Menkes akan tarik obat bius penyebab 2 pasien RS Siloam meninggal
Merdeka.com - Dua orang pasien RS Siloam Karawaci meninggal dunia karena kesalahan obat bius. Dua pasien itu menjadi korban kesalahan kandungan pada obat yang diberikan pada keduanya.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, saat dimintai komentarnya belum ingin berbicara banyak. Dia meminta menunggu proses investigasi yang berjalan.
"Tunggu deh, tunggu hasilnya ya dek. Saya enggak tahu, saya menunggu sampai hasil terakhir yang betul baru kami berani mengeluarkan kalau enggak nanti kami simpang siur," kata Nila di Gedung DPR, Selasa (17/2).
-
Siapa yang bertanggung jawab? Faktor kelalaian petugas menjadi penyebab utama terjadinya tragedi ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antara petugas stasiun dan masinis, yang menyebabkan ketidakpahaman mengenai posisi kereta.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran? IEG mendapati adanya indikasi venue-venue di beberapa kota yang melakukan pelanggaran, yang mana para pelaku usaha ini melakukan kegiatan nonton secara ilegal atau tanpa melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
-
Siapa yang melaporkan klinik terkait dugaan malapraktik? Keluarga Nanie Darham melaporkan klinik terkait dugaan malapraktik setelah melihat kejanggalan dalam kematiannya.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
Nila meminta semua pihak bersabar menunggu proses investigasi yang berjalan. Dia memastikan semua obat jenis itu sudah ditarik dari pasaran dan rumah sakit.
"Sudah, sudah. Menarik iya. Kami tidak boleh saling menyalahkan, tidak boleh. Kami kan semua ini sudah bergerak. Sudah bergerak. Jangan dulu ya, nanti salah ngomong," ucapnya terburu-buru sambil meninggalkan Gedung DPR.
Seperti diketahui, peristiwa ini bermula saat dua orang pasien, pada 12 Februari, pria dan wanita harus menjalani tindakan operasi. Seperti SOP yang ada, dua pasien itu harus mendapat injeksi lebih dulu. Dalam proses injeksi yang dilakukan dokter anastesi, rupanya isi dan label anastesi Buvanest Spinal terjadi ketidakcocokan.
Keduanya mengalami gatal-gatal dan kejang. Sempat mendapat penanganan di ruang ICU, dua pasien itu akhirnya meninggal.
"Akibat ketidaksesuaian pemberian lebel pada kemasan berdampak pada pemberian obat. Setelah diinjeksi ternyata ada resistensi. Pasien mengalami gatal dan kejang," jelas Kepala Humas RS Siloam Karawaci, Heppi Nurfianto, sebelumnya.
Melihat reaksi yang tidak beres, pasien Urologi dan Obgyn (kandungan) itu langsung mendapat tindakan dan dibawa ke ruang Intensive Care Unit (ICU).
"Tapi beberapa saat kemudian dua pasien itu meninggal dunia bersamaan, yang melahirkan bayinya selamat. Jadi bukan salah suntik atau salah tindak. Kami sudah lakukan tindakan sesuai SOP yang berlaku. Kalau sesuai SOP bisanya akan minimal risiko, maka itu kami cek dari obat, kami konfirmasi ke Farmasi, ke distributor, dan ke perusahaan asal obat itu. Dan memang ditemukan ada kesalahan dari mereka makanya ditarik," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaRN sudah tidak bernyawa dengan kondisi seutas tali tambang melilit di bagian leher korban
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil sementara autopsi, ditemukan patah tulang leher korban.
Baca SelengkapnyaKasus bunuh diri mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi, Aulia Risma Lestari di Undip masih terus diselidiki polisi.
Baca Selengkapnya