Menhan Soal 3 Persen TNI Terpapar Radikalisme: Ngotor-ngotorin Saja
Merdeka.com - Jumlah TNI yang disebut terpapar radikalisme sekitar 3 persen. Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menilai para TNI yang terpapar ini dinilai hanya mengotori. Ryamizard mengatakan, TNI telah bersumpah setia pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jika melanggar sumpah, menurutnya suatu kecelakaan bagi anggota TNI.
"Kalau ada TNI melanggar Pancasila, dia melanggar sumpah. Celaka dia. Kemudian dia berjanji pada bangsa ini. Kami patriot Indonesia pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah sampai mati. Itu TNI. Harusnya begitu," jelasnya dalam acara Forum Rekat di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (12/8).
"Jadi saya kecewa kalau ada yang 3 persen yang sudah pudar itu harus dibetulkan, kalau tidak diselesaikan saja dia itu tidak perlu jadi tentara. Ngotor-ngotorin saja," lanjutnya.
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
-
Apa pengertian Pancasila? Pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang memiliki arti prinsip atau dasar. Maka dari itu, Pancasila dapat diterjemahkan sebagai lima prinsip atau lima dasar.
-
Apa makna dari kata-kata mutiara Pancasila? 'Pancasila adalah kompas moral yang menuntun kita menuju persatuan dan keadilan.'
-
Kenapa TNI harus dijaga dari pengaruh partai politik? Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
-
Mengapa kata-kata mutiara Pancasila penting? alam menghadapi tantangan globalisasi dan dinamika sosial, kata-kata mutiara tentang Pancasila dapat menjadi pengingat yang kuat akan jati diri bangsa Indonesia.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
Ryamizard mengatakan, Pancasila adalah perekat yang tidak bisa ditawar. Jika perekat tersebut tak lagi memiliki daya rekat dan dihancurkan, konsekuensi adalah bangsa ini yang akan hancur.
"Ini tidak boleh terjadi kalau Pancasila dikutak-kutik, dilemahkan. Pancasila adalah alat pemersatu," tegasnya.
Pancasila, lanjutnya, berbeda dengan ideologi lain seperti komunisme, liberalisme, wahabisme, dan lainnya. Ideologi tersebut merupakan sebuah produk. Sementara Pancasila tak ada yang menciptakan, namun hasil penggalian dari budaya Nusantara.
"Kalau Pancasila tidak ada yang buat. Dia digali dari budaya kita, tentu ini mendapat rahmat. Siapa yang menggalinya? Ya presiden kita pertama Bapak Soekarno. Kalau yang lain bersifat lahiriyah, tapi Pancasila bersifat batiniyah. Batiniyah melawan lahiriyah pasti yang menang batin. Ini ucapan Bapak TNI Jenderal Soedirman," jelasnya.
Ideologi Pancasila penting dalam rangka menjaga bangsa ini agar tidak mudah terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik dari dalam maupun dari luar. Ideologi negara juga bintang penuntun yang memberikan orientasi pembangunan bangsa ke depan.
"Sebagai bangsa merdeka kita patut berbangga karena memiliki Pancasila sebagai dasar dasar, ideologi dan pandangan hidup bangsa," ujarnya.
Berbagai ideologi negara lain harus tetap dihormati. Namun, kata Menhan, ideologi tersebut tak boleh masuk ke negara ini. Berbagai ideologi negara lain seperti komunisme di China, Rusia dan Korea Utara, liberalisme di Amerika Serikat, monarki di Inggris, syariat Islam berbasis wahabisme di beberapa negara Timur Tengah.
"Ideologi di atas tidak boleh mengalahkan mengganti ideologi Pancasila. Ini sudah ada indikasi untuk ke sana. Maka mulai saat ini tidak ada kamusnya Pancasila diganti ideologi lain," tegasnya.
Acara Forum Rekat dihadiri sejumlah tokoh seperti Try Sutrisno, Salahuddin Wahid, Habib Luthfi bin Yahya, Rachmawati Soekarnoputri, Haikal Hassan, dan lainnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia juga melontarkan pernyataan menarik. Yudo mengaku bahwa tak ingin satuan TNI diremehkan.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo berpesan agar taruna dan tarun giat belajar agar kelak menjadi personel TNI yang dapat diandalkan.
Baca SelengkapnyaMega menanyakan, apakah TNI siap mengahadapi jika ada musuh asing datang menyerang
Baca Selengkapnya