Mengejar Pentolan Rusuh Aksi 21-22 Mei 2019
Merdeka.com - Selasa 21 Mei 2019 sekitar pukul 01.45 Wib, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. KPU pun menetapkan pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin pasangan capres dan cawapres terpilih. Jokowi-Maruf mengungguli perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi.
Pengumuman KPU ini mengundang tanda tanya, KPU mengumumkannya dini hari, saat sebagian manusia sudah terlelap.
Sontak pengumuman tersebut mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Pagi harinya, KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) digeruduk oleh masyarakat yang mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
-
Kapan Apel Pengamanan Kampanye Pemilu? Apel itu dalam rangka pengamanan kampanye Pemilu 2023-2024.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Bagaimana cara agar Pemilu damai? Pemilu yang dilakukan secara damai dapat menghasilkan keputusan yang adil dan demokratis.
-
Apa yang terjadi pada saat masa tenang Pemilu 2024? Masa tenang dari 11 s.d. 13 Februari 2024.
-
Kapan massa menggeruduk Kantor KPU Jayapura? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
Aksi di depan gedung KPU dan Bawaslu berjalan damai hingga sekitar pukul 21.00 Wib. Aparat kepolisian memberikan waktu lebih lama kepada demonstran untuk menyampaikan aspirasi. Biasanya demonstran akan dibubarkan pukul 18.00 Wib.
Usai aksi di depan Gedung KPU dan Bawaslu berjalan lancar, kerusuhan tiba-tiba terjadi. Sekitar pukul 23.00 Wib, massa yang tak dikenal muncul dan membuat kerusuhan di beberapa titik di Jakarta. Seperti di Tanah Abang, KS Tubun dan sekitarnya.
Kerusuhan terus berlangsung hingga keesokan harinya. Bahkan, asrama Brimob di Petamburan ikut diserang. Massa melempari asrama Brimob dengan bom molotov.
Kejadian rusuh 21 dan 22 Mei ini memakan korban jiwa hingga sembilan orang. Polisi pun sudah menangkap para pelaku yang diduga sebagai provokator.
Sebanyak 447 orang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Republik Indonesia. Menurut Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, sebagian dari mereka akan menjalani persidangan.
Dedi mengatakan, pihaknya kini tengah memburu pria berinisial YN yang diduga sebagai komandan atau pentolan rusuh 21-22 Mei 2019 lalu. YN pun masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
"Ada satu juga masih dalam pengejaran, YN patut diduga sebagai komando perusuh, maka diterbitkan surat DPO," kata Dedi, Jumat, 5 Juli 2019.
Menurut Dedi, polisi mengidentifikasi komandan kerusuhan 21-22 Mei 2019 dengan menganalisa 704 data visual CCTV. Ciri dari komandan perusuh pada aksi 21-22 Mei 2019 ini memiliki tiga narasi utama digunakan, yakni kata bakar, kata lempar dan kata serang.
"Tiga narasi itu yang kerap disebutkan," jelas Dedi.
Dedi Optimis, bila YN itu ditemukan, maka tokoh intelektual diduga bermain dalam aski 21-22 Mei di Jakarta dapat terungkap.
Seperti dijelaskan Polri sebelumnya, bahwa aksi 21-22 Mei 2019 terjadi karena telah dirancang sedemikian rupa. Kerusuhan terjadi bukan semata aksi spontanitas massa, melainkan ada aktor-aktor di dalamnya.
Beberapa hal telah teridentifikasi polisi jauh sebelum aksi, seperti penangkapan terorisme JAD di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bekasi. Polri juga menemukan pengakuan salah satu jihadis Abu Hamzah yang menyatakan akan melakukan penyerangan 21-22 Mei ketika massa berkumpul.
Kemudian, polisi juga telah mengendus sejumlah kelompok lain di luar kelompok terorisme yang diduga ingin memanfaatkan momentum dengan menciptakan martir.
Karenanya, polri dengan sigap melakukan penangkapan terhadap tersangka S yang menyelundup senjata dari Aceh ke Jakarta, dan tersangka KZ yang diduga bermain bersama enam tersangka lainnya dengan penyitaan empat senjata api rakitan yang sebagai alat bukti.
Salah satu korban meninggal atas aksi rusuh 21-22 Mei adalah Harun Rasyid. Harun meninggal karena tertembak. Polri pun sudah mengantongi identitas dari penembak Harun.
Investigasi Polri menyebut ciri fisik pelaku berpostur sekira 170 cm. Diketahuinya postur tersebut berdasarkan arah tembakan yang dilakukan pelaku terhadap Harun.
"Karena (lokasi) arahnya miring, kemudian arahnya (dari lintasan peluru) lurus mendarat, karena posisinya ada trotoar agak tinggi, jadi diduga pelaku ini juga agak tinggi," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto.
Selain perkiraan tinggi badan, polisi juga menduga penembak Harun Rasyid berbadan kurus, rambut lurus agak panjang, dan warna kulit wajah agak hitam.
"Ciri-ciri ini berdasarkan keterangan saksi di TKP yang sudah diperiksa," jelas Suyudi.
Sementara, kata Suyudi, polisi telah melakukan otopsi terhadap jasad Harun Rasyid. Hasilnya, ada temuan proyektil peluru berukuran 9x17 mm. Namun dia membantah jika proyektil tersebut berasal dari selongsong senjata milik Polri.
Harun meninggal pada saat ada kerusuhan 22 Mei di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat, satu dari 9 titik ricuh dalam demo 21-22 Mei.
Reporter: Fachrur Rozie
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa pun akhirnya membubarkan diri. Akses jalan depan KPU kembali dibuka.
Baca SelengkapnyaMassa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.
Baca SelengkapnyaMassa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMahasiswa dan masyarakat menggelar demo di gedung DPR/MPR, Kamis 22 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaMassa dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar demonstrasi
Baca SelengkapnyaTerlihat Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro memimpin langsung upaya pembubaran massa.
Baca Selengkapnya“Menyiagakan 957 personel mengamankan dan melayani kegiatan pada unjuk rasa pada hari ini,” kata Kombes Susatyo
Baca Selengkapnya