Menkes Budi Heran, Sudah Puluhan Tahun TBC di Indonesia Tak Hilang-Hilang
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku heran kasus tuberkulosis atau TBC di Indonesia belum juga bisa hilang. Bahkan penyebaran penyakit tersebut sudah semakin besar seperti halnya kasus Covid-19.
"TBC ini penularannya mirip dengan covid, matinya lebih banyak dari covid. Jadi udah berapa puluh tahun enggak hilang-hilang, malah makin besar," kata Menkes Budi dalam Webinar Seri II: Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19, Selasa (15/6).
Tak hanya TBC, Menkes Budi juga menyoroti kasus kematian karena penyakit tidak menular di Indonesia juga masih tinggi. Misalnya saja, kasus kematian ibu dan anak hingga persoalan stunting.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Siapa yang terkena dampak terbesar TB di Indonesia? Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan melaporkan lebih dari satu juta kasus TB setiap tahunnya, dengan mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia produktif.
-
Kapan TB pertama kali ditemukan di Indonesia? Penyakit TB pertama kali tercatat di Indonesia pada masa kolonial, dan kala itu dikenal sebagai penyakit yang sangat mematikan, terutama di kalangan masyarakat miskin dan padat penduduk.
-
Mengapa TBC bisa menjadi penyakit mematikan? Tuberkulosis (TBC) saat ini menjadi penyakit menular yang paling mematikan di seluruh dunia, menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
-
Apa bahaya penyakit TBC? TBC dianggap penyakit serius karena dapat menular serta berbahaya. Bahkan satu penderita TBC mampu menulari hingga 15 orang di sekitarnya yang harus diwaspadai.
"Ini adalah ujian kesehatan yang harus kita bereskan dan sudah puluhan tahun enggak selesai," jelasnya.
Mantan Wakil Menteri BUMN ini melanjutkan, selain pada persoalan penyakit pemerintah juga masih punya kendala lain di Rumah Sakit (RS). Di mana jumlah tempat tidur masih di bawah rata-rata negara-negara lain.
"Itu juga sebab kenapa orang yang kaya berobat ke luar. Dari sisi jumlah bed kita jauh di bawah negara lain dan juga tidak merata penyebarannya," jelasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca SelengkapnyaTuberkulosis merupakan tantangan yang masih dihadapi oleh Indonesia hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca SelengkapnyaPemeriksaan skrining juga dilakukan kepada masyarakat yang mengalami batuk- batuk lebih dari tiga bulan.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.
Baca SelengkapnyaLebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis
Baca SelengkapnyaPencegahan penularan TB bisa dimulai dari menjaga imun tubuh agar tetap kuat.
Baca SelengkapnyaData itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca Selengkapnya