Mengenal budaya Matung, gotong royong sembelih sapi untuk Lebaran
Merdeka.com - Budaya Matung secara turun-temurun berkembang di masyarakat Lamongan, Jawa Timur, khususnya masyarakat pesisir laut. Warga secara bergotong royong akan menyembelih sapi untuk memenuhi kebutuhan daging menyambut Lebaran Idul Fitri.
Istilah Matung berasal dari kata patungan yakni beberapa orang yang mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli sapi. Setelah disembelih, daging kemudian dijual secara eceran pada masyarakat sekitar.
Sumulyo (60) menceritakan, masyarakat sudah terbiasa membeli daging lewat cara matung. Kebiasaan itu sudah turun-temurun, bahkan tidak tahu sejak kapan budaya itu dimulai.
-
Bagaimana cara berkurban dengan sapi? Qurban satu ekor sapi ternyata bisa dilakukan secara berserikat atau lebih dari satu orang. Satu ekor sapi atau kerbau bisa maksimal untuk tujuh orang shohibul qurban.
-
Kenapa warga Desa Sruni merayakan Lebaran Sapi? Bagi warga Desa Seruni, tradisi seperti ini dipercaya bisa memperlancar rezeki. Tradisi ini juga merupakan wujud syukur dari Tuhan yang maha Kuasa karena telah memberi rezeki berupa sapi yang mereka pelihara.
-
Siapa yang menyerahkan sapi kurban? Setelah selesai, penampilannya berganti menjadi pakaian muslim berwarna hijau sage dengan kerudung putih, menambahkan pesona dalam setiap langkahnya. Setelah salat ied selesai, Titiek Soeharto turut serta dalam tradisi menyerahkan sapi kurban dari keluarga besar Soeharto.
-
Bagaimana tradisi Lebaran Sapi dilakukan di Desa Sruni? Tradisi Lebaran ketupat sendiri digelar rutin oleh warga sepekan setelah Idulfitri dengan cara mengarak sapi berkeliling dusun. Sebelum diarak sapi dimandikan, diberi wewangian, dan kemudian diberi kalung ketupat. Acara semakin meriah karena arak-arakan diawali dengan gunungan hasil bumi dan berbagai kesenian. Tak ketinggalan, ratusan warga ikut serta dalam acara tersebut dengan membawa ketupat.
-
Kenapa rendang daging sapi cocok untuk Lebaran? Sebagaimana diketahui, Lebaran identik dengan acara kegiatan silaturahmi. Biasanya, umat Islam akan datang dari satu rumah ke rumah lainnya untuk silaturahmi.
-
Apa yang dilakukan sapi kurban di Yogyakarta? Viral Sapi Kurban Ngamuk di Jogja, Seruduk Orang dan Rusak Rumah Warga Sapi kurban dikabarkan mengamuk di wilayah Yogyakarta. Akibatnya satu orang diseruduk dan satu bangunan rusak.
"Kalau saya sekitar 10 tahun terakhir, tetapi bapak dan mbah-mbah saya sudah melakukan ini," kata Sumulyo di sela memotong sapi di Dusun Widhe, Desa Sedangharjo, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Selasa (5/7).
Sumulyo yang juga seorang jagal mengungkapkan, dua cara proses membelian sapi matung, yakni sapi dibeli secara patungan atau disediakan jagal. Bedanya, kalau sapi disediakan jagal keuntungannya masih harus dibagi lagi dengan jagal.
Tetapi kalau dibeli oleh para pematung, cukup dibagi beberapa orang tersebut. Besar kecilnya keuntungan para pematung tergantung kejelian tafsiran harga sapi.
Matung sendiri selalu dilaksanakan sehari sebelum Idul Fitri, tetapi jauh sebelumnya sudah tersebar kabar orang-orang yang akan matung. Warga sudah tahu lokasi penyembelihan, bahkan harga daging per kilogramnya.
Saat hari penyembelihan, warga akan berbondong-bondong datang ke lokasi, menyaksikan penyembelihan dan antri mengambil daging pesanan. Warga yang sudah memesan akan mendapat prioritas, sementara yang lain akan masuk daftar cadangan.
Suliono (32) warga Desa Lembor, Kecamatan Brondong mengaku mengantre sejak pukul 05.30 WIB, saat sapi mulai disembelih. Ia bersama istrinya telah mendatangi tiga pematung, namun jatah sudah habis.
Keluarga Suliono berniat membeli 3 Kg daging dan 1 Kg balungan (tulang) yang akan dibagi dengan keluarga mertuanya. Sudah kebiasaan untuk menyambut Idul Fitri, menikmati masakan berbahan daging.
"Tadi di sana harganya Rp 120 ribu, tetapi di sini dapat Rp 110 ribu per kilogram," katanya.
Karimah (60) warga Dusun Pambon, Desa Brengkok mengaku lebih suka membeli daging dengan cara matung. Alasannya, dagingnya masih segar, selain itu lebih murah dan tidak jauh-jauh harus ke pasar.
"Gotong-royong juga, untungnya untuk tetangga sendiri," tegas Karimah yang membeli daging lebih banyak untuk kegiatan usai salat Idul Fitri.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suasana hangat terasa di salah satu desa di Gunungkidul saat Iduladha.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Adha di Masjid Jami Daarul Falaah tahun ini berjalan lancar dan penuh berkah.
Baca SelengkapnyaBiasanya tradisi ini dilaksanakan ketika hari raya Idulfitri. Namun di Aceh, Meugang juga berlaku untuk merayakan hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaMengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian.
Baca SelengkapnyaBiasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka tentunya menjadi perhatian warga. Tak sedikit yang meminta foto bareng bersama.
Baca SelengkapnyaDari jumlah tersebut, total daging kurban yang terkumpul beratnya mencapai lebih dari 25 ton.
Baca SelengkapnyaMasjid Istiqlal menyembelih hewan kurban hari ini, Selasa (18/6).
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPasangan selebriti Lesti Kejora dan Rizky Billar kembali mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca Selengkapnya