Mengingatkan Generasi Muda Tak Mudah Termakan Hoaks, Jaga Persaudaraan
Merdeka.com - Kelompok ingin memecah belah persatuan diminta berhenti menyebarkan informasi berbau fitnah dan ujaran kebencian. Generasi milenial khususnya diingatkan harus mampu menyaring isu sengaja disebar untuk merusak persaudaraan di Indonesia.
"Tidak boleh berkonflik apalagi menyebarkan hoaks bisa menimbulkan fitnah di antara sesama. Ini adalah garis yang harus kita lalui dalam membangun peradaban," kata Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi dalam keterangannya, Selasa (16/3).
Menurutnya, anak muda juga harus sering mendengarkan ceramah membangun dan menyejukkan. Bukan ceramah-ceramah ekstrem tidak relevan. Selain itu, generasi muda harus saling membaur jangan hanya mengandalkan ceramah dari Youtube.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Gimana mencegah kenakalan remaja dengan agama? Memberikan pendidikan moral dan agama sejak dini. Hal ini bisa membantu remaja untuk memiliki nilai-nilai yang baik, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
-
Bagaimana milenial mendidik anak? Gerson menjelaskan bahwa orang tua saat ini lebih cenderung memperkuat perilaku positif daripada menghukum perilaku negatif.
-
Bagaimana cara menghindari anak terjebak di media sosial? Orang tua harus memahami faktor-faktor penyebabnya dan aktif berperan dalam membimbing anak-anak mereka agar dapat memanfaatkan media sosial dengan cara yang sehat dan seimbang.
"Kita sebagai orangtua harus mampu mengingatkan anak-anak kita dan saudara kita. Anak-anak muda harus diajak agar tidak memilih ustaz-ustaz radikal. Kalau pun harus menonton ceramah Youtube, pilih yang dakwahnya menyejukkan," saran Zuhairi.
Dia juga mengajak umat muslim khususnya berjuang bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan sejumlah masalah di negeri ini. Zuhairi meyakini ruang gerak kelompok-kelompok radikal intoleran makin sempit karena sudah ada ketegasan dari pemerintah.
"Jadi saya sangat optimis melihat masa depan," tutur jebolan Al-Azhar Mesir ini.
Zuhairi menyampaikan bahwa orang mengerti agama dengan baik tidak mungkin radikal negatif. Karenanya, harus dipahami bahwa agama itu sumber kebajikan, agama adalah sumber kerahmatan, sumber persaudaraan.
"Orang-orang menjadi radikal kan karena mereka tidak mengerti ukhuwah. Kalau tahu pentingnya persaudaraan maka dia tidak akan membunuh orang lain. Juga tidak akan mengkafirkan orang lain," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaBahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaDia lantas mengajak generasi muda benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi sesuai dengan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaGenerasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.
Baca Selengkapnya