Mengintip debat puisi Bung Karno dengan Haji Agus Salim
Merdeka.com - Musim kampanye Pemilu 2014 marak dengan serangan lewat puisi. Aroma politis meruap dari rajutan kata-kata yang diberi dalih sebagai politik bermoral tinggi.
Salah satu sajak yang berisi sindiran terhadap PDIP dan Joko Widodo saat berkampanye dibuat oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon . Judulnya Airmata Buaya:
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
-
Siapa yang menang Pilpres 2014? Hasil pilpres 2014 menunjukkan bahwa Joko Widodo dari PDIP memenangkan pemilu mengalahkan lawannya Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menang dalam perdebatan? Tidak ada yang menang dan tiada yang kalah. Keduanya memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam melihat sains dan agama.
-
Apa keunggulan Gibran dalam debat? 'Persiapan sama seperti debat sebelumnya. Mas Gibran selalu terbuka untuk berdiskusi, termasuk bagaimana menjadikan persoalan lingkungan dan energi hijau tidak hanya isu di kalangan elite. Mas Gibran ingin supaya isu ini bisa diserap di akar rumput,' kata Wakil Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran, Anggawira, pada Sabtu (20/1/2024).
-
Tema debat capres pertama? 1. Tema debat pertama (Capres)Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga.
-
Apa tema debat cawapres? Adapun tema debat kedua yang akan disampaikan cawapres meliputi ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara anti korupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Sajak Fadli Zon itu berbalas lewat puisi yang dibuat oleh ontelektual muda PDI Perjuangan ( PDIP ) Fahmi Habcy. Dia membuat puisi balasan untuk capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dan kadernya, Fadli Zon . Fahmi mengatakan akan melelang dua buah sajak hasil karyanya berjudul "Pemimpin Tanpa Kuda" dan "Rempong". Ini salah satu puisinya, "Pemimpin Tanpa Kuda":
Masa kompeni telah berlalu lama
Tak ada jarak rakyat dan centeng
Masa perang telah berganti damai
Tak ada jarak prajurit dan panglima
Masa gagah-gagahan telah tak laku
Tak ada jarak manusia dan manusia
Kejantanan telah berubah
Tak ada amarah dipunggung kuda
Bung Karno blusuk Cipagalo beralas nestapa
Temukan Marhaen tanpa asa
Pemimpin tak perlu kuda
Rakyat tak suka gaya
Cukup Tuhan Punya Kuasa
Debat lewat puisi bukan barang baru dalam percaturan politik negeri ini. Hampir mirip tradisi berbalas santun, debat lewat puisi dinilai bisa mengendorkan urat syaraf. Para Bapak Bangsa seperti Bung Karno dan Haji Agus Salim juga pernah berdebat lewat puisi.
Pada akhir 1920-an, nasionalisme berkobar di bumi Indonesia meskipun masih dalam jajahan Belanda. Bung Karno sebagai nasionalis menggambar cinta kebangsaan didorong oleh cinta tanah air, oleh kecintaan kepada birunya gunung dan moleknya ladang. Bung Karno pun membuat puisi:
Ibumu Indonesia teramat cantik.
Cantik langitnya dan buminya, cantik gunungnya dan rimbanya, cantik lautnya dan sungainya, cantik sawah dan ladangnya, cantik gurunnya dan padangnya.
Hawanya yang terlebih baik, terlebih sehat dan terlebih sejuk bagi kamu.
Ibumu Indonesia teramat baik. Airnya yang kamu minum, nasinya yang kamu makan.
Ibumu Indonesia teramat kaya. Buminya hanya minta ditegur, maka menghasilkan ia macam-macam kekayaan dan keperluan dunia, hanya minta diasuh dipelihara sedikit, akan menimbulkan dan menumbuhkan pelbagai hasil keperluan hidup.
Ibumu Indonesia teramat kuat dan sentosa.
Dari dulu ia melahirkan pujangga, pahlawan dan pendekar.
Dan sekarang ini pun dalam zaman susah dan sukar serta sempit hidupnya ini tak pernah behenti juga ia melahirkan putra-putra yang cakap-cakap, gagah berani.
Maka tidak lebih dari wajibmu apabila kamu memperhambakan, membudakkan dirimu kepada Ibumu Indonesia, menjadi putra yang mengikhlaskan setiamu kepadanya.
Nasionalisme Bung Karno ditolak keras Haji Agus Salim . Mereka berdebat sengit lewat tulisan. Bagi Haji Agus Salim dari golongan Islam, nasionalisme itu karena Allah Ta'ala. Nasionalisme seperti ini tidak peduli apakah tanah air cantik, molek atau tidak. Haji Agus Salim pun berpuisi dengan judul "Tanah Air Kita":
Apa keikatan kita?
Menyebuahkan usaha
Menjadi azas utama
Pada tujuan mulia
Tujuan kita yang sama
Meninggikan derajat Indonesia
Begitulah cerita tentang debat puisi. Keempat puisi di atas dibuat dalam konteks debat dan adu pandangan. Pembaca merdeka.com bebas untuk menilai, manakah debat puisi yang lebih indah dan cerdas. Pembaca juga bebas menilai, manakah puisi yang adiluhung, serta paling penting memenuhi syarat sesuai definisi puisi: gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Silakan berkomentar.
(Puisi Bung Karno dan Haji Agus Salim dikutip dari buku Seratus Tahun Haji Agus Salim)
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat diikuti tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaTiga Calon Presiden menampilkan gaya komunikasi masing-masing saat debat Capres perdana, Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaRaja Juli pun menyindir etika capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaMardani ingin agar debat berikutnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bisa lebih tajam lagi.
Baca SelengkapnyaMa'ruf enggan memberikan komentar terkait substansi materi perdebatan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Nusron, skor Prabowo lebih tinggi ketimbang Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaTak ada serangan yang bersifat personal dalam debat perdana Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, kontestasi atau persaingan yang terjadi antara dirinya dan Jokowi ketika itu masih berlandaskan rasa cinta Tanah Air dan persahabatan.
Baca SelengkapnyaDi awal debat, Ganjar mengungkap peribahasa Jawa: Adigang, Adigung dan Adiguno
Baca SelengkapnyaDebat perdana Pilpres 2024 berlangsung panas dengan diwarnai saling serang antar paslon, terutama Prabowo dan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaDebat kandidat tersebut nantinya akan disaksikan oleh jutaan rakyat yang ingin melihat visi misi para kandidat.
Baca Selengkapnya