Menkes Dorong Data Imunisasi Anak Direkam Digital
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong pencatatan data imunisasi anak menggunakan digital. Dengan keterlibatan digital, bukti imunisasi anak seperti sertifikat akan tersimpan baik.
"Semua anak-anak yang nanti kita lakukan imunisasi akan terekam individunya dan akan memiliki sertifikat vaksinasi elektronik yang disimpan secara digital," kata Budi dalam acara Temu Media: Bulan Imunisasi Anak Nasional, Kamis (12/5).
Dia menyebut, melalui pencatatan digital, anak-anak tidak akan kesulitan mengetahui riwayat imunisasinya. Sangat berbeda dengan pencatatan imunisasi selama ini yang hanya mengandalkan kartu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana data vaksin PeduliLindungi pindah ke SatuSehat? Profil anggota, sertifikat dan tiket vaksin Covid-19 juga akan tersinkronisasi secara otomatis (dari PeduliLindungi-red). Jadi, setelah memberikan persetujuan, pengguna SatuSehat Mobile tidak perlu repot membuat akun baru untuk mulai menggunakan SatuSehat Mobile
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
"Sehingga anytime, setiap saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, dia tetap bisa mengambil datanya yang tersimpan di Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Menurut Budi, rencana penerapan pencatatan digital pada imunisasi anak belajar dari keberhasilan vaksinasi Covid-19. Data penerima vaksinasi Covid-19, kata dia, kini sudah terekam dan tersimpan dengan baik di PeduliLindungi.
Perbarui Tugas Posyandu
Selain itu, bekas Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mendorong reaktivasi dan redefinisi posyandu. Ke depan, tugas posyandu tidak hanya berkaitan dengan pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, hingga ibu menyusui. Melainkan ikut memberikan pelayanan kesehatan lainnya.
"Salah satu programnya adalah imunisasi karena imunisasi nasional yang sukses kalau didukung oleh seluruh kader-kader kita yang ada di posyandu," ujarnya.
Budi menjelaskan, rencana melibatkan posyandu dalam pelayanan kesehatan karena keterbatasan jumlah puskesmas. Saat ini, tercatat hanya ada 10.000-an puskesmas yang memberikan layanan kesehatan kepada 80.000-an desa di 514 kabupaten kota pada 34 provinsi. Padahal jumlah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan sekitar 300.000.
"Kita sudah mengamati bahwa fasilitas kesehatan yang jumlahnya sekitar 300.000-an itu adalah posyandu," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaFirman mengatakan, seluruh data penanganan virus Covid-19 ini dikumpulkan dari para perangkat daerah dan BUMD seluruh DKI.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaKegiatan imunisasi bagi siswa SD ini ditujukan untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan, terutama terhadap penyakit difteri, tetanus, campak, dan rubella.
Baca SelengkapnyaKemendagri terus melakukan pembenahan akan keamanan data untuk mengantisipasi maraknya kejahatan digital.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca Selengkapnya