Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Homolog dan Heterolog, Jenis Vaksin Booster Covid-19

Mengenal Homolog dan Heterolog, Jenis Vaksin Booster Covid-19 vaksin booster homolog dan heterolog. ©2021 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Vaksin booster Covid-19 dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu homolog dan heterolog. Apa bedanya antara vaksin booster jenis homolog dan heterolog?

Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, ada dua kategori vaksinasi booster. Pertama, homolog. Kedua, heterolog.

"Bisa dibooster oleh dirinya sendiri (jenis vaksin sama) yang kita katakan homolog," kata Sri Rezeki dalam konferensi pers, Senin (10/1).

Sedangkan heterolog merupakan vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan kedua.

Pemerintah akan memulai vaksinasi booster Covid-19 pada 12 Januari 2022. Ada lima jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi booster. Yakni Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Moderna.

Lima vaksin ini sudah mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, saat ini lembaganya masih menunggu data uji klinis vaksin yang bisa digunakan sebagai booster heterolog dengan primer Sinovac. Mayoritas masyarakat Indonesia mendapatkan vaksin primer Sinovac.

"Satu lagi adalah (menunggu) uji klinik untuk yang primer sebelumnya AstraZeneca dengan booster heterolognya adalah menggunakan Sinovac, Pfizer, atau juga homolog AstraZeneca," ujarnya.

Selain itu, BPOM juga menunggu uji klinis vaksin Sinopharm. Saat ini, uji klinik vaksin Sinopharm untuk kategori homolog dan heterolog masih berlangsung.

"Uji klinik Sinopharm sudah berlangsung, kami tunggu datanya, mudahan dalam waktu secepatnya," kata Penny.

Sebelumnya, Penny mengatakan pemberian EUA pada lima vaksin sebagai booster sudah melalui tahap evaluasi. Proses evaluasi melibatkan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi terkait.

"Lima vaksin telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada sehingga bisa dilanjutkan dengan proses pemberian EUA," kata Penny dalam konferensi pers, Senin (10/1).

Dia menjelaskan, BPOM telah mengkaji keamanan, khasiat, dan mutu lima vaksin sebagai booster sejak November 2021. Lima vaksin tersebut juga sudah melalui tahapan uji klinik.

5 Jenis Vaksin Booster

Berikut rincian lima vaksin booster yang telah mendapatkan izin UEA:

1. Coronavac/Vaksin PT Bio Farma

Penny mengatakan, Coronavac menjadi vaksin booster homologous atau vaksin tambahan yang sama dengan jenis dosis pertama dan kedua. Booster Coronavac diberikan satu dosis setelah enam bulan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat di atas 18 tahun.

Berdasarkan hasil uji klinik, booster Coronavac menimbulkan kejadian tidak diinginkan berupa reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan, dengan tingkat keparahan grade 1, 2.

"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," jelas Penny.

2. Vaksin Pfizer

Sama seperti Coronavac, Pfizer menjadi booster homologous. Booster ini diberikan satu dosis pada masyarakat di atas 18 tahun yang sudah menerima dosis kedua minimal enam bulan.

Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan booster Pfizer bersifat lokal. Umumnya berupa nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan grade 1 sampai 2.

Imunogenisitas booster Pfizer menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali.

3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca juga direkomendasikan menjadi booster homologous. Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan pada booster AstraZeneca bisa ditoleransi dengan baik. Umumnya kejadian tidak diinginkan masuk kategori ringan dan sedang.

"Ringan lebih besar 55 persen, sedang 37 persen," kata Penny.

Imunogenisitas booster AstraZeneca menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi dari 1.792 menjadi 3.370. Meningkat tiga kali.

4. Vaksin Moderna

Menurut Penny, vaksin Moderna menjadi booster homologous dan heterologous. Booster Moderna hanya diberikan setengah dosis pada masyarakat di atas 18 tahun.

"Heterolognya Moderna untuk vaksin primernya AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson," jelasnya.

Imunogenisitas booster Moderna menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah penyuntikan.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax menjadi booster heterologous dengan vaksinasis primer Sinovac atau Sinopharm. Imunogenisitas booster Zifivax menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali setelah dosis primer.

"Ini juga diberikan setelah enam bulan ke atas," tutupnya.

Jadi pahami perbedaan antara homolog dan heterolog sebelum memilih vaksin. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Vaksin HPV: Tujuan, Jenis, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
Mengenal Vaksin HPV: Tujuan, Jenis, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya

Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Ketahui Perbedaan Antara Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Tetes, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?
Ketahui Perbedaan Antara Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Tetes, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Terdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jenis Vaksin Cacar Api dan Efek Sampingnya, Penting Diketahui
Jenis Vaksin Cacar Api dan Efek Sampingnya, Penting Diketahui

Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.

Baca Selengkapnya
Kelompok Ini Wajib Terima Vaksin Mpox, Termasuk Anak-Anak?
Kelompok Ini Wajib Terima Vaksin Mpox, Termasuk Anak-Anak?

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya