Mengapa kaum terpelajar bisa adu jotos setelah debat soal Jokowi?
Merdeka.com - Masyarakat pengguna media sosial sempat dihebohkan oleh perkelahian antara Roysepta Abimanyu (pemilik akun @redinparis) dan Cipta Panca Laksana (pemilik akun @panca66) di kawasan Istora Senayan, Jakarta, Rabu (12/2) malam. Adu jotos adalah buntut dari perdebatan keduanya terkait isu mobil nasional yang merebak saat Presiden Jokowi mengunjungi pabrik Proton di Malaysia beberapa hari lalu.
Menanggapi hal itu, Psikolog Kasandra Putranto mengaku miris. Sebab kedua pelaku diketahui memiliki latar belakang pendidikan cukup tinggi.
"Ya menurut saya ini hasil pendidikan jangka panjang yang salah mulai dari pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal di keluarga," kata Kasandra saat dihubungi merdeka.com, Jumat (13/2).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Apa yang sebenarnya diunggah Jokowi di Instagram? Postingan tersebut diunggah pada 5 Oktober 2023. Sementara itu, bagian komentar juga dibanjiri dengan warganet yang meminta bantuan Jokowi untuk kembali mengangkat kasus Jessica-Mirna agar diusut tuntas.'Pak tolong angkat kasus jessica, ini kemauan rakyat,' tulis akun @scarlattinoj***.
-
Seperti apa kondisi rumah masa kecil Pak Jokowi? Rumah itu benar-benar terjaga keasliannya. Tak bisa dipungkiri beberapa bagian kayu sudah tampak keropos dan mengalami sedikit renovasi. Namun hal itu tak menghilangkan kesan klasik dari bangunan tersebut.
Melihat tayangan video tersebut Kasandra menilai kendati memiliki pendidikan tinggi pelajar terkait karakter bagaimana menyelesaikan masalah tidak pas. Selama menempuh pendidikan menurutnya, hanya meresapi soal kognitifnya dan bukan psikomotorik serta afektifnya.
"Kalau begitu mereka menyelesaikan masalah dengan ideologinya masing-masing bukan pancasila. Padahal kalau mereka memang sadar, Pancasila itu kan jelas-jelas dasar negara yang mengandung keinginan setiap negara," kata dia.
Meski pendidikan tinggi tak menjamin kelakuan seseorang tapi dia menyayangkan sikap keduanya dalam menyelesaikan masalah. Terlebih masalah tersebut hanya disebabkan masalah sepele.
"Ini hanya salah satu potret dari banyak masalah yang sama. Ke depan saya berharap semua belajar menyelesaikan masalah dengan santun dan berbudaya bukan cara-cara kekerasan seperti itu," tandasnya.
Seperti diberitakan, adu jotos atau twitwar gara-gara perdebatan soal mobil nasional dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berujung adu jotos di Istora Senayan antara @panca66 dan @redinparis ternyata menjadi tontonan rekan-rekan mereka. Bahkan, kejadian itu diabadikan dengan kamera ponsel baik foto maupun video yang diunggah ke Youtube dengan judul 'Duel @panca66 vs @redinparis di Istora Senayan'.
Setelah ditelusuri merdeka.com latar belakang kedua pelaku ternyata bukan orang sembarangan. Baik panca maupun Roysepta merupakan seorang terpelajar yang berpendidikan cukup tinggi.
Panca mengaku sebagai pengusaha yang bergerak di bidang event organizer. Sarjana dari salah satu institut di Jakarta ini pernah menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di ibu kota. Dia juga pernah berkarier di perusahaan televisi lebih dari 20 tahun.
Sementara itu, Coy, demikian Roysepta biasa disapa kawan-kawannya, pernah menempuh studi di salah satu perguruan tinggi di Prancis. Coy juga tercatat pernah menjadi pengurus pusat partai politik beraliran kiri pada Pemilu 1999.
Partai radikal itu sudah bubar, setelah sejumlah pentolannya diculik penguasa Orde Baru. Kini, Coy bekerja di salah satu LSM asing. Dia juga kerap hadir dalam sejumlah acara relawan Jokowi-JK.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan tidak semua data keamanan negara bisa dibuka sembarangan.
Baca SelengkapnyaAnies mempertanyakan siapa dimaksud Jokowi yang melakukan penyerangan secara personal.
Baca SelengkapnyaHasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaDia menyebut debat menjadi wadah untuk masyarakat mengetahui bagaimana isi kepala dari calon pemimpinnya nanti.
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM soal dirinya dinobatkan jadi alumni paling memalukan
Baca SelengkapnyaBenarkah Jokowi meminta agar tidak memilih capres nomor 2? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaAkademisi, Rocky Gerung menantang, Capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan untuk berdebat di kampus.
Baca SelengkapnyaSaling serang dalam debat tidak masalah, tetapi yang diserang adalah kebijakannya.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, kata Jokowi, yang disajikan dalam tahun politik adalah pertarungan gagasan.
Baca SelengkapnyaWarganet dihebohkan dengan aksi dua pria di Palembang yang saling tantang di media sosial. Pemicunya karena keduanya berbeda pilihan pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya