Mengungkap uang ratusan juta di Munas Golkar
Merdeka.com - Perselisihan di internal Partai Golkar terus bergulir, hubungan kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) semakin memanas. Apalagi, dalam sidang gugatan yang diajukan kubu Ical terungkap kubu Agung memberikan uang imbalan kepada peserta sebagai tanda terima kasih atas kehadirannya di Munas Ancol, Jakarta Utara senilai Rp 110 juta.
Wakil Ketua DPD II bidang kaderisasi Partai Golkar dari Bontang, Kalimantan Timur, M Arham yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang tersebut membeberkan kalau dirinya menerima imbalan Rp 110 juta dari kubu Agung saat menghadiri sidang tersebut. Kesaksian itu tak dibantah Agung cs.
Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, Leo Nababan membenarkan pernyataan M Arham. Leo mengakui kalau pihaknya memberikan uang kepada setiap peserta yang hadir pada Munas Ancol itu.
-
Mengapa Golkar penting? Kondisi geopolitik dan geo-ekonomi yang semakin kompleks, menuntut kemitraan ASEAN-RRT menjadi bagian dari solusi dan hal ini terangkum dalam ASEAN Common Statement.
-
Dimana Partai Golkar berkontribusi di pemerintahan? Per hari ini Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Airlangga Hartarto terus berkontribusi penting di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian untuk terus menguatkan ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Kenapa golput merugikan? Golput bukan hanya merugikan individu saja, namun berdampak pada keberlanjutan demokrasi.
-
Apa yang Golkar dukung? Terakhir, pertemuan juga kembali menggarisbawahi dukungan terhadap kerangka kerja ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai landasan sekaligus panduan bagi ASEAN dalam menavigasikan konstelasi politik kawasan yang dinamis.
-
Bagaimana Golkar dapat mengonsolidasikan suara? “Rata-rata kami mempunyai 5 juta kader, jadi kalau dikalikan 10 saja, bisa menghitung, paling tidak ada 50 juta suara yang bisa kami konsolidasikan dari Hasta Karya ini,“ Diketahui, Partai Golkar memiliki sepuluh ormas.
Namun, Leo membantah jika uang itu dikatakan bentuk suap untuk memenangkan Agung. Menurut pengakuannya, uang itu diberikan sebagai pengganti uang perjalanan bagi para simpatisan Agung.
"Perlu saya jelaskan di sini bahwa uang itu bukan untuk uang sogok suara, itu untuk biaya transportasi juga uang pegangan (khas) daerah-daerah. Setiap provinsi dapat itu," kata Leo saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Kamis (18/6).
Leo mengatakan perihal pemberian uang transportasi bagi setiap kader partai yang ikut dalam perhelatan lima tahun sekali itu, bukan hanya dilakukan Golkar. Dia menyebut, sebagian partai besar di tanah air juga melakukan hal yang sama.
"Seperti itu bukan hanya Golkar, partai lain juga sama," bebernya.
Bagi Leo, kesaksian M Arham dalam sidang merupakan hiruk pikuk dalam dunia politik. Akan tetapi, dia menilai pernyataan M Arham tidak pada situasi ataupun kondisi yang tepat.
Bahkan, Leo menyindir keterangan saksi di persidangan. "Itu bagi kami hanya politik. Berbicara politik pakai UU politik bukan UU perkawinan," cetusnya.
Lebih jauh, Leo menganggap ada hal yang lebih penting ketimbang mempersoalkan pemberian uang di Munas Ancol. Kolega Agung ini, mengatakan pernyataan Ical yang menyebut Pilkada tidak penting bagi Golkar patut menjadi sorotan.
Leo menyatakan apa yang disampaikan Ical bertolak belakang dengan visi dan misi Golkar. Menurut dia, kemenangan partai berlambang pohon beringin di Pilkada merupakan modal awal bagi partai ke arah yang lebih baik.
"Ada hal yang lebih penting dari ini (Pemberian uang ke simpatisan Agung), soal pernyataan Ical Pilkada tidak penting. Bagi Agung Laksono itu penting karena Pilkada itu penting bagi kemenangan-kemenangan Golkar berikutnya. Di sini jelas perbedaan prinsip golkar," pungkasnya.
Untuk diketahui, M Arham selaku saksi sekaligus Wakil Ketua DPD II bidang kaderisasi Partai Golkar dari Bontang, Kalimantan Timur memberi kesaksian yang mengejutkan. Dalam persidangan gugatan kubu Ical, dia mengaku menerima uang sebesar Rp 110 juta sebagai bentuk terima kasih hadir di Munas Ancol.
Dia mengungkapkan pemberian itu tidak didapatkan secara merata oleh semua peserta yang hadir. DPD I Partai Golkar kabarnya mendapatkan Rp 500 juta, DPD tingkat kabupaten mendapatkan Rp 300 juta.
"Itu mereka yang benar asli hadir yang memang tepat, yaitu ketua dan sekretaris. Nah kalau saya kan datang sendiri tanpa pendamping," kata M Arham dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (18/6).
Menurutnya, dari pemberian uang sebesar Rp 150 juta itu masih dipotong pajak, yaitu dengan rincian awal datang munas dikasih Rp 100 juta dan dipotong Rp 30 juta. Jadi total Rp 70 juta. Kemudian keesokan harinya, usai munas terima lagi Rp 50 juta, dipotong Rp 10 juta. Jadi menerima sebesar Rp 40 juta.
"Total keseluruhan yang saya dapat Rp 110 juta dan saya terima cash. Untuk potongan itu sendiri, itu dipotong panitia, katanya untuk bayar pajak," jelasnya. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena, jika tidak mempunyai itu semua. Akan terasa sulit bagi orang tersebut untuk bisa menjadi ketua umum partai.
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video relawan Ganjar-Mahfud yang protes usia menghadiri kampanye akbar di kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaDebat Pilkada Sumatera Utara (Sumut) berlangsung panas.
Baca SelengkapnyaPakar Hukum Tata Refly Harun mengatakan alasan Pilkada, Pileg, hingga Pilpres mahal karena pertemuan calon dengan pemilih membutuhkan biaya.
Baca SelengkapnyaTemuan tersebut diduga terjadi di Kelurahan Sukmajaya, Depok.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaKPU Sumsel menetapkan jumlah dana kampanye para paslon tak lebih dari Rp226 miliar.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan Briptu Mulyadi soal biaya masuk polisi.
Baca Selengkapnya