Menguji Kesabaran di Jalur Pasar Serpong
Merdeka.com - Aktivitas perniagaan hingga memakan badan jalan di kawasan Pasar Serpong, Kota Tangerang Selatan, dikeluhkan masyarakat pengguna jalan. Selain menyebabkan penyempitan jalan yang membuat kemacetan, kawasan sekitar pasar menjadi terlihat sangat kumuh.
"Enggak pernah ada solusi kemacetan dan ketidakteraturan para pedagang yang memaksa berjualan di badan jalan," terang Miska, pengguna jalan ditemui, Rabu (9/3/2022).
Pantauan di Jalan Raya Serpong, terlihat meja lapak pedagang sayur mayur, ikan, kue dan daging ayam berjajar. Para pedagang menjajakan jualannya di badan jalan di luar bangunan pasar.
-
Di mana kemacetan parah terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa yang membuat Kampung Pasar Setan ramai? Konon pada malam hari suasana desa terpencil itu ramai seperti suasana sebuah pasar. Warga percaya kalau keramaian itu disebabkan adanya pasar gaib yang para pedagang dan penjualnya adalah makhluk-makhluk tak kasat mata.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
Kondisi seperti ini selalu terulang setiap hari. Belum lagi ulah sopir angkutan kota (angkot) yang sembarangan 'ngetem' mencari penumpang di sekitar lokasi.
"Paket komplet kalau bawa kendaraan apalagi mobil lewat Pasar Serpong, pertama perlintasan kereta, terus pedagang di pinggir jalan sama angkot-angkot ngetem. Sudah jadi pemandangan biasa," kata Aldi, warga sekitar Pasar Serpong.
Keluhan serupa juga disampaikan Khotib, pedagang sayur mayur di area Pasar Serpong, yang menginginkan adanya penertiban lapak-lapak pedagang di luar bangunan pasar, karena menyebabkan pembeli enggan berbelanja di area dalam pasar.
"Sebenarnya pedagang di dalam semua mengeluhkan adanya lapak-lapak yang ada di jalan. Kita semua sudah kumpulkan tanda tangan menolak dan meminta ditertibkan, tapi enggak ada solusi dan begitulah kondisinya," keluh Khotib.
©2022 Merdeka.com
Dia menerangkan, pada masa kepemimpinan Wali Kota Airin Rachmi sebelumnya, pelapak di luar pasar sempat diatur. Namun kini pelapak di badan jalan malah semakin liar.
"Zaman Bu Airin dulu sempat diatur, terus sekarang malah semakin ramai. Kita inginnya mereka diatur. Karena kita berjualan di dalam kan juga ada biaya-biayanya. Dan uang yang kami keluarkan jelas," ucapnya.
Dugaan Pungli
Pelapak di badan jalan area luar pasar Serpong, Sri (bukan nama sebenarnya) mengaku sudah berjualan di badan jalan sejak belasan tahun lalu. Dipilihnya lokasi berjualan di badan jalan, karena tidak sanggup membayar sewa lapak di dalam pasar.
"Engga ada modal buat bayar sewa, sudah 15 tahun di sini. Kalau di sini, hanya Rp5 ribu sehari. Tergantung, ada yang Rp10 ribu juga," katanya.
Dia menegaskan, uang retribusi yang ditarik setiap hari ke pelapak di badan jalan luar area pasar, dilakukan oleh preman kampung.
©2022 Merdeka.com
"Sama okem, nanti juga datang. Dia narikin duit setiap hari. Saya lebih milih bayar ke dia, murah," ujarnya.
Sejarah Pasar Serpong
Sejarawan dan Budayawan Banten, TB. Sos Rendra menerangkan, keberadaan Pasar Serpong telah ada sejak tahun 1975. Saat masih dalam wilayah administrasi Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat.
Sebelum di lokasi saat ini, warga sekitar Rumpin, Cisauk dan Serpong, melakukan transaksi jual beli di kawasan Tepekong, dekat Klenteng Boen Hay Bio, Kelurahan Cilenggang, pinggir kali Cisadane, yang dikenal dengan sebutan pasar Sawo.
"Pasar Sawo itu sejak tahun 1901 sampai 1981. Di situ masyarakat yang akan ke pasar menggunakan eretan, rakit atau orang Serpong bilang, Getek," jelas dia.
©2022 Merdeka.com
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang yang masih menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, memindah lokasi pasar dari pinggiran kali Cisadane, dekat Klenteng Boen Hay Bio, ke lokasi sekarang dekat stasiun Serpong.
Kemungkinan pertimbangan pemerintah saat itu, dianggap Pasar Sawo tempatnya sempit. Dan di lokasi itu tempat tinggal etnis Tionghoa. Maka dipindah ke lokasi sekarang. Di tempat sekarang ini, pada masa itu, ada Puskesmas, ada stasiun kereta juga," jelasnya.
"Benar, itu pindah tahun 1975. Saya ingat betul, karena tahun itu saya ikut antre beras dibatasi dua liter, minyak tanah satu liter. Kalau sekarang minyak goreng yang susah," jelas dia.
©2022 Merdeka.com
Tb Sos Rendra juga menegaskan, pada awal-awal perpindahan ke lokasi Pasar Serpong, belum banyak penjual dan pembeli. Namun sejak akses jalan mulai bagus di era tahun 1990an dan 2000, pedagang berjualan di badan-badan jalan.
"Dulu kan kekurangan penjual dan pembeli, enggak ada yang di pinggir jalan itu, pas jalan bagus saja tahun 1990an 2000 sudah kebanyakan pedagang, dan itu orang mana-mana saja," jelas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berhenti di jembatan bisa memicu kemacetan hingga kecelakaan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaSudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab ribuan truk tersebut memutuskan untuk berhenti di badan jalan.
Baca SelengkapnyaProyek perbaikan saluran air itu dilakukan di ujung Jalan Ciputat Raya dengan Jalan RA Kartini, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaGenangan banjir yang merendam Jalan Dr. Setiabudi, Pamulang ini terjadi akibat buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.
Baca SelengkapnyaProyek saluran air (drainase) membuat antrean kendaraan roda empat dan dua mengular di jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca Selengkapnyapembangunan polder jadi sumber masalah atas kemacetan di Jalan TB Simatupang-Tanjung Barat.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca Selengkapnya