Mengintip Umah Klaran, rumah adat NTT yang kental ritual adat
Merdeka.com - Di setiap sudut Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu kental dengan kebudayaan yang eksotis. Salah satunya rumah adat NTT yang disebut dengan Umah Klaran.
Sekilas rumah ini tidak ada yang istimewa bahkan terbilang kecil, sederhana dan hanya terlihat seperti gubuk. Tetapi, siapa sangka beragam ritual dilangsungkan di rumah ini.
"Ada Hamisan ritual tentang jagung. Kalau panen jagung dewasa tidak boleh makan jagung itu sebelum ada upacara Hamisan," jelas Yati anak pemilik Umah Klaran di Desa Solo, Malaka, NTT, Kamis (12/2).
-
Apa yang ada di rumah terpencil itu? Perkampungan itu hanya terdapat dua rumah. Para pemilik rumah di sana masih satu keluarga. Mereka tergabung dalam keluarga Bapak Wiyono.
-
Rumah minimalis tipe apa yang paling kecil? Rumah minimalis tipe 21 adalah rumah paling kecil yang dibangun oleh pengembang perumahan.
-
Di mana letak rumah terpencil itu? 'Kalau membangun rumah di sini bahan materialnya diusung pakai motor,' kata salah satu penghuni rumah itu. Perkampungan itu hanya terdapat dua rumah. Para pemilik rumah di sana masih satu keluarga.
-
Kenapa rumah Farida Nurhan di Lumajang terlihat sederhana? Tempat tinggal di kota asalnya terlihat sederhana dan tak begitu besar. Tempat tinggal ini sudah tidak ditinggali lagi sejak ibu Omay meninggal dunia.
-
Kenapa rumah Azizah Salsha dianggap sederhana? Dengan demikian, inilah sekilas gambaran rumah Azizah Salsha yang ternyata sangat sederhana, mengingat statusnya sebagai keluarga anggota DPR.
-
Apa ciri rumah minimalis? Desain eksterior rumah minimalis menjadi elemen pertama yang terlihat saat mengunjungi sebuah rumah. Desain eksterior tidak hanya merepresentasikan identitas penghuni rumah tetapi juga memberikan kesan pertama yang mendalam bagi para tamu. Tidak perlu selalu mewah, desain yang sederhana pun dapat menciptakan suasana nyaman dan estetika yang menarik.
Namun, Yati sudah 10 tahun tak menempati Umah Klaran itu. Dia bersama keluarga telah pindah di sebelah Umah Klaran.
Umah Klaran milik yati kini ditempati oleh ibu dan ayahnya yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Menurut Yati, dulu dirinya tidur di dalam rumah sementara laki-laki biasanya tidur di teras rumah.
Mereka tidur hanya beralaskan kasur lipat yang sudah lusuh. Untuk aktivitas mencuci dan buang air ditempatkan di ruangan terpisah.
Dari pantauan merdeka.com, dalam Umah Klaran tidak besar dan hanya ada satu ruangan. Adapun dapur dan kamar tidur berada dalam ruangan yang sama.
Uniknya, dalam Umah Klaran tersebut ada satu tungku perapian yang besarnya setengah dari luas rumah. "Ini untuk memanaskan jagung," ucap Yati.
Umah Klaran tersebut atapnya terbuat dari daun gewang yang biasa hidup di pinggir pantai. Sementara dinding terbuat dari batang pelepah pohon sagu dan lantai serta tiang dibangun dari kayu jati. Konon meski semua konstruksi Umah Klaran dari alam, rumah ini sangat kuat dan mampu melindungi penghuninya dari panas dan hujan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah tersebut terlihat begitu sederhana dan jauh dari kata mewah.
Baca SelengkapnyaBangunan semi permanen ini berukuran sedang, terkesan seperti minimalis.
Baca SelengkapnyaSimak sudut rumah masa kecil Kiky Saputri yang sederhana banget!
Baca SelengkapnyaDi salah satu sudutnya, Jepang ternyata memiliki rumah super tipis.
Baca SelengkapnyaMeski memiliki ruangan yang bersih nan modern, tampak luarnya malah berbeda.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaRumah milik warga Baduy ini unik dan beda dari yang lain.
Baca SelengkapnyaRumah tradisional milik masyarakat Kampar di Provinsi Riau ini memiliki ciri khas yang unik, penuh filosofi, dan punya makna yang mendalam.
Baca SelengkapnyaRumah Rungko menjadi salah satu warisan budaya tak benda di Tanah Aceh.
Baca SelengkapnyaJauh dari Kesan Mewah, Begini Potret Sederhana Rumah Kurnia Meiga
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca Selengkapnya