Mengungkap sejarah Kampung Tugu
Merdeka.com - Untuk warga Jakarta yang sudah lama menetap di Ibu Kota, nama Kampung Tugu pasti sudah tidak asing lagi. Saat ini, pemahaman yang berkembang di masyarakat, warga Kampung Tugu merupakan keturunan asli bangsa Portugis. Namun, pendapat ini sepenuhnya tidak terbukti pada tataran sejarah.
Peneliti Paramita Rahayu Abdurachman menerangkan jika sejarah Jakarta tidak mengenal istilah perkampungan Portugis, seperti yang terjadi di Maluku dan Nusa Tenggara. Namun bukan berarti Portugis tidak memiliki pengaruh kuat di Jakarta, pada abad ke-16 kata-kata Portugis dan orang Portugis sudah fasih diucapkan di Jakarta.
"Kiranya istilah ini mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16, pada waktu kegiatan bangsa Portugis di lapangan perdagangan, penginjilan, dan memperluas kekuasaan politiknya sedang memuncak," kata Paramita dalam bukunya, Bunga angin Portugis di Nusantara.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kenapa permukiman di Jakarta Timur ditinggalkan? Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
-
Mengapa Portugis datang ke Nusantara? Mereka datang ke Nusantara demi menguasai pulau-pulau penghasil rempah.
-
Kapan permukiman di Jakarta Timur ditinggalkan? Dari keterangan warga setempat, sekitar seratusan rumah di sana sudah ditinggalkan warga sejak pemerintahan Gubernur Sutiyoso puluhan tahun lalu.
-
Kenapa Kampung Kolonial dijuluki demikian? Saat ini, deretan rumah dinas itu dijuluki sebagai kampung kolonial.
Namun nyatanya kata 'Portugis' untuk rakyat pribumi, tidak khusus ditujukan kepada bangsa Portugis yang berlabuh di Nusantara. Warga pribumi juga menyebut saudagar atau orang asing yang tidak memiliki keterikatan dengan Portugis, sebagai bangsa Portugis. Termasuk budak-budak yang dibawa oleh kapal Portugis.
Dari sinilah sejarah Kampung Tugu itu berasal. Sebagai bangsa penjajah, keberadaan Portugis di suatu wilayah sering menjadikan penduduk asli wilayah itu sebagai budak. Seperti saat Portugis menjajah beberapa wilayah di Afrika dan Asia.
umumnya, para budak-budak itu dibawa berlayar ke perairan Asia Tenggara, termasuk Nusantara. Mereka dijadikan pembantu rumah tangga, kemudian di baptis dan dimerdekakan.
"Karenanya mereka (para budak) disebut orang Mardika, yang berasal dari kata sanskrit mahardhika yang berarti bebas," tulis Paramita.
Golongan ini kemudian menetap di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi Portugis. Karen jumlahnya yang banyak, tidak jarang mereka mendirikan kampung sendiri dengan kepala kampung yang dipilih berdasarkan kesepakatan, dan hidup menurut kebiasaan yang dibawa dari tanah asalnya.
"Golongan Mardika ini sering disebut 'orang Portugis' oleh pihak pribumi untuk menjelaskan perbedaan dengan mereka sendiri, juga karena orang Portugis bernaung di bawah kewibawaan Portugis. Salah satu contoh dari perkampungan itu adalah kampung Tugu," lanjut Paramita.
Penduduk kampung Tugu berasal dari masyarakat Mardika yang keberadaannya sudah terekam sejak abad 17, tepatnya ketika benteng Jayakarta jatuh ke tangan Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC).
Awalnya VOC tidak mengindahkan keberadaan masyarakat Mardika ini, namun karena mereka memihak kepada VOC, akhirnya perserikatan sepakat untuk memberikan tanah sebagai balas budi. Saat ini, tanah itu disebut sebagai Kampung Tugu.
"Di tanah tugulah mereka menetap, dan hidup dengan kebiasaan yang lahir dari pencampuran darah dan budaya. Walau demikian, mereka tetap menganggap diri tetap Portugis," pungkasnya. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ziarah telah menjadi tradisi keluarga keturunan Portugis di Kampung Tugu menjelang Hari Raya Natal.
Baca SelengkapnyaOrang-orang Sunda yang tinggal di kampung tersebut sudah ada sejak sebelum era kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaNamanya unik, begini asal usul nama Kampung Kurus di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaHingga kini, jejak keberadaan Portugis masih bisa dijumpai pada banyak lokasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaAda banyak kisah di Jatinegara, mulai dari dua versi nama sampai warganya keturunan Banten.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPurwakarta telah berevolusi cukup lama hingga dikenal sebagai kota pensiunan. Kisahnya penuh perjuangan sejak masa pra sejarah.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!
Baca Selengkapnya