Menkes Budi Akui Data Penerima Vaksin Covid-19 Belum Sempurna
Merdeka.com - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengakui data penerima vaksin Covid-19 belum sempurna. Sebabnya, pemerintah membuka sambungan telepon kepada masyarakat untuk memperbaiki data.
"Kami paham data ini tidak sempurna, maka kami membuka fasilitas untuk memperbarui data melalui mekanisme call center 119," katanya dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1).
Penerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama merupakan tenaga kesehatan. Kemenkes mengambil data itu dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana data vaksin PeduliLindungi pindah ke SatuSehat? Profil anggota, sertifikat dan tiket vaksin Covid-19 juga akan tersinkronisasi secara otomatis (dari PeduliLindungi-red). Jadi, setelah memberikan persetujuan, pengguna SatuSehat Mobile tidak perlu repot membuat akun baru untuk mulai menggunakan SatuSehat Mobile
Kemudian, data diperiksa kembali dengan data Dukcapil untuk memverifikasi alamat serta nomor telepon genggam. Serta diverifikasi dengan BPJS Kesehatan untuk melihat data komorbid. Tenaga kesehatan penerima vaksin itu kemudian mendapatkan pesan singkat.
"Mengenai data, data ini mulainya dari data SDM yang ada di Kemenkes. Kemudian data itu kita crosscheck dengan data di dukcapil terutama untuk verifikasi alamat juga nomor handphone. Sesudah itu kita crosscheck lagi dengan data di BPJS Kesehatan terutama melihat data-data komorbid," jelas Budi.
Kemenkes juga melakukan jemput bola dengan mendatangi fasilitas kesehatan untuk melakukan verifikasi kembali. Juga menugaskan Dirjen di Kemenkes untuk verifikasi data di Dinas Kesehatan.
"Saya sudah minta semua dirjen kembali melakukan verifikasi melalui dinkes, kita kirimkan data-data yang ada di kita hari ini agar bisa dilakukan verifikasi di level Dinkes," tutup Budi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca SelengkapnyaData itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnya