Mengenang Artidjo Alkostar, Sosok Tanpa Kompromi dan Tak Suka Basa-Basi
Merdeka.com - Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Artidjo Alkostar telah tutup usia pada Febuari 2021 lalu. Ia meninggal karena penyakit jantung dan paru-paru.
Meninggalnya mantan hakim agung ini ternyata meninggalkan kenangan bagi setiap orang, salah satunya yakni Direktur LBH Yogyakarta 1991-2001, Budi Santoso. Menurutnya, Artidjo merupakan orang yang sangat profesional.
"Saya itu sering sekali ditelepon, terutama pada saat saya jadi direktur ya mengenai kasus-kasus tertentu yang kita tangani bersama. Dan Pak Artidjo secara tidak terduga menelepon, itu kasus itu sampai di mana? Kalau misalnya harus menyiapkan eksepsi, misalkan kita rapat pakai eksepsi, mengajukan eksepsi, eksepsinya sudah dikerjakan belum," kata Budi dalam secara virtual dalam diskusi yang bertema 'Obituari Artidjo Alkostar: Menyelami Rekam Jejak, Pemikiran dan Nilai-Nilai Etika Pejabat Publik', Minggu (7/3).
-
Siapa yang meninggal karena kanker? Pada 30 November 2003, Adhemar Dion, ayah Celine Dion, meninggal dunia karena kanker di Montreal, Kanada, saat berusia 80 tahun.
-
Kenapa orang meninggal karena penyakit jantung ? Menurut data yang disampaikan Prima, setiap tiga detik ada orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke di dunia. Di Indonesia, satu dari sepuluh kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, dan pada tahun 2016, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung mencapai Rp7,4 triliun, angka tertinggi dibandingkan penyakit lainnya.
-
Apa itu Penyakit Jantung Koroner? Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi akibat penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner, yang merupakan jalur utama untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung.
-
Kapan Arswendo wafat? Lahir di di Surakarta, Jawa Tengah, pada 26 November 1948, Arswendo Atmowiloto wafat pada 19 Juli 2019 tepat 4 tahun lalu.
-
Kapan Joko Pinurbo meninggal? Joko Pinurbo, sastrawan legendaris Indonesia ini menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 27 April 2024 di Yogyakarta.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
"Kemudian kalau merekap keterangan saksi, apakah saksi-saksi itu sudah direkap. Sampai dengan terakhir mengajukan pleidoi misalnya, jadi mengajukan pleidoinya juga dicek, itu bagaimana. Jadi saya menangkap pesan Pak Artidjo ini, mungkin banyak yang tak terekspose publik ya. Sebenarnya Pak Artidjo orang yang menjaga profesionalitas," sambungnya.
Budi menambahkan, apa yang dilakukan oleh Artidjo itu karena mereka tak ingin terlihat belum siap mulai dari dokumen serta materi lainnya saat berhadapan dengan hakim dalam menangani atau membela suatu kasus.
"Jadi beliau ingin ketika tampil di pengadilan itu sudah siap semuanya, itu yang pertama. Saya kira ini yang belum banyak terekspose," ujarnya.
Tidak Suka Basa Basi
Selain itu, Artidjo yang dinilainya sebagai orang yang sederhana ini juga bukan orang yang terlihat basa-basi dan juga tidak banyak bicara.
"Jadi beliau ini mungkin point yang kedua, beliau ini menunjukkan value atau nilai-nilai yang diyakini dengan tindakan, lebih banyak dengan tindakan. Tidak pernah istilahnya memberi narasi-narasi yang basa basi itu Pak Artidjo ini kayanya jauh deh, mungkin anti dengan basa basi, jadi selalu lugas, to the point," ujarnya.
Selain itu, Artidjo juga dinilai mempunyai sikap yang tidak berkompromi dan bahkan dengan aparat penegak hukum sekalipun atau lainnya.
"Jadi ini satu contoh kecil kemarin yang waktu di Koran Tempo juga saya tulis di situ, waktu itu di Pengadilan Negeri Sleman, ini pertama kejadiannya, setelah itu banyak, ini pertama kejadiannya di Pengadilan Negeri Sleman itu kan ada ruang pengacara yang disediakan pengadilan, Pak Artidjo itu enggak mau, enggak pernah mau duduk di ruang pengacara, ini pengalaman dengan saya," ungkapnya.
Saat itu sekitar tahun 1990-an, Budi mengaku melihat pengacara yang akrab dengan hakim. Bahkan sampai bermain atau olahraga tenis berbarengan.
"Begitu hakim datang itu akrab banget saling cipika-cipiki, terus nyeritain tenis bareng-bareng. Saya waktu itu juga agak terkesiap aja, ini kok sama hakim bisa akrab banget, maksudnya cipika-cipiki, nyeritakan tenis bareng-bareng. Saya berpikir ini kalau kliennya lihat apa enggak kaget itu ya, pengacaranya sama hakim begitu akrabnya, kaget bisa, senang bisa sebaliknya," ungkapnya.
Dengan adanya hal itu, Artidjo tidak ingin menjadi beban terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia lebih memilih berada di luar pengadilan sambil menunggu giliran sidang kliennya atau sampai panitera pengadilan memanggilnya.
"Jadi akhirnya kita hapal, setiap sidang itu kita hanya berdiri di bawah pohon rindang sambil baca koran, sambil ngobrol ke sana kemari," ucapnya.
Ternyata, di balik sifat Artidjo yang dinilai tak basa-basi dan tidak berkompromi ini juga mempunyai kepribadian yang senang membaca, baik itu koran atau majalah.
Karena, sebelum berangkat menuju tempat persidangan. Artidjo selalu membeli koran, majalah atau tabloid harian yang terbit pada hari itu terlebih dahulu dalam jumlah yang cukup banyak.
"Jadi kadang-kadang kalau beli itu zaman itu sudah ratusan ribu ya, waktu itu koran itu kalau sekali beli itu berapa puluh ribu, atau kadang berapa ratus ribu kalau ada majalahnya. Karena di rumah, di kantor itu penuh dengan tumpukan, ya saya enggak tahu apakah beliau sempat baca semuanya atau dipilih yang menarik. Beliau dari pengalaman saya memang beliau sangat suka membeli koran, sangat suka membeli buku," sebutnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaArist Merdeka Sirait meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di RS Polri
Baca SelengkapnyaSeorang anggota KPPS di Tangerang Selatan, Pedrik (37) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSepupu korban, Fery Mangin mengaku mengenal sosok Ryanto sebagai orang yang tulus, berprestasi, dan loyal kepada atasan.
Baca SelengkapnyaJenazah Gembong, saat ini berada di rumah duka Jalan Peninggalan Timur, Kebayoran Lama Utara.
Baca SelengkapnyaNamun, belum dipastikan secara pasti kapan Prabowo akan mengunjungi rumah Bambang yang berada di kawasan Bangka, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaHakim Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2011 Muhammad Arsyad Sanusi meninggal dunia pada usia ke-79 tahun.
Baca SelengkapnyaNurhasan mengenang Purwanto sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Ia pun meminta masyarakat untuk mendoakan Purwanto.
Baca SelengkapnyaKombes Agung Marlianto perwira polisi lulusan terbaik Akademi Polisi tahun 1998. Dia juga meraih penghargaan Adhi Makayasa atas prestasinya tersebut.
Baca SelengkapnyaKabar meninggalnya Joko Pinurbo ini dibenarkan oleh Budayawan Butet Kartaredjasa.
Baca SelengkapnyaBambang menghembuskan napas terakhir saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaSelama dirawat, pria kelahiran kota Pematang Siantar itu mengalami penurunan kesadaran hingga 50 persen. Namun kesadarannya sempat kembali.
Baca Selengkapnya