Mengenang 12 Mei 1998, mahasiswa Trisakti upacara tabur bunga
Merdeka.com - Pada tanggal 12 Mei 1998, telah terjadi aksi demonstrasi besar-besaran di gedung DPR/MPR oleh mahasiswa di Jakarta, salah satunya Mahasiswa Trisakti. Mereka menuntut Soeharto agar turun dari jabatannya sebagai Presiden RI, akibat goyahnya ekonomi Indonesia karena terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997 - 1999.
Namun aksi ini kemudian diwarnai oleh penembakan yang dilakukan oleh Polri dan militer, hingga menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta serta puluhan lainnya luka-luka. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie yang tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Hingga kini, peristiwa tersebut dikenal sebagai Tragedi Trisakti yang selalu diperingati setiap tanggal 12 Mei.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
Setelah 17 tahun, kini sejumlah mahasiswa Trisakti, Jakarta menggelar upacara peringatan Tragedi Trisakti di depan Monumen Tragedi 12 Mei, Selasa (12/5). Upacara ini ditandai dengan penaburan bunga sebagai bentuk penghormatan atas tewasnya empat mahasiswa Trisakti kala itu.
Dari pantauan merdeka.com, sebelumnya pasukan pengibar bendera Universitas Trisakti membawa foto dari keempat mahasiswa menuju Monumen Tragedi 12 Mei. Kemudian, para dosen dan mahasiswa menaruh rangkaian bunga di empat tempat yang berbeda.
Bukan hanya dihadiri oleh dosen dan mahasiswa, upacara peringatan tersebut juga dihadiri oleh Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol M Fadil Imran, yang juga turut menaburkan bunga untuk keempat mahasiswa. 17 Tahun telah berlalu, kasus pelanggaran HAM tersebut masih belum terungkap siapa dalang di balik insiden tersebut.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembar kelam pelanggaran HAM yang tak kunjung menemukan titik cerah. Begini ceritanya!
Baca SelengkapnyaDiketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.
Baca SelengkapnyaHari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Baca SelengkapnyaAwal mula peristiwa Talangsari dipicu oleh semakin kuatnya doktrin pemerintahan Soeharto tentang asas tunggal Pancasila.
Baca SelengkapnyaDalam orasinya, mereka juga menolak pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih banyak kasus yang belum terselesaikan.
Baca SelengkapnyaPenyair dan aktivis HAM itu hilang secara misterius sejak 1998. Orang-orang masih terus melawan lupa soal Wiji Thukul.
Baca SelengkapnyaMereka mendesak Komnas HAM menetapkan peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI sebagai pelanggaran HAM berat.
Baca SelengkapnyaHasto mengajak seluruh pihak untuk tetap menggelorakan semangat menjaga demokrasi dan kebebasan berpendapat lewat peringatan 28 tahun Kudatuli.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan ke-815 sekaligus memperingati 26 Tahun tragedi kerusuhan yang terjadi pada 13-15 Mei 1998.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan pada awal Februari ini diikuti Forum Alumni Universitas Indonesia, para keluarga korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca Selengkapnya