Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengungkap fakta tentang Asia Sentinel, media yang bikin geram SBY

Mengungkap fakta tentang Asia Sentinel, media yang bikin geram SBY Tangkapan layar permintaa maaf Asia Sentinel kepada SBY. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Saat ini media Asia Sentinel menjadi sorotan di Indonesia. Salah satu pemberitaannya menyinggung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang dikaitkan dengan kasus Century. Setelah berita yang mereka buat tersebar dan menjadi kontroversi, kemarin Asia Sentinel akhirnya meminta maaf dan mencabut artikel tersebut.

Lalu seperti apa fakta tentang media Asia Sentinel yang sempat membuat geram SBY? Berikut ulasannya, Jumat (21/9):

Media online yang berkantor di Hong Kong

Orang lain juga bertanya?

Asia Sentinel berkantor pusat di Hong Kong. Media ini didirikan oleh empat wartawan senior ekspatriat yang berpengalaman di wilayah tersebut. Beberapa artikel dari Asia Sentinel juga muncul dalam media Asian Correspondent. Media tersebut juga berkantor di Hong Kong.

Para editornya tinggal di Asia, termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Hong Kong, Cina, Thailand dan Indonesia. Koresponden untuk situs ini diambil dari wartawan di seluruh wilayah di Asia.

Pemberitaannya mencakup isu se-Asia

Asia Sentinel menulis berbagai pemberitaan regional Asia yang berfokus pada berita, bisnis, seni dan budaya. Situs ini diluncurkan pada Agustus 2006. "Asia Sentinel diciptakan untuk menyediakan platform untuk berita, analisis dan opini tentang isu-isu nasional dan regional di Asia. Ini adalah independen dari semua pemerintah dan perusahaan media besar. Ini terbuka untuk kontribusi, tidak hanya dari wartawan tetapi dari para profesional di bidang-bidang seperti keuangan, diplomasi, sains, dan seni." kata pendiri media ini.

Asia Sentinel pernah "sentil" kondisi tiga negara Asia

Asia Sentinel pernah meliput tentang kuatnya Hong Kong, melalui pemberitaan tentang struktur kekuasaan dan kebijakan pembangunan ramah taipan di wilayah itu. Lalu tentang Singapura, dengan pemerintahan yang terpusat di negara dan kota.

Pejabat di negara Thailand juga pernah diulas. Media itu menerbitkan informasi yang menyelidiki peran Raja Thailand dalam acara-acara politik. Para jurnalis arus utama dilarang meliput karena ada undang-undang lèse majesté di Thailand.

Menulis soal SBY dan kasus Bank Century

Asia Sentinel pernah mempublikasikan artikel investigasi terkait konspirasi pada kasus Bank Century. Dalam tulisan itu mengait-ngaitkan nama SBY dan 30 pejabat lain. Dan ada tulisan tuduhan soal pencucian uang.Artikel itu ditulis langsung oleh pendiri Asian Sentinel John Berthelsen berdasarkan laporan investigasi sebanyak 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauitius pekan lalu.Terkait artikel ini langsung mengundang reaksi para politis Demokrat. Mereka menganggap tulisan di media Asia Sentinel itu fitnah.

Langsung mengeluarkan artikel berisi permohonan maaf

Setelah pemberitaan Asia Sentinel tentang kasus Bank Century dan SBY geger, akhirnya media tersebut menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat."Asia Sentinel ingin menarik kembali artikel yang terbit pada 10 September 2018 yang ditayangkan di situs tentang pemerintahan Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia," demikian isi permintaan maaf yang dikutip merdeka.com, dari situs asiasentinel.com, Rabu (19/9).Dijelaskan juga, Asia Sentinel mengakui jika artikel yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi John Berthelsen, secara tidak adil telah menyampaikan berbagai tuduhan terkait gugatan kasus century yang sedang berjalan. Sebagai tindak lanjut permintaan maaf, Asia Sentinel juga menyatakan telah mencabut artikel itu dari situs mereka."Kami mengakui bahwa kami tidak meminta konfirmasi terhadap nama-nama yang disebut dalam artikel itu. Artikel itu juga sangat sepihak dan telah melanggar praktik jurnalisme yang adil."

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks PM Singapura Sebut Indonesia Tidak Akan Maju karena Gila Agama
CEK FAKTA: Hoaks PM Singapura Sebut Indonesia Tidak Akan Maju karena Gila Agama

Beredar tangkapan layar yang mengeklaim PM Singapura menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama

Baca Selengkapnya
Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global
Hadiri Acara HPN di Monas, Menteri Teten Bicara soal Pendapatan Media Tergerus Platform Global

Menkop dan UKM Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).

Baca Selengkapnya
TOPIK POPULER: Gunung Tertinggi Alam Semesta, Butuh Rp600 M Buat Jadi Ketum Golkar
TOPIK POPULER: Gunung Tertinggi Alam Semesta, Butuh Rp600 M Buat Jadi Ketum Golkar

30 Berita terpopuler yang dirangkum merdeka.com mulai dari sains, artis hingga politik

Baca Selengkapnya
Lemhannas Ungkap Tantangan Besar Indonesia yang Perlu Diwaspadai di Tahun 2025
Lemhannas Ungkap Tantangan Besar Indonesia yang Perlu Diwaspadai di Tahun 2025

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengungkap sejumlah tantangan besar Indonesia di Tahun 2025

Baca Selengkapnya
Datangi Bareskrim, KBA News 'Ngadu' Medianya Dicatut Sebar Isu Kapolri Senyap Menangkan Prabowo-Gibran
Datangi Bareskrim, KBA News 'Ngadu' Medianya Dicatut Sebar Isu Kapolri Senyap Menangkan Prabowo-Gibran

CEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut

Baca Selengkapnya
AMSI, AJI, IJTI & IDA Minta Presiden Cari Jalan Terbaik untuk Perpres Publishers Rights
AMSI, AJI, IJTI & IDA Minta Presiden Cari Jalan Terbaik untuk Perpres Publishers Rights

AMSI dan AJI merupakan dua organisasi dari Indonesia yang terlibat dalam perumusan prinsip global tersebut.

Baca Selengkapnya
Sosok Petrus Kanisius Ojong, Tokoh Pers Nasional Asal Bukittinggi
Sosok Petrus Kanisius Ojong, Tokoh Pers Nasional Asal Bukittinggi

Tokoh yang satu ini sudah menjadi jurnalis sejak usia 25 tahun dan salah satu pendiri Kelompok Kompas Gramedia bersama temannya, Jakob Oetama.

Baca Selengkapnya
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!

Konten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.

Baca Selengkapnya
Kisah Pers Diberedel Habis pada Masa Soeharto
Kisah Pers Diberedel Habis pada Masa Soeharto

Sejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.

Baca Selengkapnya