Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menkes sebut kelangkaan hanya terjadi pada vaksin impor

Menkes sebut kelangkaan hanya terjadi pada vaksin impor Menkes Nila konpers vaksin palsu. ©2016 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Semua rumah sakit yang terindikasi menggunakan vaksin palsu beralasan membeli vaksin dari distributor CV Azka Medika. Hal ini karena beberapa bulan lalu sempat terjadi kelangkaan vaksin.

Namun hal ini dibantah oleh Menkes Nila Djuwita Moeloek. Menurut Nila, kelangkaan hanya terjadi untuk vaksin impor yang memang selama ini banyak digunakan oleh rumah sakit swasta.

"Tidak ada kelangkaan vaksin lokal, yang ada kelangkaan vaksin impor. Saya dapat SMS dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mereka mengeluh karena ada vaksin langka, tapi maksudnya vaksin impor," ujar Menkes di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/7).

Orang lain juga bertanya?

Menurut Menkes, untuk rumah sakit milik pemerintah dipastikan tidak ada yang menggunakan vaksin palsu. Selama ini rumah sakit pemerintah hingga ke Puskesmas menggunakan vaksin yang dibuat oleh PT Bio Farma.

Bio Farma sendiri diketahui merupakan BUMN yang bergerak di bidang farmasi. Selain menyediakan vaksin untuk kebutuhan dalam negeri, Bio Farma juga mengekspor vaksi buatan ke 130 negara.

"Dan yang bisa bedain vaksin asli dengan palsu itu hanya BPOM, dokter itu susah bedain vaksin asli dengan vaksin palsu," ujar Nila.

Sebelumnya dokter Indra Sugiarno Sp, salah satu dokter anak di RS Harapan Bunda ditetapkan sebagai tersangka karena memberikan vaksin palsu pada sejumlah bayi yang menjadi pasiennya. Lewat kuasa hukum Indra, Fahmi M Rajab menyatakan kliennya tak pernah tahu vaksin yang pakainya selama ini palsu. Sebab, vaksin palsu tersebut didapatkan dari sales inisial S.

Sebagai dokter, dia hanya memakai. Sebab, sebagai dokter Indra tak berhak menentukan vaksin asli atau palsu karena bukan kewenangannya.

"Indra sebelum dapat vaksin itu, ditanya juga. Pada Januari ada kekosongan vaksin. Ada beberapa pasien yang cari vaksin ke dokter Indra. Tapi ada kekosongan, akhirnya dokter Indra mencari sales yang dari perusahaan yang biasa menyuplai obat. Permasalahannya, obat itu bukan dari perusahaan tersebut. Tapi dari sales pribadi yang menawarkan. Dokter Indra sempat nanyakan, ini asli atau enggak? Ini asli katanya," kata Fahmi.

Dokter Indra menggunakan vaksin palsu sejak bulan Januari lalu. Dia berdalih, kliennya mencari vaksin karena kebutuhan pasien.

"Februari dokter Indra mencari karena ada kebutuhan pasien. Baru dapet vaksin itu. Dia gunakan ke pasien-pasiennya," tandasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Menkes: Semua Anak yang Terjangkit HMPV Sembuh, Fatalitasnya Sangat Rendah
Menkes: Semua Anak yang Terjangkit HMPV Sembuh, Fatalitasnya Sangat Rendah

Menurut Budi, tidak ada imbauan atau persiapan khusus bagi puskesmas dan rumah sakit dalam menangani HMPV.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Menkes: HMPV Hampir Tidak Menyebabkan Kematian
Menkes: HMPV Hampir Tidak Menyebabkan Kematian

Menurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.

Baca Selengkapnya