Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menguji Keseriusan Polri Mengungkap Pembunuh Mahasiswa Kendari Yusuf Qardhawi

Menguji Keseriusan Polri Mengungkap Pembunuh Mahasiswa Kendari Yusuf Qardhawi Demo Mahasiwa di Kendari. ©2019 STR/AFP

Merdeka.com - Kasus penembakan terhadap mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari, Yusuf Qardhawi, hingga kini belum terungkap. Polisi mengaku kesulitan mengungkap kasus tersebut. Seperti diketahui, Yusuf Qardhani tewas ditembak saat ikut aksi demo tolak RUU KUHP dan RUU KPK alias aksi #ReformasiDikorupsi pada 26 September 2019 lalu.

Padahal sebelumnya, polisi berjanji akan mengungkap pelaku penembakan. Pada Desember 2019, polisi telah memeriksa sebanyak 14 orang. Mereka terdiri dari aparat kepolisian dan juga warga sipil.

Namun sampai saat ini, pelaku yang harus bertanggung jawab atas kematian Yusuf Qardhawi belum juga terungkap.

Awal Kasus Penembakan

Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, tewas diduga terkena tembakan dan dipukuli saat mengikuti demonstrasi menolak RUU KUHP dan UU KPK, Kamis (26/9/2019). Kedua korban bernama La Randi dan Muh Yusuf Kardawi.

Yusuf Qardhawi meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius di bagian kepala di RSUD Bahteramas pada Jumat dini (27/9/2019) sekitar 04.00 Wita.

Menurut hasil laporan investigasi KontraS, Yusuf Qardhawi yang tewas saat demonstrasi diduga terkena tembakan baru dipukuli. Yusuf diduga menjadi korban penembakan pertama di pintu samping Dinas Ketenagakerjaan, baru disusul penembakan kepada La Randi yang berjarak ratusan meter dari Yusuf Qardhawi.

Polisi Pelaku Penembakan La Randy Jadi Tersangka

Pelaku penembakan terhadap mahasiswa Universitas Halu Oleo, La Randy, sudah ditemukan. Ada enam pelaku yang ditangkap, yakni anggota Polres Kendari Brigadir AM dan enam orang personel jajaran Polda Sulawesi Tenggara, DK, GM, MI, MA, H dan E. Mereka menjalani hukuman yang berbeda.

Hasil investigasi dilakukan Polri menemukan bahwa peluru yang menewaskan mahasiswa bernama Randi identik dengan pistol digunakan Brigadir AM saat mengamankan unjuk rasa. Alhasil, Brigadir AM ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Kemudian untuk DK, GM, MI, MA, H dan E, mereka dibebastugaskan. "Ya dibebastugaskan dari Reskrim dan Intel," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (7/10/2019).

Awal Penggunaan Senjata

Salah satu saksi dalam peristiwa tersebut mengatakan diduga penembakan dengan senjata api sejak awal digunakan untuk tujuan pembubaran massa mahasiswa Universitas Halu Oleo.

"Dalam pengamanan unjuk rasa, kepolisian punya prosedur operasional standar dalam tahapan tertentu, tapi dalam hal ini kami menduga penggunaan senjata api sejak awal," kata Koordinator KontraS Yati Andriyani.

Sudah Periksa Puluhan Orang

Proses pencarian pelaku dilakukan dengan memeriksa sejumlah orang terkait tewasnya Yusuf Qardhawi di Kendari. Pada Oktober 2019, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart membeberkan, 13 orang yang diperiksa adalah anggota polisi, 2 orang mahasiswa dan 3 orang warga masyarakat.

Namun pemeriksaan 18 saksi belum mengungkap pelaku penembakan dan proyektil peluru serta selongsong peluru. Polisi berdalih masih proses uji balistik.

Kemudian pada Desember 2019, polisi juga telah memeriksa sebanyak 14 orang. Mereka terdiri dari aparat kepolisian dan juga warga sipil. Namun hingga saat ini belum ditemukan pelakunya.

Polisi Kesulitan Ungkap Penembak Yusuf Qardhawi

Polisi masih belum bisa mengungkap kasus pembunuhan terhadap mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari, Yusuf Qardhawi yang meninggal saat aksi menolak revisi UU KPK September 2019 silam.

"(Dari) keterangan saksi dan petunjuk kita belum menemukan siapa pelakunya," ungkap Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Rabu (15/1).

Menurut dia pihaknya sudah berupaya membuka tabir kasus tersebut. Baik menggunakan metode deduktif maupun induktif.

"Yang pertama adalah metode deduktif, metode deduktif itu dimulai dari TKP. Di TKP ada metode juga digunakan metode spiral," paparnya.

Metode itu, menurut Argo guna mencari barang bukti, saksi dan juga petunjuk. "Ini kita lakukan oleh penyidik dari Polda Kendari (Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara) dibantu dengan Mabes Polri," ucapnya.

Hingga saat ini polisi telah memeriksa sebanyak 19 saksi. Di samping juga telah menganalisis bercak darah yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

"Kita sudah memeriksakan noda bercak dara di batu. Dan udah dikirim ke bagian forensik. Ya artinya alat bukti kita cari," pungkasnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
9 Tahun Masih Jadi Misteri, Ini Fakta Terbaru Temuan Polisi Terkait Kematian Akseyna Ahad Dori di Danau UI
9 Tahun Masih Jadi Misteri, Ini Fakta Terbaru Temuan Polisi Terkait Kematian Akseyna Ahad Dori di Danau UI

Sembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sembilan Tahun Berlalu, Polisi Ungkap Kendala Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna
Sembilan Tahun Berlalu, Polisi Ungkap Kendala Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna

Polisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.

Baca Selengkapnya
Pengakuan Polisi, Ini Penyebab Kasus Kematian Akseyna Mahasiswa UI Masih Misteri Selama 9 Tahun
Pengakuan Polisi, Ini Penyebab Kasus Kematian Akseyna Mahasiswa UI Masih Misteri Selama 9 Tahun

Sembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.

Baca Selengkapnya
Polisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga
Polisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga

Polisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga

Baca Selengkapnya
Ungkap Penyebab Kematian dr Aulia, Polisi Bakal Periksa Pihak Kemenkes, Kemendikbud hingga Dosen
Ungkap Penyebab Kematian dr Aulia, Polisi Bakal Periksa Pihak Kemenkes, Kemendikbud hingga Dosen

Sampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.

Baca Selengkapnya
3.000 Dosen UI Siap Bantu Pengusutan Kasus Mahasiswa Bunuh Junior
3.000 Dosen UI Siap Bantu Pengusutan Kasus Mahasiswa Bunuh Junior

Bantuan ditawarkan untuk membongkar kasus pembunuhan mahasiswa UI tersebut.

Baca Selengkapnya
Polisi Sudah Periksa 34 Saksi Terkait Kasus Kematian Dokter Aulia
Polisi Sudah Periksa 34 Saksi Terkait Kasus Kematian Dokter Aulia

Menurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dianalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.

Baca Selengkapnya
Polisi Beberkan Perkembangan Kasus Kematian Afif Maulana Setelah Buka Layanan Informasi Masyarakat
Polisi Beberkan Perkembangan Kasus Kematian Afif Maulana Setelah Buka Layanan Informasi Masyarakat

Masyarakat bisa menghubungi di Hotline 08116669007 dan 0895607345098

Baca Selengkapnya
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri

Kasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.

Baca Selengkapnya
43 Saksi Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip dr Aulia Diperiksa Polisi, Ada Dua Ahli hingga Teman Seangkatan
43 Saksi Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip dr Aulia Diperiksa Polisi, Ada Dua Ahli hingga Teman Seangkatan

Pihak Kemenkes juga dimintai keterangan karena sebelumnya sudah melakukan investigasi.

Baca Selengkapnya
Update Kasus Kematian Dokter Aulia: Dua Petinggi FK Undip Diperiksa, Segera Ada Tersangka
Update Kasus Kematian Dokter Aulia: Dua Petinggi FK Undip Diperiksa, Segera Ada Tersangka

Kasus bunuh diri mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi, Aulia Risma Lestari di Undip masih terus diselidiki polisi.

Baca Selengkapnya
Kabar Terbaru Penyelidikan Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip dr Aulia
Kabar Terbaru Penyelidikan Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip dr Aulia

Aulia diduga mendapat bully dari senior saat menjadi mahasiswa Program Pendidikan Doktor Spesialis (PPDS) Undip Semarang.

Baca Selengkapnya