Menkes: 536 balita sudah diberikan vaksin palsu
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek, rapat bersama Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani rapat di Kemenko PMK hari ini. Dalam rapat tersebut, fokus pembahasan terkait program vaksin ulang di sejumlah fasilitas kesehatan.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan vaksin ulang pada beberapa anak di bawah usia 11 bulan se-Jabodetabek dan mereka akan terus melakukan vaksinasi ulang.
"Yang sudah kita lakukan sampai saat ini dan yang sudah kita laporkan ada 536 anak. Tapi ini kita akan terus menerus lakukan vaksinasi ulang. Kita akan buka terus sampai merasa masyarakat merasa tenang dan tertolong," kata Nila kepada awak media di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (26/7).
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
Dipastikannya, pemberian vaksin ulang tak membuat anak menjadi over dosis. Apalagi, kata dia, program vaksin ulang ini sudah sesuai dengan takaran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Seperti diketahui, isi dari vaksin palsu itu yang selama ini beredar cairan hepatitis B encer dan tetanus
"Mereka yang divaksin ulang, tidak akan ada over dosis. Karena memakai takaran IDAI," lanjutnya.
Vaksin ulang diutamakan untuk balita usia di bawah 11 bulan ke bawah.
"Dan yang belum imun. Di atas itu juga dikasih vaksin ulang tapi nanti," jelasnya.
Untuk diketahui, terkait kasus ini sudah 20 lebih orang ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, peredaran vaksin palsu juga ditemukan di 14 fasilitas kesehatan yang menyediakan vaksin palsu sejak beberapa tahun lalu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaDiare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi.
Baca SelengkapnyaUntuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), pemerintah terus mendorong program imunisasi polio dengan menggelar PIN.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca Selengkapnya