Mengemis di Balikpapan, biksu asal China diamankan petugas Imigrasi
Merdeka.com - Biksu asal China, Cui Huaqiang diamankan petugas imigrasi lantaran tepergok mengemis di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Dari tangannya didapat uang hampir Rp 2 juta. Belakangan diketahui, dokumen kebiksuannya diduga dipalsukan.
Cui diamankan 29 Juni 2017 setelah petugas menemukannya tengah mengemis ke kawasan pertokoan Balikpapan. Sebelumnya, keberadaan biksu itu terlihat rutin mengemis, dan akhirnya masyarakat melapor ke petugas imigrasi.
"Masyarakat yang menginformasikannya ke kita. Begitu biksu melihat kita meski berpakaian bebas, dia berupaya menghindar. Setelah kita tahan di kantor imigrasi, hari ini kita titipkan dia (Cui Huaqiang) ke rumah detensi di Teritip Balikpapan," kata Kasubsi Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan Bismo Surono, kepada merdeka.com, Selasa (7/4).
-
Apa saja harta yang dimiliki pengemis kaya? Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Kenapa pengemis kaya raya ini menyembunyikan kekayaannya? Pengemis juga identik dengan kemiskinan. Akan tetapi, setidaknya ada lima pengemis yang sempat viral lantaran ternyata mereka punya banyak harta. Terlebih harta dan aset para pengemis kaya ini tidak mewakili kondisinya.
-
Kenapa Eng Sin mencari uang di Wihara Dharma Bakti? Eng Sin mengaku sudah bertahun-tahun mencari uang di Wihara Dharma Bakti. Hanya sekadar untuk mencukupi makan sehari-hari dan biaya indekos sebesar Rp250 ribu per bulan.
Saat diamankan, petugas memeriksa isi tas biksu Cui dan menemukan uang tunai diduga hasil mengemis. "Ada uang hampir Rp 2 juta," ujar Bismo.
"Di kantor, kembali kita interogasi. Dia tiba di Balikpapan melalui Jakarta, pada 13 Juni dengan visa kunjungan atau on travel. Di Balikpapan, dia tinggal di penginapan. Alasan mengemis, pengakuannya untuk biaya pulang ke China," tambahnya.
Petugas imigrasi langsung berkoordinasi dengan umat Budha baik di Vihara maupun Klenteng. "Dari dokumen-dokumen sertifikat biksu yang dia (Cui Huaqiang) punya, ternyata tidak benar," ungkapnya.
Masyarakat umat Budha juga menyebutkan, di Jakarta ada 4 biksu yang jadi DPO. Dikhawatirkan, ini salah satunya. Polisi masih mendalami tujuan kedatangan biksu itu ke Balikpapan.
Diduga, Cui telah menyalahi aturan keimigrasian berdasarkan pasal 132 Undang-undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Cui pun dihadapkan pada sanksi denda dan deportasi, sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.
"Jadi keberadaan dia sekarang sambil menunggu proses pengadilan pro justicia. Yang jelas, peran serta aktif masyarakat untuk mengawasi bersama-sama keberadaan orang asing di sekitar, terus kita harapkan," kata Bismo. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaDia melakukan pencurian di saat Korea Selatan mengalami krisis keuangan tahun 1997.
Baca SelengkapnyaDia membawa sebuah kantong kresek hitam besar. Isinya, ternyata ada uang senilai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaDi dalam tas NY petugas melihat ada uang Rp15.328.200
Baca SelengkapnyaBukannya mengembalikan, sopir taksi tersebut malah membawa tas milik WNA Perancis ke rumah.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBuronan interpol asal China tersebut diduga menipu ribuan korbannya melalui skema ponzi.
Baca SelengkapnyaPengejaran terhadap mantan Walikota itu adalah bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Filipina.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan fakta baru dari terduga pelaku penyanderaan bocah perempuan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) Pejaten, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaUntuk alasan mereka mengemis karena kehabisan dana atau uang saat liburan di Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaTas pemudik yang berisi uang ratusan juta rupiah itu tertinggal tergantung di sebuah toilet rest area.
Baca Selengkapnya