Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menhan Ryamizard Minta Ulama Ikut Terus Menjaga Keutuhan NKRI

Menhan Ryamizard Minta Ulama Ikut Terus Menjaga Keutuhan NKRI Ryamizard saat menghadiri Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional. ©2019 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap, para tokoh masyarakat serta ulama untuk terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat ini, diakui Menhan, masih marak adanya paham dan aliran yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

Menurut Menhan, para ulama merupakan penerus perjuangan para ulama Thoriqoh dan tokoh-tokoh ulama patriot-patriot bangsa, sekaligus pewaris utama nilai-nilai Proklamasi dan kemurnian nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, para ulama juga harus menyadari fungsinya sebagai generasi penerus kemerdekaan dan persatuan Indonesia yang berkewajiban melanjutkan cita-cita Proklamasi, yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

"Kalau para ulama tidak melaksanakan bela negara dan tidak membela Pancasila serta UUD 1945, maka kita telah menjadi pengkhianat kepada bangsa ini dan pengkhianat bagi orangtua dan ulama-ulama pendahulu kita yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa," kata Menhan, dalam keterangannya di Jakarta saat menghadiri Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional bertema 'Mengimplementasikan Tasauf untuk Kebahagiaan Umat Manusia dan Keselamatan Negara', Senin (8/4).

Dalam era perkembangan modernisasi dan globalisasi saat ini, diingatkan Menhan, di samping ancaman-ancaman berbentuk fisik baik ancaman nyata dan ancaman belum nyata, Indonesia juga harus mewaspadai ancaman disintegrasi bangsa melalui perubahan mindset. Tujuannya adalah mengubah ideologi negara Pancasila.

"Dengan kekuatan soft power, ancaman ini terus berupaya secara sistematis, terstruktur dan masif untuk merusak jati diri anak bangsa Indonesia dengan ideologi radikal. Pengaruh mindset ini merusak jati diri anak bangsa yang ujungnya adalah suramnya masa depan generasi muda Indonesia," ujarnya.

Saat ini, salah satu ancaman yang sangat nyata dan merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara dan bangsa Indonesia yang sangat berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa adalah terorisme dan radikalisme. Ancaman ini tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut di masyarakat, tetapi juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara.

"Terorisme dan radikalisme yang kita hadapi saat ini adalah ancaman teroris generasi ketiga. Ciri khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para militan asing ISIS dari Timur Tengah serta berevolusinya ancaman dari yang bersifat ter-sentralisasi menjadi terdesentralisasi yang menyebar keseluruh belahan dunia setelah kekalahan ISIS di Suriah dan Irak," katanya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) itu menuturkan, dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia para ulama Thoriqoh memiliki peranan penting dalam membela dan menjaga keutuhan NKRI. Sejak zaman penjajahan Belanda 3,5 abad para ulama thoriqoh tidak pernah surut dalam melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda sehingga mereka mengalami kesulitan menguasai Indonesia secara utuh karena para ulama thoriqoh yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara menjadi tokoh perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

"Kemudian Belanda mengatur strategi dengan mengirim tokoh orientalis Snouck Hourgronje ke Arab Saudi untuk belajar Bahasa Arab, tujuannya supaya bisa membaca dan memahami kitab-kitab yang menjadi rujukan para ulama thoriqoh Nusantara," ucapnya.

Setelah Snouck Hourgronje melakukan penelitian terhadap kitab-kitab tersebut akhirnya terjawab bahwa ajaran para ulama thoriqoh menjadi akar tumbuhnya nasionalisme dan bangkitnya semangat perlawanan terhadap Belanda. Belanda kemudian melakukan perampasan buku-buku tasawuf dan tarekat para ulama Nusantara lalu dibawa ke Belanda.

Beberapa kitab tersebut antara lain, kitab Tuhfah Al Mursalah yang sejak abad ke 17 hingga 20 menjadi rujukan para ulama sufi di Nusantara seperti Sheikh Shamsuddin al-Sumatrani dan Sheikh Abdul Rauf al-Sinkili di Aceh, Sheikh Burhanudin Ulakan di Padang, Sheikh Abdus Shamad al-Palimbani di Palembang, Sheikh Muhyi Pamijahan di Tasikmalaya, Sheikh Kesan Besari di Ponorogo, Sheikh Nafis al-Banjari di Banjar Kalimantan, Sheikh Yusuf al-Makassari di Makassar. Melalui bimbingan para Mursyid Thoriqoh maka lahirlah tokoh-tokoh perjuangan dan perlawanan tehadap Belanda seperti Sheikh Yusuf al-Makassari dan Pangeran Diponegoro.

Memasuki abad 20 muncul tokoh-tokoh pejuang dan perlawanan terhadap kolonial Belanda antara lain Kyai Santri (Raden Jayakusuma) yang berhasil mendidik para tokoh pergerakan pra kemerdekaan Indonesia, seperti Wahidin Sudiro Husodo, DR. Sutomo, Hos. Cokroaminoto dan Soekarno.

"Mereka adalah kader-kader yang dibekali dengan ilmu spiritual dan kebangsaan oleh Kiai Santri sehingga mereka memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi dalam melawan kolonial Belanda," ucapnya.

Menurut Menhan, kegigihan para tokoh perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak sia-sia, akhirnya pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan sebagai negara merdeka. "Dari uraian tersebut terlihat dengan jelas betapa besarnya peran para ulama dalam membela negara dan menjaga keutuhan NKRI," tutupnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Terima Kasih Muslimat NU Selalu Menjaga NKRI
Jokowi: Terima Kasih Muslimat NU Selalu Menjaga NKRI

"Muslimat NU yang selalu menjaga NKRI, merawat Pancasila yang selalu merawat persatuan," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Harlah ke-101 NU, Begini Pesan MUI ke Warga Nahdliyin di Tahun Politik
Harlah ke-101 NU, Begini Pesan MUI ke Warga Nahdliyin di Tahun Politik

warisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)

Baca Selengkapnya
50 Ulama 'Nderek Dawuh' Habib Lutfi Dukung Prabowo-Gibran
50 Ulama 'Nderek Dawuh' Habib Lutfi Dukung Prabowo-Gibran

Ada pun 7 poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah untuk kemaslahatan bangsa.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Bicara Perjuangan Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Kaum Muslim Hidup Maju di Indonesia
Mahfud MD Bicara Perjuangan Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Kaum Muslim Hidup Maju di Indonesia

Mahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Ada Negara Survive Tanpa Tentara yang Kuat
Prabowo: Tidak Ada Negara Survive Tanpa Tentara yang Kuat

Prabowo berpesan agar taruna dan tarun giat belajar agar kelak menjadi personel TNI yang dapat diandalkan.

Baca Selengkapnya
Buka Ijtima Ulama Komisi Fatwa, Wapres: Tanggung Jawab Ulama menjaga Negara, Jangan sampai Menyimpang
Buka Ijtima Ulama Komisi Fatwa, Wapres: Tanggung Jawab Ulama menjaga Negara, Jangan sampai Menyimpang

Menurut Ma’ruf, Ijtima Ulama menjawab masalah yang dihadapi umat dan rutin digelar tiga tahun sekali.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI

Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.

Baca Selengkapnya
Guru Besar UIN Walisongo: Ulama Moderat Lebih Luwes Menyikapi Perbedaan
Guru Besar UIN Walisongo: Ulama Moderat Lebih Luwes Menyikapi Perbedaan

Masyarakat juga diimbau agar tidak terlalu cepat menilai kapasitas seseorang atau kelompok tanpa mengetahui latar belakangnya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Puji Jasa Pemimpin Terdahulu: Jangan jadi Malin Kundang, Kebaikan Dibalas Pengkhianatan
Prabowo Puji Jasa Pemimpin Terdahulu: Jangan jadi Malin Kundang, Kebaikan Dibalas Pengkhianatan

Prabowo mengingatkan untuk mengakui keberhasilan kinerja para pemimpin terdahulu.

Baca Selengkapnya
Perdana Ngantor, Gubernur Lemhanas Ingatkan Pesan Presiden Prabowo
Perdana Ngantor, Gubernur Lemhanas Ingatkan Pesan Presiden Prabowo

Ace juga menekankan, sebagai lembaga yang diberi tugas oleh negara akan terus memfasilitasi dan mewujudkan satu persepsi.

Baca Selengkapnya
Mahfud Pamer Dukungan Kebijakan untuk Pondok Pesantren: Ulama Banyak Dijadikan Pahlawan Nasional
Mahfud Pamer Dukungan Kebijakan untuk Pondok Pesantren: Ulama Banyak Dijadikan Pahlawan Nasional

Mahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya
Isi Pakta Integritas Ijtima Ulama Dukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Isi Pakta Integritas Ijtima Ulama Dukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar

Anies berharap dengan dukungan ulama ini, jangkauannya akan semakin meluas.

Baca Selengkapnya