Mengintip cara polisi ringkus pembunuh sadis berdarah dingin
Merdeka.com - Dengan bangga, Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Krishna Murti mengapresiasi kinerja anak buahnya membuka tabir teka teki pembunuh berdarah dingin terhadap perempuan karyawati di Tangerang. Menurut pengakuan Krishna, berhari-hari anak buahnya kurang tidur untuk memecahkan misteri pembunuhan sadis tersebut.
"3 hari 3 malam kurang tidur. Alhamdulillah Pembunuhan biadab di Kosambi Tangerang terungkap. Saya bangga dengan kalian. Allah yang membalas. Sibukkan diri dengan perbuatan baik, maka kalian tidak akan punya waktu untuk berbuat buruk," cuit Krishna Murti diakun Facebook pribadinya.
Bukan hal mudah bagi polisi untuk membuka tabir kasus pembunuhan. Penyelidikan tidak selalu berjalan mulus. Sulit menemukan pelaku apabila aksi pembunuhan dilakukan dengan rapi. Ambil contoh kasus pembunuhan terhadap Mirna Salihin yang tewas setelah menyeruput kopi yang dicampur racun sianida. Krishna sendiri mengakui tidak mudah membuka tabir pembunuhan itu.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Bagaimana cara perempuan itu dibunuh? 'Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri,' kata para penulis studi tersebut.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
"Mungkin kasus ini adalah kasus yang paling complicated yang saya tangani selama 25 tahun menjadi kepolisian," kata Krishna beberapa waktu lalu.
Terlepas dari itu, menarik untuk mengintip cara-cara polisi memburu dan menangkap pelaku pembunuhan sadis yang menyita perhatian publik. Merdeka.com merangkumnya, berikut paparannya.
Telepon genggam Pembunuh sadis Eno
Polda Metro Jaya telah membekuk tiga pelaku pembunuhan sadis yang menimpa karyawati PT Polyta Global Mandiri, Enno Farihah (19). Penetapan tersebut setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, di antaranya 22 karyawan tempat korban bekerja.
"Dalam penetapan tersangka, kami melakukan olah tkp bersama Polsek Dadap, serta unit Mabes Polri. Dari hasil olah tkp, kami memeriksa 22 karyawan perempuan di sana dan beberapa saksi luar," kata Krishna Murti di Polda Metro Jaya, Selasa (17/5).
Meski tak menjelaskan detail siapa-siapa saja saksi yang diperiksa, namun dirinya mendapati bahwa mess tempat tinggal korban hanya dihuni oleh wanita saja, dengan 13 kamar dan 22 penghuni.
"Di samping mess ini, ada mess pria dan ada gerbang yang hanya bisa dibuka oleh orang dari dalam. Artinya tak ada orang lain yang masuk kalau tak dibuka dari dalam. Maka dugaan awalnya ada tiga, yakni diduga pelaku orang dalam, atau pelaku orang luar yang kenal orang dalam, atau terakhir pelaku orang luar yang dibukakan pintu oleh korban. Dan ternyata pelaku orang luar yang dibukakan oleh korban sendiri," jelasnya.
Dalam penyelidikan tersebut, pihak kepolisian mendapati fakta terkait mess tempat korban tinggal. Dalam pengungkapan ini, saat polisi melakukan olah TKP, terdapat jejak kaki dan darah yang signifikan dan DNA yang saat ini diperiksa tentang bukti forensik keterlibatan pelaku sebagai nantinya keterangan ahli sebagai penghubung..
"Titik terang pun ketika kami lacak handphone milik korban yang hilang. Dari sana ditangkap lah RAl yang merupakan pacar korban. Namun, saat ditangkap RAl mengaku melakukan aksinya seorang diri. Padahal saat dilacak handphone korban, ada dua pelaku lainnya yang juga mengirim pesan ke korban yakni RAr dan IH.
Akhirnya, polisi mengembangkan dan menangkap dua pelaku lainnya yaitu RA dan IH. Keduanya terlibat dalam pembunuhan korban bahkan RA berperan yang memperkosa korban dan menancapkan gagang cangkul ke dalam kemaluan korban.
Polisi mengaku kakak pemutilasi ibu hamil
Setelah kurang lebih satu minggu menjadi buronan polisi, pelaku mutilasi wanita hamil di Cikupa, Tangerang, Kusmayadi alias Agus bin Dulgani (31), berhasil diringkus Rabu (20/4). Agus ditangkap di sebuah Rumah Makan Padang Sari Bundo Jalan Masrip Karangtilang Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum dibekuk di Surabaya, pelaku sempat kabur ke wilayah Sumatera Selatan. Bahkan, personel dari Polda Metro Jaya bekerja sama dengan pihak kepolisian Sumsel.
"Sistem kita segitiga. Artinya ada tiga daerah di Sumsel yang dituju. Salah satunya di Banyuasin. Tim gabungan sudah disebar," kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel, AKBP Kristovo, Rabu (20/4).
Menurut Kristovo, pemilihan tiga daerah itu berdasarkan hasil pelacakan nomor ponsel pelaku. Kemungkinan besar, pelaku hingga saat ini masih bersembunyi di daerah-daerah itu.
"Kemungkinannya begitu. Tim bergerak cepat memburu pelaku. Untuk data yang lain tidak bisa diungkap karena proses penyelidikan," ujarnya.
Selain wilayah Sumsel, Agus juga kabur ke Malang. Namun, dia mengetahui kedatangan polisi.
Penangkapan Agus di Surabaya sempat mengejutkan penjaga rumah makan masakan Padang Selera Bundo, Karangpilang, Surabaya. Saat datang, polisi langsung mendatangi kasir dan karyawan.
"Saat menangkap dia (Kusmayadi) polisi itu mengaku sebagai kakaknya. Setelah itu baru mengaku kalau dari polisi," kata Yuni, seorang pegawai bekerja di rumah makan Selera Bundo, Kamis (21/4).
Yuni mengatakan, saat menangkap Kusmayadi, polisi juga memesan tempat duduk, dengan melihat sekitar area depot. Tidak lama setelah duduk, salah seorang polisi langsung memeluk Kusmayadi.
"Setelah itu, polisi langsung mengikat tangannya dengan tali putih, dan dia (Kusmayadi) itu seperti terlihat menangis," ucap Yuni.
Pembunuh Sisca Yofie ditangkap di perbatasan
Sisca Yofie dibunuh secara sadis oleh dua orang pengendara sepeda motor saat akan masuk ke dalam kosnya, di kawasan Cipedas, Bandung, Jawa Barat, pada Senin (5/8) lalu. Pelaku tertangkap kamera CCTV menggunakan sepeda motor. Namun wajah keduanya tak terlihat karena saat kejadian hari sudah gelap, pengemudi motor juga menggunakan helm tertutup.
Namun pada Sabtu (10/8/2013) sekitar pukul 06.00 WIB, Ade diantar orang tuanya mendatangi Mapolsek Sukajadi Bandung. Dia mengaku pelaku pembunuhan sadis terhadap Sisca. Ade mengaku ikut membunuh Sisca. Namun Ade bukan pelaku utama. Dari keterangan Ade, polisi mengantongi nama Wawan yang tak lain paman Ade. Wawan merupakan pelaku utama pembunuhan. Dia ditangkap di Ciranjang, perbatasan Cianjur, Jawa Barat "Pembunuh ada dua orang, A dan W, si A ini pamannya si W, jadi mereka paman dan keponakan sekaligus," ujar Kombes Pol. Sutarno.
Berkat bekas luka gigitan
Tim Buser Jatanras Polresta Bekasi Kota menangkap tersangka Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, saat melayat jenazah Ade Sara Angelina Suroto, kemarin sore. Awalnya, pelaku berkilah, namun pelaku mengaku setelah tangannya ada bekas luka gigitan.
Informasi yang berhasil dihimpun penangkapan dilakukan ketika petugas mendapatkan informasi bahwa korban pernah menjalin hubungan dengan tersangka. "Ada bekas luka gigitan di tangan tersangka," kata Kasub Bag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo, JUmat (7/3) malam.
Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah, mengatakan, tersangka kemudian mengakui perbuatannya, setelah diinterogasi petugas di lokasi tersangka melayat.
Ternyata, Hafitd tak melakukan sendiri. Dia mengaku bersama pacarnya, Assyifa Ramadhani. Kekasihnya tersebut ditangkap di tempat yang sama, setelah pulang dari kampusnya Kalbis Institut pukul 17.00 WIB kemarin.
"Ada teknik penyidik yang dilakukan, itu tak bisa disebutkan dan dijelaskan," kata Nuredy.
Daftar tamu PSK online
Deudeuh Alfisahrin alias Mpi ditemukan tewas di indekos Jalan Tebet Utara 15-C Nomor 28 RT 007/001, Tebet Timur, Jakarta Selatan. Perempuan ini ditemukan dalam keadaan bugil dengan kondisi mulut tersumpal kaos kaki dan leher terjerat kabel. Deudeuh diketahui bekerja sebagai seorang wanita penghibur. Dia menjual diri secara online melalui media sosial.
Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi berusaha mencari pelaku pembunuhan wanita pemilik akun twitter @tataa_chuby ini. Diduga kuat pelaku adalah lelaki yang terakhir menjadi tamunya.
Polisi bergerak cepat dengan menelusuri beberapa barang milik korban. Di antaranya menyelidiki buku catatan tamu dan diary Deudeuh serta memeriksa pemilik dan penghuni indekos. Mereka semua dimintai keterangan.
Dari keterangan saksi-saksi dan barang bukti, polisi menemukan titik terang dalam mengungkap kasus ini. Pelaku mulai terendus setelah sehari melakukan penyelidikan. Empat hari kemudian, aparat menemukan titik terang atas misteri pembunuhan Deudeuh. Polisi akhirnya membekuk pembunuh janda beranak satu ini di kawasan Bogor, Jawa Barat, Rabu dini hari.
"Sudah ditangkap," ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.
Berdasarkan informasi yang beredar, pelaku pembunuhan adalah seorang guru bimbingan belajar. Sementara motif pembunuhan diketahui akibat pelaku tersinggung dibilang bau badan oleh Deudeuh.
Warga penasaran
Benget Situmorang (34) pelaku mutilasi jenazah yang ditemukan di Tol Cikampek, Selasa (5/3) lalu, membuang potongan-potongan tubuh korban sambil mengendarai angkot. Korban nahas tersebut ialah Darna Sri Astuti (32) yang tidak lain adalah istri Benget alias Impus.
Rikwanto mengatakan dari hasil penelusuran pemilik angkot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) 03 nopol B 2312 PG bernama O dan M. BS menyewa angkotnya dengan alasan untuk berdagang.
Pihak kepolisian berhasil membekuk Benget. Terungkapnya kasus mutilasi tersebut rupanya tidak terlepas dari peranan masyarakat. Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu yakni Kombes Rikwanto mengatakan, terdapat dua orang warga atas nama Juhadi dan Yusuf Effendi yang bisa disebut merupakan saksi kunci terungkapnya kasus tersebut.
"Dari gencarnya media menyampaikan itu, ada dua orang yang penasaran karena di jam bersamaan pembuangan tersebut, dia bersisihan, dia sempat memberi tahukan ada barang jatuh, tapi tidak direspon," ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (7/3).
Rikwanto mengatakan, begitu keesokan harinya masyarakat dihebohkan dengan penemuan jenazah yang dimutilasi, baru keduanya berpikir dan me-review kembali peristiwa pembuangan sampah yang dialami.
"Dia berpikir-pikir barangkali itu ada hubungannya dan melaporkan ke Polres Jakarta Timur," tutur Rikwanto.
Dari keterangan saksi tersebutlah, lanjut Rikwanto, kemudian penyidik melakukan pengembangan dan didapatilah sebuah angkot yang digunakan pelaku.
"Didapatilah angkot yang memang pada waktu itu digunakan untuk melakukan pembuangan. Dari situ bisa terungkap BS dan T yang melakukannya," imbuhnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina ditangkap.
Baca SelengkapnyaKepolisian Polda Metro Jaya merilis tersangka Kasus pembunuhan terhadap RM (50) yang mayatnya ditemukan terbungkus di dalam koper hitam, Jumat (3/5).
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku diamankan dalam pelariannya di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaIpda T ditetapkan sebagai tersangka setelah terbukti melakukan obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap dua orang pelaku pembunuhan pria berinisial AS (30) yang tewas dengan mulut tertancap pisau di Gresik.
Baca Selengkapnya