Mengantisipasi Munculnya Paham Kekerasan di Dunia Pendidikan
Merdeka.com - Pendidikan karakter bagi generasi milenial bisa menjadi benteng munculnya sikap intoleransi dan radikalisme mengarah pada kekerasan. Untuk itu perlu peran semua pihak untuk mengawasi lembaga pendidikan agar tidak disusupi paham-paham menyimpang.
"Karena jangan sampai paham-paham kekerasan itu muncul dari kalangan tenaga pendidik," kata Pengamat Pendidikan Darmaningtyas dalam keteranganya, Jumat (3/5).
Menurutnya, pendidikan karakter itu sebetulnya lebih kepada menciptakan panutan. Dia mencontohkan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti memiliki karakter sangat kuat, meskipun secara formal tingkat pendidikannya tidak terlalu tinggi.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Bagaimana cara mengatasi kekerasan anak di sekolah? 'Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan,' kata Aris.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Gimana mencegah kenakalan remaja dengan agama? Memberikan pendidikan moral dan agama sejak dini. Hal ini bisa membantu remaja untuk memiliki nilai-nilai yang baik, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
-
Bagaimana cara melindungi anak dari kekerasan? 'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7). Selain itu, ajarkan anak untuk selalu bercerita jika ada yg menyakiti dirinya.
"Nah seperti itu memberikan contoh pada para generasi milenial karena secara tidak langsung karakter itu akan terbentuk pada diri seseorang," ujarnya.
Dia sangat menyesalkan bicara pendidikan karakter justru ada pejabat atau tokoh yang tersandung kasus korupsi. Dengan begitu, lanjutnya, akan susah bagi kaum milenial untuk mencari panutan.
Darmaningtyas mendorong agar generasi milenial mau membaca biografi para tokoh-tokoh atau founding father (pendiri bangsa) seperti Soekarno, Hatta, Syahrir dan sebagainya. Tenaga pendidik juga harus dibekali sehingga bisa memberikan ilmu positif kepada muridnya.
"Saya kira kalau mereka berminat untuk membaca buku atau biografi dari para tokoh-tokoh pendiri bangsa maka secara tidak langsung pendidikan karakter itu akan terbentuk," tuturnya.
Darmaningtyas mengatakan pendidikan karakter pada era sekarang ini harus berlandaskan pada kebudayaan di daerah. Tujuannya, agar generasi milenial bisa mengerti kerena budaya bangsa ini sangat melimpah.
"Sehingga pendidikan karakter itu nantinya akan kembali tumbuh pada jiwa para generasi milenial," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaMereka yang agresif akan menganggap bahwa sifat toleransi itu menunjukkan kelemahan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaKenakalan remaja adalah perilaku melanggar norma, aturan, atau hukum yang berlaku di masyarakat. Mencegahnya akan membantu menyelamatkan hidup mereka.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca Selengkapnya