Menggali sejarah PETA di Bogor Historical Community
Merdeka.com - Ditemani pisang goreng dan kopi, obrolan berlangsung hangat. Rencana wawancara satu jam, molor hingga tujuh jam. Memang mengasyikan berbincang dengan para pecinta sejarah.
Kamis (13/2), merdeka.com menyambangi markas Bogor Historical Community di kawasan Bojonggede, Bogor. Sesuai namanya mereka memang menggemari sejarah dan mencoba fokus menggali kekayaan kisah masa lalu di Kota Bogor.
"Salah satunya soal Tentara Pembela Tanah Air (PETA), kebetulan kan dulu tahun 1943-1945 Bogor memang pusat PETA. Sekarang tempat pendidikan itu jadi museum PETA," kata Dion Kaspar, salah satu pentolan BHC.
-
Bagaimana Pak Cilong menceritakan sejarah penamaan Bogor? Pak Cilong ini lah yang pertama kali membuat pantun tentang sejarah penamaan Bogor melalui sebuah pantun yang diberi judul 'Ngadegna Dayeuh Padjajarah (Berdirinya Kampung Pajajaran)'.
-
Siapa yang merasakan kisah di setiap kopi? Dalam setiap cangkir kopi, terdapat kisah dan karakter yang unik.
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Bagaimana pertemuan mereka? Di awal tahun 2020, Nella Kharisma terungkap menjalin hubungan dekat dengan Dory Harsa. Pertemuan mereka saat itu menggemparkan media sosial dan banyak orang langsung berusaha menjodohkan mereka.
-
Apa saja makanan khas Bogor? Wajib Dicicipi! Ini Rekomendasi Makanan Enak di Kota Bogor yang Mampu Memanjakan Lidah Selain dikenal dengan julukan ‘Kota Hujan’ dan memiliki pemandangan alam yang begitu indah, ternyata Bogor juga memiliki kekayaan kuliner yang nggak boleh dilewatkan. Apabila kamu berlibur ke kota satu ini, cobalah menelusuri berbagai hidangan enak dan khas yang tersedia. Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.
-
Apa yang ada di dalam museum kopi tersebut? Di dalam pabrik tersebut, beberapa mesin kopi peninggalan Belanda masih tersimpan.
Dion menjelaskan kegiatan BHC di antaranya napak tilas, diskusi hingga reenactment atau reka ulang sejarah. Mereka berdandan seperti serdadu PETA, Jepang atau pejuang republik dan memerankan penggalan-penggalan sejarah masa lalu. Sejarah pun jadi menarik karena tak cuma memeloti text book.
Anggotanya beragam. Mulai dari pelajar SMP, mahasiswa, PNS hingga pegawai swasta. Tak harus juga mengerti sejarah. Minat anggotanya pun berbeda-beda. Ada yang suka arsitektur, ada yang suka sejarah militer, senang kereta api, bahkan perang-perangan pakai airsoft gun. Semua diwadahi sebagai satu komunitas.
Salah satu kegemaran kelompok ini adalah memerankan tentara PETA. Mereka akan mencoba sedetil mungkin bergaya seperti prajurit zaman dulu. Dari mulai pakaian, atribut, hingga tiruan senjata. Namanya hobi, keluar uang pun tak masalah.
Tiruan tempat minum tentara PETA misalnya yang terbuat dari batok kelapa. Dion mengaku membelinya seharga Rp 450.000. Tiruan senjata Arisaka yang dulu dipakai PETA harganya mencapai Rp 650.000. Kalau seragam agak murah, tinggal beli kain lalu contek modelnya, bawa ke penjahit.
"Yang mahal itu memang pernak-perniknya, karena langka juga," katanya.
Tapi jangan khawatir kalau tak punya seragam atau atribut. Banyak juga yang saling pinjam. Komunitas ini sangat terbuka.
"Sudah pinjam, anak-anak tidak mau bereskan lagi," canda Dion sambil tertawa.
Aryo Bimo, seorang anggota BMC yang lain menuturkan memang menyukai sejarah sejak kecil. Dia pun fasih bicara soal tentara Jepang dan Jerman. Soal pedang, hingga ikat betis tentara Jepang dan PETA.
"Seragam peta mudah dikenali, warnanya hijau dan ada tulisan nama dalam bahasa Jepang di dada kiri. Itu saja cara membedakannya dengan tentara Jepang," kata Bimo.
BHC berharap makin banyak yang tertarik untuk berdiskusi dan bertukar informasi soal sejarah. Mereka pun rajin bertukar acara dengan komunitas lain.
"Satu Maret ini kami ke Yogyakarta, peringatan Serangan oemom 1 Maret bersama teman-teman di sana," beber pecinta fotografi ini.
Sebelum pulang, merdeka.com diberi kesempatan berfoto dengan seragam PETA dan Tentara Jepang. Lengkap dengan senapan Arisaka dan bayonet yang panjang.
"Banzaaaiiiii!"
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat beberapa wisata menarik di dekat stasiun Bogor.
Baca SelengkapnyaKawasan Suryakencana di Kota Bogor ini kaya akan multikultural
Baca SelengkapnyaAcara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaKota Bogor di era kolonial dinamakan Buitenzorg. Ini foto-foto tempo doeloe di Bogor.
Baca SelengkapnyaDestinasi wisata wajib di Banyuwangi, sayang banget jika dilewatkan begitu saja.
Baca SelengkapnyaGedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaKafe ini tak sekedar tempat bersantai untuk menikmati kopi dan aneka makanan minuman lezat, namun juga jadi ruang untuk membangkitkan memori di masa silam
Baca SelengkapnyaPartai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).
Baca SelengkapnyaDi kampung Cipari ada puluhan perajin golok dengan metode pembuatannya yang masih tradisional.
Baca SelengkapnyaGanjar disambut meriah oleh warga yang berada di pasar.
Baca SelengkapnyaSelain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.
Baca SelengkapnyaDesa wisata di dekat Danau Toba ini menyajikan pemandangan alam yang menakjubkan.
Baca Selengkapnya