itu, Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
"Dari barang bukti kami, pertemuan itu juga dihadiri Ibu Khofifah," kata Hamid.
Para pendukung Khofifah – Emil, tambah Hamid, juga menyebutkan bahwa umat Islam yang tidak mendukung Khofifah sama dengan mengingkari Tuhan dan Rasul-Nya.
Menurut dia, fatwa itu tidak berbuntut panjang jika tidak menyebut nama orang, atau nama calon Pilkada, yakni Gus Ipul.
"Unsur pidananya, karena beliau (Kiai Asep) sudah menyebut nama, yakni Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Ini kan sama saja dengan pembunuhan karakter," terang Hamid.
Yang juga fatal, kata dia, dalam pertemuan di Mojokerto itu disampaikan bahwa Gus Ipul tidak pernah terdengar mengutip ayat-ayat suci Alquran. Ada tudingan Gus Ipul tidak pernah melontarkan ayat suci Alquran. "Padahal di mana-mana Gus Ipul tak terhitung jumlahnya memberi tausiyah yang di dalamnya mengutip ayat suci Alquran," ujarnya.
Abdul Hamid menyebut, fatwa fardhu ain memilih Khofifah itu telah membuat heboh publik, dan berpotensi memecah- belah umat. "Kami mendapat keluhan, umat resah, karena jika tidak memilih Khofifah-Emil, maka berdosa. Bahkan ada pernyataan mengkhianati Allah SWT dan Rasulullah jika tak mendukung Bu Khofifah," kata dia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Khofifah mengimbau agar jangan sampai karena berbeda pilihan nantinya persatuan dan kesatuan bangsa justru terganggu.
Baca SelengkapnyaKhofifah bertemu petinggi PDIP Said Abdullah membahas Pilkada Jawa Timur sebelum diusung Partai Gerindra.
Baca Selengkapnya"Jika tidak memilih AMIN saya meragukan ke-NU-annya," kata Cak Imin.
Baca SelengkapnyaKhofifah mengucapkan rasa terima kasih kepada partai yang dipimpin Zulhas atas dukungan yang diberikan kepada dirinya.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernar Jawa Timur Khofifah Indarparawansa mengaku nyaman berpasangan dengan Emil Dardak yang menjadi wakilnya
Baca SelengkapnyaPKS resmi mendukung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Jawa Timur 2024.
Baca SelengkapnyaPerindo mendukung Khofifah dan Emil lantaran track record keduanya yang baik dalam memimpin Jawa Timur lima tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSudah Dapat Dukungan Koalisi Prabowo, Khofifah Kini Mulai Dekati PDIP
Baca Selengkapnya“Jawa Timur aman, PKB menang di Jawa Timur," kata Cak Imin
Baca SelengkapnyaPAN, Gerindra, Golkar, dan Demokrat menyatakan kesiapannya untuk mendukung Khofifah di Pilgub Jatim.
Baca SelengkapnyaKhofifah juga meyakini kehadiran PKS maka sinergi dengan partai-partai yang sebelumnya sudah memberikan dukungan.
Baca SelengkapnyaSurat rekomendasi itu, diserahkan langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu
Baca Selengkapnya