Mengurai Problem Kemacetan Parah di Puncak dan Harapan Jalur Puncak II
Merdeka.com - Kemacetan parah terjadi di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor pada libur panjang 26-28 Februari 2022. Tidak kurang dari 80 ribu kendaraan memasuki Puncak.
Selain jumlah kendaraan sangat banyak masuk ke Puncak, ada beberapa faktor lain hingga menyebabkan jalur wisata ini mengalami kemacetan parah, mulai dari jalan yang sempit hingga adanya kendaraan mogok.
Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin mengungkapkan bahwa setidaknya 10 mobil mengalami mogok di beberapa titik, sehingga menghambat arus lalu lintas karena terjadi penyempitan jalan.
-
Kenapa macet terjadi di Puncak? Kemacetan di Puncak terjadi sejak siang hingga tengah malam, pada Minggu 15 September 2024.Kemacetan sepanjang jalan di Kawasan Puncak merupakan imbas libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Di mana kemacetan parah terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Kenapa banyak orang berkunjung ke wisata Puncak Bogor ini? Banyak wisatawan mengaku rasa kangen terhadap keseruan masa kecil terobati saat berkunjung ke sini.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
"Kemarin (Minggu) sekitar jam 2 siang itu ada mobil mogok di enam titik berbeda. Sudah jalannya sempit, kendaraan banyak ada mogok juga jadi semakin sempit," kata Iman kepada wartawan, Senin kemarin.
Iman juga menyebutkan, kemacetan disebabkan banyaknya kendaraan memasuki Puncak melalui jalur-jalur alternatif.
"Jadi tidak semua lewat Gadog atau langsung di jalur utama. Tapi mereka lewat jalur alternatif langsung ke atas, dan di atas sudah padat sehingga kemacetan tidak terhindarkan," bebernya.
Beberapa warga yang terjebak dalam kemacetan mengungkapkan butuh waktu sekitar 17 jam untuk turun dari Puncak, atau kawasan Gunung Mas hingga masuk ke Tol Jagorawi. Padahal jarak Simpang Gadog ke Puncak Pas hanya berkisar 22 kilometer.
Kondisi beberapa ruas jalan yang sempit, diperparah dengan banyak persimpangan menuju lokasi wisata. Ini juga menjadi penyebab laju kendaraan tersendat.
Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana pun sampai turun langsung meninjau kondisi lalu lintas di Jalan Raya Puncak, Senin (28/2). Menurutnya, sepeda motor juga tidak bisa dilepaskan dari salah satu penyebab kemacetan di Jalan Raya Puncak pada Minggu (27/2) kemarin.
"Ya itu, pengendara sepeda motor itu kadang berjalan rombongan dan mengganggu serta mengambil hak jalan pengendara lain. Banyak pengendara roda dua bersifat rombongan, kadang suka tidak mengindahkan aturan lalu lintas. Kita akan berikan sosialisasi, edukasi bahkan tindakan," kata Suntana.
Sebanyak 183 personel Polres Bogor dikerahkan untuk mengurai kemacetan. Lalu lintas di jalur Puncak mulai normal pada Senin sore. Polisi akhirnya membuka dua jalur setelah arus kendaraan kembali lancar.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar, Kombes Pol Romin Thaib mengaku berbagai upaya telah dimaksimalkan untuk mengurai kemacetan.
"Intinya kita sudah maksimal mulai dari ganjil genap, contraflow, kita bikin one way, kita sudah maksimal," kata Romin.
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan, dalam wawancara khusus dengan merdeka.com beberapa waktu lalu menuturkan problem utama jalur Puncak menjadi langganan kemacetan lantaran banyaknya akses jalan alternatif, terutama untuk sepeda motor.
"Karena masalah macet Puncak ini klasik. Sudah dari dulu," kata Iwan.
Iwan menuturkan Pemkab tidak berdiam diri dengan kondisi tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan. Namun memang belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan.
"Untuk mengurai kemacetan, kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kepolisian Resor Bogor untuk membuat sejumlah rekayasa lalu lintas," terangnya.
Yang pertama adalah kanalisasi lalu lintas. Yakni membagi jalan menjadi tiga. Dua ke atas dan satu ke bawah atau sebaliknya.
Namun upaya ini justru malah membuat semakin macet karena menimbulkan banyak 'bottle neck'. Karena lebar Jalan Raya Puncak tidak homogen, ada lebar sekali dan ada pula yang sempit.
"Sebelum kanalisasi juga ada pelebaran jalan pada 2016 lalu. Tapi ini juga belum menjadi solusi yang konkret untuk menyelesaikan kemacetan Puncak," akunya.
Selain itu, sistem ganjil genap juga diterapkan sebagai upaya mengurai kemacetan. Fakta di lapangan, ada penurunan jumlah kendaraan. Namun Puncak masih saja macet.
"Karena sepeda motor juga sangat banyak masuk ke Puncak. Terutama saat Sabtu-Minggu atau libur hari besar," lanjut Iwan.
Jalur Puncak II
Iwan yakin, jalur Puncak II dapat mengurai kemacetan Jalan Raya Puncak. Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan, jika Puncak II terbangun dapat mengurangi beban kendaraan di Jalan Raya Puncak hingga 50 persen. Karena kendaraan yang menuju Cianjur atau Bandung, bisa melalui Puncak II nantinya.
Namun untuk membuka jalur Puncak II Pemkab Bogor mengaku tidak bisa jalan sendiri. Butuh bantuan pemerintah pusat maupun Pemprov Jawa Barat.
"Karena kebutuhan anggaran sekitar Rp5 triliun, agar jalan itu terbangun seluruhnya sepanjang 35 kilometer dari titik nol di Sentul hingga Cipanas, Cianjur," terang Iwan.
Sementara APBD Kabupaten Bogor hanya sekitar Rp8 triliun, itu pun untuk seluruh kegiatan yang diprogramkan dalam satu tahun.
Sembari menunggu respons dari pemerintah pusat, Pemkab Bogor rutin melakukan pemeliharaan Jalur Puncak II. Hal ini ditujukan agar jalan yang sudah terbangun tidak rusak.
"Setiap tahun kami selalu menganggarkan pemeliharaan Jalan Puncak II. Karena sejak terbengkalai pada 2015 lalu, banyak jalan yang sudah terbangun, kemudian hilang menjadi tanah lagi. Untuk pemeliharaan kami bekerja sama dengan TNI lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)," kata Iwan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menerapkan rekayasa one way menuju Jakarta untuk mengurai kemacetan sejak pagi tadi.
Baca SelengkapnyaDalam kemacetan tersebut, dikabarkan satu orang wisatawan asal Bambu Apus, Jakarta Timur berinisial NM (56) meninggal dunia
Baca SelengkapnyaDari 150 ribu kendaraan yang ada di jalur wisata Puncak selama Minggu (15/9), saat ini sudah terkuras sebagian, dan menyisakan sekitar 80 ribu kendaraan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kunjungan hotel sudah terlihat sejak hari pertama libur, yaitu Sabtu (14/9).
Baca SelengkapnyaPuncak dianggap sebagai alternatif tempat wisata yang murah dan terjangkau.
Baca SelengkapnyaTernyata tak hanya jalur kawasan Puncak Bogor saja yang mengalami kemacetan. Sejumlah jalur pendakian di berbagai daerah turut menarik minat ribuan wisatawan.
Baca SelengkapnyaPadahal, kehadiran jalan bebas hambatan tersebut penting untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan wisata Puncak.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor juga menempatkan 300 personel kepolisian untuk menangani lalu lintas di sepanjang jalur wisata Puncak untuk membantu para wisatawan.
Baca SelengkapnyaRizky mengatakan jumlah jumlah kendaraan yang memasuki Puncak saat libur panjang Maulid Nabi ini mencapai 150.000 kendataan.
Baca SelengkapnyaTol Puncak-Cianjur itu memang sudah ada petanya. Tinggal dilaksanakan saja.
Baca SelengkapnyaMacetnya jalanan saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, tampaknya tidak hanya di jalan raya tapi juga di gunung bahkan arung jeram.
Baca Selengkapnya