Menhan Sebut Militan ISIS Kembali ke Negara Asal Jadi Ancaman Utama
Merdeka.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menghadiri acara coffee morning II dengan 34 Athan Residen dan Nonresiden beserta 20 Spouse Pertahanan negara sahabat, di Hotel Anvaya, Kuta, Bali, Selasa (25/6). Dalam kesempatan tersebut, Menhan mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan RI berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan industri strategis nasional menuju kemandirian industri pertahanan.
Sehingga ke depan Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan Alutsistanya sendiri. Bahkan memiliki kemampuan untuk menjual alutsista kepada negara-negara sahabat.
Di sisi lain, Menhan juga menyampaikan berbagai fenomena yang terjadi di dunia internasional yang dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan suatu negara. Begitupun dengan Indonesia.
-
Kenapa terorisme jadi ancaman besar untuk Indonesia Emas 2045? Sebagai negara kepulauan dengan keberagaman budaya dan agama, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju dan sejahtera. Namun, ancaman manifes dan laten tidak bisa dielakkan, seperti bibit intoleransi dan radikalisme pada aksi terorisme.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Kenapa ancaman luar penting untuk integrasi? Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme.
-
Apa yang menjadi fokus Kapolri M. Hasan? Ia juga menekankan bahwa sudah saatnya Polri bekerja keras guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Polri.
-
Bagaimana Indonesia hadapi situasi Timur Tengah? 'Jadi kita harus move on dengan tantangan yang tidak biasa dan tentunya membutuhkan soliditas dari seluruh partai politik menghadapi ketidakpastian dunia saat ini,' jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini.
Dinamika perkembangan situasi luar negeri yang mempengaruhi kebijakan pertahanan Indonesia, antara lain: Pengembangan Senjata Strategis, Isu Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme, Perubahan Iklim, Isu Migran, Penyebaran dan Penyalahgunaan Narkoba serta Ketahanan Pangan, Air dan Energi.
"Selain itu, isu terorisme juga masih menjadi perhatian utama bagi negara-negara Asia Tenggara khususnya pasca kekalahan Daesh atau ISIS di Irak dan Suriah karena kembalinya ribuan militan asing / Foreign Terrorist Fighter (FTF) ke negara asalnya termasuk di Asia Tenggara," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di acara coffee morning II.
Menurutnya, kembalinya para militan asing tersebut menjadi ancaman utama di berbagai kawasan. Peristiwa Marawi pada tahun 2017, menjadi tonggak awal bagi pembentukan kerja sama yang lebih erat dalam menghadapi ancaman terorisme di Asia Tenggara.
Sementara itu, terkait perkembangan situasi dalam negeri saat ini di bidang politik Indonesia telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan Pemilu 2019 dengan aman dan lancar. Hasil akhir pemilu presiden dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin untuk periode 2019-2024.
"Namun, proses Pemilu 2019 belum sepenuhnya selesai dengan adanya proses hukum di Mahkamah Konstitusi mengenai sengketa hasil Pemilu 2019," ujarnya.
Dalam bidang Sosial Budaya yang cukup menonjol antara lain maraknya kasus ujaran kebencian, intoleransi, hoaks, pelanggaran UU ITE, peredaran narkoba, kerusakan lingkungan hidup, bencana alam, dan penyakit sosial seperti, pornografi dan perkelahian antar warga (tawuran).
"Di bidang Pertahanan dan Keamanan dapat disampaikan bahwa Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata Papua (KKSB) masih menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam membangun wilayah Papua. Gangguan kelompok separatis masih sering terjadi meskipun dengan intensitas rendah dan dilakukan secara sporadis," bebernya.
Serangkaian penangkapan terhadap terduga terorisme menjelang dan sesudah pelaksanaan Pemilu 2019 telah dilakukan oleh aparat keamanan. Di antaranya penangkapan pelaku teror di Sibolga Sumatera Utara, Ciracas, Bekasi, Bogor, dan beberapa tempat lainnya.
"Jaringan teror tersebut diduga akan menjalankan aksinya pada saat kegiatan Pemilu berlangsung. Namun demikian situasi keamanan Indonesia secara umum masih aman terkendali," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca SelengkapnyaAjakan ke Suriah sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaKonflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaKekurang yang dialami negara juga harus dibicarakan di ruang publik.
Baca SelengkapnyaPrabowo memberi bukti nyata dampak yang dirasakan dunia akibat perang di Ukraina.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR mewanti-wanti agar Pemerintah Indonesia konsisten mendorong pendekatan diplomasi
Baca SelengkapnyaBicara Tantangan Global, Anies Baswedan Selipkan Doa: Indonesia Mendunia Kita Amin-kan
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaSerangan Iran bentuk balasan terhadap Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnya