'Menjajakan' doa di depan pusara

Merdeka.com - Ziarah merupakan ritual keagamaan yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam setiap momen-momen tertentu, banyak orang mendatangi kuburan untuk mendoakan keluarganya, guru atau lainnya yang sudah meninggal.
Banyaknya orang yang datang berziarah dimanfaatkan oleh sekelompok warga untuk menawarkan jasa berdoa. Apalagi banyak yang datang mengaku tak bisa berdoa.
Tentu saja jasa doa ini tidak gratis. Walaupun kebanyakan tukang jasa doa tidak memasang tarif, namun mereka tetap menerima imbalan dari jasa yang diberikannya.
Menarik jika mencermati situasi di Indonesia, tempat di mana hal-hal tak terpikirkan ternyata dapat dijadikan profesi. Tengok saja, sejumlah kuburan atau makam di Jakarta nyatanya dapat juga menjadi ajang mencari nafkah bagi beberapa tukang doa.
"Umumnya seikhlasnya, tidak pasang tarif. Ada yang ngasih Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, ada yang cuma ngasih rokok dan bahkan ada yang hanya mengucapkan terima kasih," kata Solikhin, salah satu tukang doa kubur ketika berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Sabtu (30/7) kemarin.
Menurutnya, ramainya orang ke makam untuk berziarah tidak saban hari. Biasanya melihat musim dan bulan.
Jika pada bulan Ruwah menjelang Ramadan, peziarah membeludak. Mereka berdoa bagi keluarganya sudah meninggal.
"Lebaran juga ramai. Sehari tukang doa bisa menerima permintaan 15 sampai 20 orang peziarah. Kalau keluarga rombongan terkadang ada yang ngasih Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu," tuturnya.
"Pokoknya kita enggak pasang tarif dan seikhlasnya. Kita niatnya bantu orang tetapi kebanyakan mereka ngasih karena ini sudah menjadi hal yang lumrah," tambahnya.
Berbeda dengan Solikhin, ada juga yang memanfaatkan peluang ini sebagai bisnis profesional. Umumnya mereka dari sebuah yayasan atau organisasi.
Mereka menggerakkan beberapa orang untuk melayani permintaan warga terkait hal-hal kubur. Yang ditawarkan umumnya bersifat paket.
"Kebanyakan kita paket. Mulai dari memandikan jenazah, mengkafani, mensalatkan dan menguburkan hingga doa," kata Imam, salah satu tukang doa yang bergabung di sebuah yayasan.
Jika paket lengkap yang diambil, harga yang didapat jauh lebih mahal. Apalagi hingga perawatan dan kebersihan makam serta bila sewaktu-waktu keluarga yang punya makam datang untuk berziarah dan minta dipimpin doanya.
"Bisa sampai jutaan, tinggal paket yang diambil. Apalagi kalau orang meninggal dan menggunakan ambulans," tuturnya.
Saat peziarah meningkat, permintaan doa naik. Saking banyaknya, para tukang doa ini sering kewalahan.
Mereka harus berpindah dari satu makam ke lain untuk memenuhi permintaan peziarah. Meski mendapat hasil cukup banyak menjelang puasa dan lebaran, bukan berarti penghasilan mereka bisa dikatakan stabil.
Mereka tetap harus menyisakan sedikit ruang di hati untuk keikhlasan. Ini lantaran tidak semua peziarah menggunakan jasa mereka, dan bisnis tukang doa makam adalah hal yang sensitif karena berhubungan dengan aktivitas agama. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya