Mengenal batu akik bulu macan, bikin pemakainya berwibawa bak macan

Merdeka.com - Batu akik jenis Bulu Macan sedang ramai dicari oleh para kolektor di Tanah Air. Harganya pun menjadi melangit, hal itu karena jenis dan jumlahnya yang terbatas.

Batu mulia jenis Bulu Macan berasal dari Lumajang, Jember dan Bondowoso. Bentuknya yang mengkilap bermotif serabut menyerupai bulu macan.

"Ada dua jenis yaitu kembang dan rambut atau bulu monyet. Kalau yang kembang bulu-bulunya bertumpuk, kalau yang bulu monyet seperti rambut biasa," kata Ahmad Haji, kolektor batu akik di Malang, Selasa (3/3).

Aji, demikian biasa dipanggil, mengaku sudah lima tahun menekuni dunia batu mulia. Beberapa koleksinya di antaranya jenis Bulu Macan. Terakhir, dirinya menjual dengan harga Rp 1,5 Juta, tetapi pembeli barangnya itu berhasil menjual dengan harga Rp 10 Juta.

"Sekarang semakin dicari, kisaran harganya Rp 5 juta, tetapi juga tergantung besar kecil batu. Batu yang besar harganya bisa sampai Rp 20 juta. Laku juga," katanya.

"Asal batu bulu macan ini proses dari endapan tebu sampai ratusan tahun. Karenanya banyak ditemukan di daerah Lumajang, Jember dan Banyuwangi," katanya.

Soal harga Aji menjelaskan, kalau tidak ada patokan tertentu soal penentuan harganya. Seorang kolektor yang sudah benar-benar menyukai biasanya berani dengan harga berapapun. Tetapi barang yang mahal memiliki ciri-ciri tertentu.

"Yang mahal bulunya bisa bergerak ke segala arah. Dasar batunya hitam gelap, sehingga terlihat keras. Bulu yang terlihat bergerak ke semua arah, bisa ke atas ke bawah, ke kanan ke kiri," katanya.

Agus Slamet, ketua paguyuban Setio Tuhu Gemstone mengungkapkan, dari sisi spiritual sebagian orang percaya kalau akik jenis bulu macan diyakini memiliki kekuatan gaib untuk kewibawaan dan kekebalan. Seperti Harimau atau macan pemakainya dipercaya akan memiliki kekuatan laksana hewan bertaring dan berkuku itu.

"Sebagian orang percaya yang seperti itu (supranatural), karena sebagian penikmat batu akik juga terseret pada urusan spiritual. Tidak sedikit mereka mendapatkannya juga dari proses ritual dan gaib," kata Agus. (mdk/hhw)