Menkes: Stok Vaksin RI Menipis, Kita Kehilangan 10 Juta Dosis
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah ketersediaan vaksin di Indonesia mulai menipis. Hal tersebut lantaran, RI kehilahan 10 juta dosis vaksin gratis dari The Global Alliance for Vaccine and Immunisation (GAVI) atau WHO.
"Kita kehilangan vaksin 10 juta, sehingga kita kehilangan dosis yang peroleh dari kerjasama dengan GAVI atau WHO gratis, itu tadinya rencanya 11,7 juta, tapi sekarang kita dapatnya hanya 1,3 atau 1,4 juta, kemudian sisanya berhenti," kata Budi akun YouTube CIMB Niaga, Selasa (6/3).
Dia menjelaskan, faktor kehilangan vaksin tersebut lantaran adanya lonjakan kasus di India. Sehingga kata Budi, India mengembargo dan Indonesia kehilangan jatah dosis vaksin. Sehingga rencana pemberian vaksin untuk memenuhi rencana herd immunity akan ditinjau kembali.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Dia menjelaskan, seharusnya pada Maret, April, Indonesia memiliki stok dosis vaksin yaitu 15 ribu perbulan. Sehingga dapat menyuntikan 500 ribu dosis vaksin per hari, tetapi rencana tersebut harus ditinjau ulang lantaran adanya pengurangan stok vaksin.
"Jadi bulan April ini sangat sulit, karena jumlah vaksinnya sendikit, Mei rencananya kita produksi Bio Farma lajunya bisa meningkat sehingga kita tingkatkan," bebernya.
Sebelumnya, Budi juga akan mengatur ulang laju vaksinasi Covid-19. Hal tersebut seiring negara produsen vaksin yang mengalami lonjakan ketiga dari kasus Covid-19.
"Kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya. Karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya," kata Budi dalam keterangan pers, Selasa (6/4).
Berkurangnya suplai tersebut dipengaruhi dengan adanya lonjakan kasus yang terjadi di negara Eropa dan di Asia seperti India, Filipina, Papua Nugini serta negara di Amerika Selatan seperti Brasil. Akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi tersebut mengarahkan agar produksi vaksinnya tidak boleh diekspor, hanya boleh dipakai di negara masing-masing.
"Hal tersebut telah mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk Indonesia. Sehingga jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau total 30 juta dosis hanya bisa dapat 20 juta dosis," bebernya.
Dia juga berharap pemerintah bisa lakukan negosiasi dengan negara produsen vaksin. Sehingga pada Mei bisa kembali melakukan vaksinasi kembali sesuai target.
"Mudah-mudahan bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat," ungkapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Sri Mulyani
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya