Mengenal Happy Hypoxia, Gejala Orang Terinfeksi Covid-19
Merdeka.com - Dokter Spesialis paru, Erlina Burhan menjelaskan mengenai gejala Happy Hypoxia. Istilah tersebut merupakan gejala yang dialami pasien Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
"Jadi Happy hypoxia adalah gejala yang dialami pasien Covid, jadi bukan penyakit sendiri, istilah. Kalau Covid-nya menular, tapi kalau Happy Hypoxianya tidak, karena happy hypoxia kondisi beberapa pasien Covid-19," kata dia dalam diskusi BNPB, Rabu (16/9).
Erlina menuturkan, Hypoxia terjadi karena kurangnya oksigen di dalam darah. Mestinya, bila kurang oksigen di dalam darah maka orang akan bergejala sesak. Tetapi ini tidak terjadi pada beberapa pasien Covid.
-
Kenapa sesak napas bisa terjadi? Sesak napas bisa terjadi karena berbagai penyebab, baik fisik maupun psikis.
-
Apa penyakit yang bisa menyebabkan sesak napas? Penyakit yang menyebabkan sesak napas merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.
-
Kapan sesak napas bisa terjadi? Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis).
-
Siapa yang bisa mengalami dada sesak? Dada sesak merupakan kondisi yang cukup umum dialami oleh banyak orang.
-
Kenapa dada sesak bisa terjadi? Dada sesak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah ringan hingga kondisi medis yang serius.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
"Karena diketahui pada kondisi ini terjadi kesusahan pada saraf yang menghantarkan sensor sesak ke otak sehingga otak tidak memberikan respon, jadi otak tidak bisa mengenali bahwa ada kejadian kurang oksigen di darah," terangnya.
Erlina menjelaskan, bila orang normal kekurangan oksigen di darah biasanya akan ada sinyal ke otak bahwa tubuh kekurangan oksigen. Oleh sebab itu, otak akan memberikan perintah ke tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya dengan cara orang bernapas cepat sehingga akan terlihat sesak.
"Tapi pada beberapa pasien Covid ini tidak terjadi, karena terjadi kerusakan pengiriman sinyal ke otak," ucapnya.
Dia menceritakan jurnal sekitar bulan April dan Mei yang disebut Silent Hypoxia. Di situ dilaporkan, ada kasus laki-laki usia 60 tahun yang bergejala Covid dan lama kelamaan batuknya makin bertambah. Kondisinya makin lemah tapi anehnya tidak merasakan sesak.
"Pasien makin lemah tetapi pasien ini anehnya tidak sesak, masih bisa melakukan kegiatan sehari hari, masih bisa mandi, makan, menonton tv, tersenyum, menelpon, jadi tidak kelihatan sesak ini slah satu pasien yang dilaporkan mengalami Happy Hypoxia," tuturnya.
Selain tidak sesak, gejala Hypoxia ialah batuk yang menetap atau terus menerus. Kemudian, makin lama makin lemas lantaran darah yang beredar di tubuh kurang oksigen.
"Ini biasanya pasien makin lemah, biasanya pasien ini satu satunya butuh oksigen dan harus dibawa kerumah sakit," kata dia.
Menurutnya, gejala Covid-19 sangat bervariasi mulai dari kehilangan penciuman, pusing dan batuk. Tapi, bila gejalanya makin bertambah terutama batuk terus menerus, ada kelainan di paru-parunya cukup luas dan salah satu gejala yang harus diwaspadai.
"Dan biasanya kalau sudah terjadi Hypoxia dalam waktu cukup lama pasien akan mengalami penurunan kesadaran dan biasanya akan fatal akibatnya," kata dia.
Dia menambahkan, untuk mengetahui Hypoxia atau tidak bisa melakukan analisis gas darah di rumah sakit. Paling sederhana, bisa menggunakan alat pulse oksimetri.
"Diagnosisnya degan melakukan analisis gas darah di rumah sakit, ini untuk melihat kadar, tekanan oksigen di dalam darah, tapi kalau di rumah, yang paling sampel kita pakai pulse oksimetri yang dimasukkan ke dalam jari dan akan keluar saturasi oksigen berapa," tandasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah kipas angin dapat menjadi penyebab paru-paru basah? Berikut jawabannya.
Baca SelengkapnyaSimak cara mengatasi dada sesak dengan aman beserta panduan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSesak napas bukanlah suatu kondisi yang dapat diabaikan, karena dapat menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pernapasan atau organ tubuh lainnya.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.
Baca SelengkapnyaNamun, vaksin influenza belum menjadi kebijakan pemerintah sehingga masyarakat yang ingin vaksinasi harus membayar mandiri.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, tidak ada imbauan atau persiapan khusus bagi puskesmas dan rumah sakit dalam menangani HMPV.
Baca SelengkapnyaBanyak orang bertanya-tanya apakah sesak napas bisa sembuh sepenuhnya atau hanya dapat dikelola dengan perawatan.
Baca SelengkapnyaHipotermia merupakan kondisi ketika tubuh lebih cepat kehilangan panas dibandingkan panas yang dihasilkan.
Baca Selengkapnya