Menhan Ryamizard: Ideologi Pancasila Mulai Luntur
Merdeka.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyampaikan, kondisi bangsa Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Terlebih, landasan utama negara yakni Pancasila mulai perlahan luntur.
"Pancasila itu alat perekat, alat nomor satu bangsa. Nah, sekarang sudah mulai Pancasila luntur. Sekarang nggak ada masalah. Tapi 20 hingga 30 tahun lagi, kalau kita biarkan, itu pemimpin bangsa ini mungkin yang kemarin 30 tahun lalu masih mahasiswa, ke depan dia akan jadi Presiden, akan jadi Panglima TNI, atau Kapolri, dia menganut khilafah, selesai bangsa ini. Karena Pancasila tak ada lagi," tutur Ryamizard di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6).
Ryamizard sengaja menyampaikan hal tersebut di depan para prajurit TNI yang menghadiri silaturahmi akbar bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan para purnawirawan. Pasalnya, mereka merupakan generasi pemelihara persatuan bangsa.
-
Apa yang dilakukan Ketua Pemuda Pancasila? 'Mas Wisnu secara tidak sadar mengatasnamakan Ketua Pemuda Pancasila, itu memang bukan.' 'Saya sangat menyayangkan dan ini menjadi bahan evaluasi kita bersama,' kata Ali Imron
-
Siapa yang harus menerapkan Pancasila? Pancasila bisa diartikan sebagai sebuah rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat dan pejabat di Indonesia.
-
Bagaimana Pancasila membawa bangsa ke kemajuan? Dengan mengamalkan Pancasila, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang besar.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Siapa yang bisa menjadi pemimpin? Pemimpin adalah individu yang memiliki otoritas formal atau informal untuk memimpin dan mengarahkan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
"Selesai Pancasila ini akan terjadi pertumpahan darah. Pasti. Seperti di Timur Tengah. Ini yang tidak kita inginkan dan sangat merisaukan kita. Karena kita ini penjaga Pancasila. Karena di sumpah prajurit pertama disampaikan, Demi Allah saya bersumpah setia kepada NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45," jelas dia.
Dalam setiap kunjungan yang dihadirinya, Ryamizard mengaku juga mengingatkan hal yang sama, yakni menjaga keutuhan negara berdasarkan Pancasila. Bahkan, dia juga telah memanggil 300 lebih rektor dari universitas di seluruh Indonesia untuk membicarakan masalah itu.
"Karena dalam pengamatan kami, ada 23,4 persen mahasiswa setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah. 23,3 persen pelajar SMA setuju jihad untuk negara Islam. 18,1 persen pegawai setuju tak setuju dengan ideologi Pancasila. 19,4 PNS menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Dan 9,1 persen pegawai BUMN yang menyatakan tak setuju dengan ideologi negara. Dan kurang lebih 3 persen ada TNI terpengaruh dan tak setuju Pancasila. Ini memprihatinkan sekali," beber Ryamizard.
Termasuk usai Pemilu 2019 ini, Ryamizard berharap tidak ada lagi pembagian kubu pendukung salah satu paslon presiden-wakil presiden.
"TNI dan purnawirawannya harus berdiri di atas semua anak bangsa. Saya harapkan tak ada lagi yang namanya 01 atau pun 02. Tapi kita semua adalah bangsa Indonesia.Mari kita jaga Persatuan bangsa. Karena ini adalah tugas pokok TNI. Termasuk purnawirawan. Kenapa? Karena purnawirawan ini tak pernah dicabut sumpah prajurit dan sapta marga. Tetap melekat sampai mati," Ryamizard menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati meminta seseorang yang selevel presiden tidak bermain-main dengannya.
Baca SelengkapnyaDari pergantian pemimpin itu, partai pengusung yang berkuasa juga berganti.
Baca SelengkapnyaHendropriyono menyatakan tidak ingin ikut campur dalam masalah pencapresan siapapun, baik Ganjar atau Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, politik yang ada saat ini tidak lagi sejalan dengan Ideologi Pancasila dan Undang-Undang RI 1945.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, rakyat saat ini mengharapkan timbulnya kesadaran hukum yang lebih baik.
Baca Selengkapnya