Mengenal HEPA, Protokol Kesehatan di Pesawat
Merdeka.com - Bepergian selama masa pandemi Covid-19, masih membuat masyarakat khawatir tertular virus selama perjalanan. Untuk memastikan masyarakat aman dari potensi penularan virus, sejumlah protokol kesehatan ketat diterapkan di berbagai moda transportasi seperti pesawat terbang.
Maskapai Garuda Indonesia menerapkan rangkaian ketat untuk mengangkut penumpang yang akan bertolak ke satu daerah. Jika sebelum pandemi, rata-rata calon penumpang tiba di bandara langsung mencetak tiket boarding. Kini, calon penumpang perlu datang lebih awal dari jadwal check in.
Hal ini dikarenakan calon penumpang wajib memperlihatkan bukti sehat mereka saat terbang. Bukti yang diserahkan berupa hasil rapid test.
-
Bagaimana cara menjaga keselamatan di perjalanan? Setelah mengetahui doa bepergian, selanjutnya dijelaskan tips menjaga keselamatan. Tips ini bisa dilakukan ketika Anda menggunakan kendaraan pribadi:
-
Gimana traveling bisa jaga kesehatan? Dengan mengikuti beberapa tips tertentu, traveling bahkan bisa menjadi investasi untuk umur panjang.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Saya boarding jam 11.30 WIB tapi sudah tiba di bandara jam 09.00 WIB karena harus ada pemeriksaan dokumen rapid test dulu. Antisipasi agar tidak mepet waktu, jadi datang lebih awal," ucap Nur, calon penumpang yang hendak bertolak ke Bali.
Calon penumpang terlebih dahulu mengantre untuk dilakukan pemeriksaan dokumen kesehatan. Selama mengantre, pihak manajemen Garuda Indonesia memberikan tanda agar calon penumpang tetap menerapkan jaga jarak.
Tidak hanya itu, manajemen maskapai pelat merah itu juga menyediakan fasilitas steril untuk tangan. Alat yang disediakan pun menggunakan sensor, sehingga, saat mensterilkan tangan tak perlu lagi ada kontak tangan dengan benda-benda yang digunakan umum.
Penerapan protokol kesehatan juga terjadi di dalam kabin. Manajemen menerapkan kebijakan maksimal keterisian kursi 70 persen.
Di samping itu, sebelum, selama, dan usai penerbangan, penumpang dilarang membuka masker terkecuali saat makan.
Pramugari yang mendistribusikan makanan ke penumpang mengenakan alat pelindung yaitu, masker, dan sarung tangan. Makanan yang diberikan ke penumpang terbungkus rapi.
"Ini untuk memastikan juga agar awak kami dan penumpang aman saat kontak langsung untuk distribusi makanan," jelasnya.
Kemudian, setelah pemeriksaan dokumen, calon penumpang dipersilakan mencetak tiket boarding.
Perlu diketahui, selama pandemi Covid-19 calon penumpang wajib mengunduh aplikasi eHAC Indonesia. Aplikasi ini wajib diisi calon penumpang secara rigid, seperti identitas, alamat tujuan calon penumpang, nomor penerbangan, nomor kursi pesawat, waktu keberangkatan, waktu tiba.
Saat masuk ke dalam kabin pesawat, awak kabin akan menyampaikan bahwa pesawat telah terpasang satu teknologi yang disebut HEPA. Teknologi ini difungsikan untuk menyaring sirkulasi udara di dalam pesawat.
"99,9 Persen teknologi HEPA ini akan memfilter udara di dalam kabin, memastikan tidak ada bakteri ataupun virus," ucap Sananta, pihak manajemen Garuda Indonesia.
Teknologi HEPA telah dipasang di seluruh armada Garuda Indonesia.
Kemudian, setelah tiba di tujuan, form yang telah diisi oleh penumpang melalui aplikasi eHAC Indonesia akan dilakukan scanning oleh petugas. Fungsi eHAC Indonesia untuk melacak mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaSurat Edaran Dirjen Perhubungan Udara Nomor SE 5 DJPU Tahun 2024 tentang Penggunaan SatuSehat Health Pass pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaSterilisasi yang dilakukannya dengan cara penyemprotan cairan disinfeksi khusus di area pesawat sesuai dengan standar operasional dan prosedur yang berlaku.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPenetapan kebijakan itu sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of International Concern) oleh WHO.
Baca SelengkapnyaBepergian dengan cara terbang bisa membuat seseorang mengalami sejumlah masalah kesehatan berikut ini:
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya