Menkes diminta suntik cucunya dengan vaksin palsu
Merdeka.com - Beberapa perwakilan orangtua korban vaksin palsu RS Harapan Bunda menyambangi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kedatangan mereka guna mengadukan kasus tersebut kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Salah satu oran tua korban, August Siregar, mengaku kecewa dengan pernyataan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang menyebut, bahwa vaksin palsu tidak berdampak buruk terhadap kesehatan anak. Bahkan dia meminta Menkes mencoba vaksin tersebut kepada cucunya.
"Kami ingin bukti apakah sudah ada riset yang dilakukan. Ini baru beberapa hari sudah langsung bisa bilang tidak ada efek. Berani tidak yang menyatakan dalam hal ini ibu Nila Moeloek umpama dia punya cucu disuntik dengan vaksin palsu," kata August di Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Sabtu (16/7).
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa vaksin Mpox diizinkan di Indonesia? Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
Menurutnya meski isi vaksin tersebut adalah air akan tetapi alat yang digunakan belum tentu higienis. "Jadi kita tidak mau jika belum ada pernyataan resmi dari pihak independen itu tidak ada efek," ucapnya.
August menambahkan, sebagai orang tua yang tak paham dengan persoalan medis tetap khawatir dengan efek yang akan muncul dari vaksin palsu itu. Oleh karena itu mereka ingin anak-anaknya dilakukan general check up oleh pihak independen.
"Kita tidak mungkin melakukan vaksin ulang di tempat yang sama," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca SelengkapnyaVaksinasi jadi momen paling mendebarkan yang harus dihadapi anak-anak, namun dokter satu ini punya trik jitu.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaPernyataan itu didapat saat polisi melakukan olah TKP belum lama ini
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca Selengkapnya