Menkes ragu virus MERS-CoV disebarkan unta
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi meragukan kabar jika virus MERS-CoV di Arab Saudi disebarkan oleh unta. Sebagian besar unta memang memiliki habitat di daerah Timur Tengah.
"Unta masih dalam penelitian, belum tentu dari unta. Unta sebagai sumber virus, belum bisa dibuktikan. Sikap kita tidak bikin panik, namun demikian melindungi WNI yang di Indonesia maupun yang sudah di luar negeri," kata Mboi usai menghadiri rapat di Kemenko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Dia menjelaskan, sikap yang diberikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dengan mengeluarkan peringatan terkait penyebaran virus MERS-CoV di Arab Saudi yang semakin mengkhawatirkan bukan berarti memberikan larangan berkunjung ke negara itu.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Dimana virus berada? Virus merupakan kumpulan kecil kode genetik, baik DNA atau RNA yang dikelilingi oleh lapisan protein.
Imbauan WHO, kata dia, hanya untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat seluruh dunia kalau perkembangan virus yang menyebabkan pernapasan terganggu itu semakin berbahaya.
"Sikap WHO mengeluarkan peringatan penting, tetapi tidak menganjurkan penerapan restriksi perjalanan. WHO sudah mengirim tim ke Jeddah, kenapa penularan banyak di RS, 75 persen berkaitan dengan pasien," ujarnya.
Kendati begitu, pemerintah Indonesia langsung memberikan reaksi positif dengan imbauan badan kesehatan dunia itu. "Orangtua di atas 65 tahun, penyakit kronis, kanker, anak-anak, ibu hamil, jelas kita harus ikuti dari pemerintah Arab (Saudi)," katanya.
Salah satunya, kata dia, dengan menunda penerbangan WNI yang hendak menuju Arab Saudi dengan memperketat penggunaan visanya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaAnjing yang dinyatakan bebas observasi penyakit rabies oleh dinas berwenang dikategorikan sebagai anjing yang sehat.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca Selengkapnyavirus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia, yang sudah masuk sejak tahun 2022 silam
Baca SelengkapnyaTerkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaNipah sebetulnya bukan virus baru. Sejak tahun 1998, virus zoonosis itu sudah menggerogoti Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina.
Baca Selengkapnya