Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal alat musik tradisional Rinding Gumbeng asal Gunungkidul

Mengenal alat musik tradisional Rinding Gumbeng asal Gunungkidul Rinding Gumbeng. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Tak banyak yang tahu bahwa di Gunungkidul, DIY ada sebuah alat musik tradisional bernama Rinding Gumbeng. Rinding Gumbeng merupakan alat musik musik tiup yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu.

Rinding Gubeng diperkirakan sudah dimainkan sejak ratusan tahun yang lalu. Tak ada literatur pasti yang menyebutkan kapan alat musik Rinding Gumbeng mulai dikenal oleh masyarakat Gunungkidul. Masyarakat Gunungkidul hanya mengenal Rinding Gumbeng secara turun menurun dari sejarah lisan yang diceritakan oleh para sesepuh.

Salah satu yang masih melestarikan dan memainkan Rinding Gumbeng adalah Sri Hartini (48), warga Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul. Setiap Jumat malam, Sri Hartini bersama dengan warga Dusun Duren lainnya, aktif berlatih dan memainkan Rinding Gumbeng.

Sri Hartini menceritakan bahwa awal mula alat musik Rinding Gumbeng dikenal karena dimainkan saat panen hasil bumi. Saat panen, masyarakat Gunungkidul biasanya mengarak hasil bumi dan Dewi Sri keliling kampung sembari memainkan Rinding Gumbeng. Dalam mitologi Jawa, Dewi Sri dikenal sebagai dewi kesuburan. Dengan mengarak hasil bumi, diharapkan hasil panen berikutnya akan lebih baik dan melimpah hasilnya.

"Masyarakat percaya ketika memainkan Rinding Gumbeng, Dewi Sri akan turun ke bumi. Merasa terhibur oleh permainan Rinding Gumbeng, Dewi Sri akan memberikan kesuburan kepada tanaman dan akan membuat hasil panen bertambah," jelas Sri Hartini, Kamis (20/4) yang lalu.

Selain dimainkan saat panen hasil bumi, Rinding Gumbeng, lanjut Sri Hartini, juga dimainkan saat upacara Sadranan atau Ruwahan. Acara ini biasanya diadakan pada bulan Ruwah, sebuah bulan dalam kalendar penanggalan Jawa.

"Biasanya dimainkan saat Ruwahan hutan rakyat Wonosadi, Ngawen, Gunungkidul. Ruwahan ini digelar setahun sekali," papar Sri Hartini yang merupakan Ketua Kelompok Ngudi Lestari yang merupakan pengelola dan pengawas Hutan Rakyat Wonosadi.

Sri Hartini menjelaskan bahwa untuk membuat Rinding Gumbeng tak bisa menggunakan bambu sembarangan. Bambu khusus yang digunakan adalah bambu Begung. Selain itu juga dibutuhkan pelepah aren.

"Dibuat dengan bambu. Panjangnya sekitar 25 cm dan tebal 2 mm. Di tengah belahan bambu diberi lubang, dan dibuat seperti jarum dengan panjang 20 an cm. Ujungnya diberikan tali untuk menarik. Sedang sisi lainnya sebagai pegangan," terang Sri Hartini.

Sri Hartini menguraikan bahwa untuk memainkan Rinding caranya cukup unik. Rinding diletakkan di bibir kemudian mulut sedikit membuka. Lalu pemain mengeluarkan suara dari dalam leher. Nanti jarum yang ada di tengah rinding akan bergetar dan muncul suara. Sedangkan Gumbeng adalah alat untuk mengiringi Rinding. Gumbeng terbuat dari bambu yang dibeberapa bagiannya diberi lubang.

"Rinding tidak punya nada-nada seperti piano atau seruling. Bunyi yang dikeluarkan tergantung dari perasaan pemainnya. Pemainnya sendiri bisa berjumlah empat atau lima orang. Masing-masing memegang rinding, kemudian dua gumbeng. Kadang ada satu orang penyanyi melantunkan lagu," tutur Sri Hartini.

Meskipun masih kerap dimainkan di Dusun Duren tetapi Sri Hartini mengeluhkan bahwa saat ini tak banyak generasi muda yang mau aktif dan terlibat kesenian Rinding Gumbeng. Padahal saat ini, setiap beberapa bulan sekali grup Rinding Gumbeng asal Dusun Duren ini rutin tampil dalam festival musik di Yogyakarta. Untuk menarik peminatnya, saat memainkan Rinding Gumbeng juga dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya.

"Kami terus berupaya agar generasi muda mau memainkan alat musik Rinding Gumbeng ini. Kami terus mengajak kepada anak muda untuk melestarikan alat musik asli Gunungkidul ini," pungkas Sri Hartini.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menelusuri Asal-usul Alat Musik Gambus, Pengaruh Budaya Timur Tengah yang Kental Nuansa Islam
Menelusuri Asal-usul Alat Musik Gambus, Pengaruh Budaya Timur Tengah yang Kental Nuansa Islam

Alat musik dari Timur Tengah ini mirip dengan gitar pada umumnya, dimainkan dengan cara dipetik dan terdiri dari 3 sampai 12 senar.

Baca Selengkapnya
Mengenal Seni Gejog Lesung, Wujud Kegembiraan Kaum Petani di Yogyakarta setelah Masa Panen
Mengenal Seni Gejog Lesung, Wujud Kegembiraan Kaum Petani di Yogyakarta setelah Masa Panen

Perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kromong, Alat Musik Khas Desa Mandiangin Jambi yang Mirip Gamelan
Mengenal Kromong, Alat Musik Khas Desa Mandiangin Jambi yang Mirip Gamelan

Kromong sendiri adalah sejenis alat musik kelintang berbahan dasar perunggu yang berfungsi sebagai media komunikasi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rontek Perpaduan Musik Tradisional dan Modern Khas Pacitan, Awalnya untuk Bangunkan Orang Sahur
Mengenal Rontek Perpaduan Musik Tradisional dan Modern Khas Pacitan, Awalnya untuk Bangunkan Orang Sahur

Warga Pacitan punya cara unik membangunkan sahur yakni pakai kesenian rontek. Kini, rontek bisa dinikmati sebagai musik atraktif yang menghibur.

Baca Selengkapnya
Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah

Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.

Baca Selengkapnya
Gambus Selodang, Indahnya Lantunan Musik Melayu Riau Penuh Makna Filosofis
Gambus Selodang, Indahnya Lantunan Musik Melayu Riau Penuh Makna Filosofis

Alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik mirip gitar ini sudah menjadi identitas kebudayaan Melayu yang berkembang di daerah Riau.

Baca Selengkapnya
Serunya Pertunjukan Angklung Caruk Banyuwangi, Lomba Curi Perhatian Tampilkan Lagu dan Tarian Meriah
Serunya Pertunjukan Angklung Caruk Banyuwangi, Lomba Curi Perhatian Tampilkan Lagu dan Tarian Meriah

Salah satu seni pertunjukan paling meriah di Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kompang, Alat Musik dari Jazirah Arab yang Populer di Tanah Melayu Riau
Mengenal Kompang, Alat Musik dari Jazirah Arab yang Populer di Tanah Melayu Riau

Alat musik sejenis gendang ini begitu populer di tanah Melayu khususnya Riau.

Baca Selengkapnya
Kondisinya Terbengkalai di Tengah Hutan, Begini Cerita Makam Sinden Berusia Ratusan Tahun di Kebumen
Kondisinya Terbengkalai di Tengah Hutan, Begini Cerita Makam Sinden Berusia Ratusan Tahun di Kebumen

Tak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri

Baca Selengkapnya
Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong
Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong

Melagukan pantun jadi ciri unik kesenian asli Betawi ini

Baca Selengkapnya
Mengenal Gonrang Sipitu-pitu, Alat Musik Tradisional Simalungun yang Penting dalam Upacara Kematian
Mengenal Gonrang Sipitu-pitu, Alat Musik Tradisional Simalungun yang Penting dalam Upacara Kematian

Gonrang Sipitu-pitu salah satu alat musik Tradisional dari Simalungun yang terdiri 7 buah gendang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gendang Pampat, Musik Tradisional Suku Dayak Iban Sebagai Simbol Rasa Syukur
Mengenal Gendang Pampat, Musik Tradisional Suku Dayak Iban Sebagai Simbol Rasa Syukur

Permainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.

Baca Selengkapnya