Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menhan dan Muhammadiyah sepakat tangkal terorisme dengan bela negara

Menhan dan Muhammadiyah sepakat tangkal terorisme dengan bela negara Ilustrasi Teroris. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Muhammadiyah dan Kementerian Pertahanan melakukan kesepakatan pembinaan kesadaran Bela Negara yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kemenhan, Jakarta, Rabu (13/4). Tujuan tersebut untuk menangkal dan mencegah aksi terorisme di Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan, saat ini aksi terorisme sudah menjadi ancaman dunia contohnya bom Belgia, bom Thamrin dan lainnya.

"Ini situasi akan berulang terus kalau kita tidak siap sebagai umat Islam, kita harus marah. Ini membawa nama Islam, padahal Islam tidak begitu. Saya sering sampaikan, enggak ada rumusnya dalam Alquran dan hadits bunuh diri kok masuk surga. Perbuatan yang paling enggak disukai Allah, sudah bunuh diri bunuh orang sebanyak-banyaknya, kok masuk surga," kata Ryamizard dalam acara Mou dengan Muhammadiyah di Kemenhan, Jakarta, Rabu (13/4).

Menurutnya, kesadaran Bela Negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Hal ini juga bagian revolusi mental untuk membangun daya tangkal dalam menghadapi ancaman ketahanan nasional.

"Masalahnya dipikiran, pemikiran-pemikiran ini lah yang harus kita hapus. Tadi sudah disampaikan Pak Haedar, saya rasa dulu ada 5 paham atau ideologi, Liberal, Sosialis, Komunis, Radikal, dan Pancasila. Empat paham itu materialisme bersifat, kebendaan, kekuasaan, nah Pancasila bukan," kata dia.

Sementara di kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, bahwa aksi terorisme telah menjadi musuh bersama termasuk Muhammadiyah. Muhammadiyah yang turut membangun Republik Indonesia, menyatakan penanganan aksi terorisme harus dilakukan secara komprehensif.

"Kami PP Muhammadiyah dan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang hadir sebelum Republik ini hadir dan ikut para tokohnya ada ikut dalam pendirian Republik ini. Dan pasca kemerdekaan kami terlibat dalam membangun bangsa, tentu kesepakatan yang akan kita tandatangani ini merupakan simbol dari proses sejarah yang panjang," kata Haedar.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kepala BNPT: Ada Sejarahnya Al-Zaytun Terafiliasi NII
Kepala BNPT: Ada Sejarahnya Al-Zaytun Terafiliasi NII

Sepanjang Ponpes Al-Zaytun tidak bertentangan dengan aturan hukum, maka tidak ada masalah

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Waspadai Dalil Sesat Kelompok Teror, Tak Ada Agama Ajarkan Kekerasan
Waspadai Dalil Sesat Kelompok Teror, Tak Ada Agama Ajarkan Kekerasan

Narasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Blak-blakan Fakta Kelahiran TNI Ada Peran Ormas Islam
VIDEO: Mahfud Blak-blakan Fakta Kelahiran TNI Ada Peran Ormas Islam

Di mana, pada awal pembentukan TNI tak terlepas dari peran ormas islam.

Baca Selengkapnya
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut

Dzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Guru Besar UMY Tegaskan Kelompok Radikal Intoleran Tak Jelas Sumber Ilmu & Gurunya
Guru Besar UMY Tegaskan Kelompok Radikal Intoleran Tak Jelas Sumber Ilmu & Gurunya

Perdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!

Semakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.

Baca Selengkapnya
Ketum Muhammadiyah Tolak Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah
Ketum Muhammadiyah Tolak Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah

Tujuan BNPT atas wacana itu mengontrol tempat ibadah dari kegiatan radikalisme.

Baca Selengkapnya
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun

Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme

Agama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut:  Indonesia Adalah Martabat Kita
Menag Yaqut: Indonesia Adalah Martabat Kita

Yaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.

Baca Selengkapnya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya

Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya