Mengenal Apa Itu Imunisasi dan Manfaatnya
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menyatakan pandemi Covid-19 menyadarkan semua pihak bahwa imunisasi sangat penting. Imunisasi merupakan upaya untuk menimbulkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit.
"Sehingga kalau nanti dia terpapar dari penyakit itu maka dia tidak akan sakit atau kalaupun sakit maka dia sakitnya jadi ringan," kata Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes RI, Prima Yosephine, Senin (11/4).
Prima mencontohkan orang yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Mereka masih bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 itu, namun gejala yang dialami cenderung ringan bahkan tanpa bergejala.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
"Bahkan kalau dilihat di rumah sakit, orang yang lengkap imunisasinya maka dia lebih pendek perawatannya," imbuhnya.
Manfaat Imunisasi
Prima menyebut ada tiga manfaat imunisasi. Pertama, dapat memproteksi atau melindungi diri sendiri dari ancaman penyakit. Kedua, dapat menimbulkan kekebalan bagi kelompok yang berada di sekitarnya atau lebih dikenal herd immunity.
"Jadi kalau ada 1-2 orang yang tinggal di dalam lingkungan yang sebagian besar orang tersebut sudah mendapatkan imunisasi dan sudah terbentuk kekebalan, maka orang ini pun bisa menerima manfaat dari imunisasi yang didapatkan orang di lingkungan itu," jelasnya.
Ketiga, imunisasi dapat memberikan manfaat untuk lintas kelompok. Dia mengambil contoh vaksinasi Rubella pada kelompok anak, mulai bayi, balita, hingga anak usia sekolah. Jika kelompok ini sudah divaksinasi Rubella, maka dapat memberikan proteksi bagi wanita usia subur yang berada di lingkungan sekitar.
"Kenapa begitu? Karena anak-anak ini kelompok terbesar yang terinfeksi oleh virus Rubella. Kalau anak-anak ini sudah kebal, maka akan terputus rantai penularan. Jadi anak-anak itu tidak terinfeksi dan dia juga tidak menularkan kepada kelompok usia di luarnya," paparnya.
Perlu Imunisasi Lanjutan
Menurut Prima, penelitian terbaru menunjukkan bahwa imunisasi tak cukup dengan hanya dasar lengkap. Dibutuhkan imunisasi lanjutan kepada kelompok anak yang lebih tua. Hasil penelitian ini sudah sudah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Sehingga sekarang ada perubahan paradigma tidak lagi hanya mengejar imunisasi dasar lengkap tapi mengejar imunisasi rutin lengkap," ujarnya.
Berikut rincian tahapan imunisasi:
Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan:HBO 1 dosisBCG 1 dosisDPT-HB-Hib 3 dosisPolio tetes (CPV) 1 dosisPolio suntik (IPV) 1 dosisCampak Rubela 1 dosis
Imunisasi lanjutan Baduta pada anak usia 18-24 bulan:DPT-HB-Hib 1 dosisCampak Rubela 1 dosis
Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar/sederajat pada program tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah):Campak Rubela dan DT (Difteri dan Tetanus) pada anak kelas 1Td (Toksoid Difteri) pada anak kelas 2 dan 5.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca Selengkapnya