Menkes: 2 Provinsi Belum Alami Penurunan Kasus Covid-19
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut tersisa dua provinsi di Indonesia yang belum mengalami penurunan kasus Covid-19. Provinsi tersebut ialah Kalimantan Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami mengamati tinggal ada dua provinsi yang relatif masih belum menurun tapi sudah melandai," ucapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube PerekonomianRI, Senin (14/3).
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menambahkan, pemerintah telah melakukan penelitian terhadap pasien-pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Hasilnya menunjukkan, pasien terpapar varian Delta memiliki risiko empat kali lebih tinggi untuk meninggal dibandingkan dengan pasien yang terkena Omicron.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana lokasi Daerah Istimewa Kalimantan Barat? Wilayahnya terdiri dari 12 kesultanan-kerajaan atau daerah swapraja serta tiga daerah neo-swapraja.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
Kurangi Risiko dengan Vaksinasi
Budi menyebut, risiko mengalami fatalitas saat terjangkit Covid-19 bisa dikurangi dengan vaksinasi. Karena itu, dia mendorong masyarakat terutama kelompok lanjut usia (lansia) untuk segera melengkapi vaksinasi hingga dosis kedua.
Berkaca pada sejumlah negara di dunia, pasien Covid-19 yang harus menjalani perawatan di rumah sakit dan meninggal dunia mayoritas dialami lansia dan belum menerima vaksinasi lengkap.
"Karena itu, perlu sekali kita menyegerakan vaksinasi minimal lengkap atau dua dosis, idealnya tiga dosis ke para lansia kita untuk melindungi mereka," ucapnya.
Keterisian Tempat Tidur Berkurang
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menyampaikan, 30 provinsi di Indonesia sudah mengalami penurunan kasus positif Covid-19 harian. Sementara itu, empat provinsi masih mencatatkan kenaikan kasus.
Empat provinsi tersebut ialah Aceh, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Tren penurunan kasus harian telah mendorong berkurangnya angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19, dari sebelumnya 23 persen menjadi 22 persen pada Minggu (14/3).
Angka kematian akibat Covid-19 juga mulai turun sejak 8 Maret 2022. Selama sepekan terakhir, kasus kematian turun 1,98 persen.
"Tren penurunan kasus harian dan kematian, serta naiknya angka kesembuhan secara konsisten terus terjadi di sebagian besar provinsi di Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (14/3).
"Ini berita baik untuk penanganan pandemi Covid-19. Indikator penting untuk mengendalikan pandemi secara nasional menunjukkan progres yang sangat baik," imbuhnya.
Dorong Vaksinasi Booster
Meski angka-angka penanganan pandemi Covid-19 membaik, Nadia menyebut masih ada sejumlah catatan yang perlu dikejar. Terutama cakupan vaksinasi Covid-19 secara lengkap dan vaksinasi booster untuk segera membentuk kekebalan kelompok.
"Untuk mencegah risiko terburuk dari infeksi Covid-19 faktor berikutnya yang harus dikejar dengan cepat adalah pemenuhan vaksinasi lengkap dan booster secara nasional. Apabila angka vaksinasi lengkap dan booster dengan cepat kita penuhi, persiapan menuju epidemi akan semakin cepat kita bisa lakukan," ucapnya.
Nadia menekankan vaksinasi lengkap dan booster sangat mampu mengurangi risiko dirawat di rumah sakit dan kematian. Data Kementerian Kesehatan, 70 persen dari 8.230 pasien Covid-19 meninggal dunia yang sudah diaudit belum menerima vaksinasi lengkap.
Sementara angka fatalitas pada pasien Covid-19 kategori lansia mencapai 56 persen. Pasien Covid-19 yang memiliki komorbid akhirnya meninggal dunia mencapai 51 persen.
Data Kementerian Kesehatan hari ini pukul 12.00 WIB, vaksinasi dosis 1 mencapai 193.474.037 atau sekitar 92,90 persen. Sementara vaksinasi dosis 2 mencapai 151.486.424 atau 72,74 persen, vaksinasi booster menyentuh 14.628.765 atau setara 7,02 persen. Vaksinasi Covid-19 ditargetkan menyasar 208.265.720 orang.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya38 daerah di tujuh provinsi mengalami kekeringan dengan tidak ada hujan selama lebih dari dua bulan
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya