Menkes Terawan Bantah Rasio Test dan Tracing Covid-19 di Bawah Standar WHO
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membantah rasio testing dan tracing Indonesia di bawah rata-rata yang ditetapkan oleh WHO. Terawan menjelaskan, angka test sudah mencapai 43-45 ribu per hari. Angka ini sudah lebih tinggi dari rata-rata dengan penduduk sebanyak 270 juta jiwa. Hanya saja, Terawan mengakui belum merata.
"Artinya sudah memenuhi hanya tidak merata karena menyangkut juga daerah wilayah penduduk kapasitas dengan negara kepulauan yang sangat berbeda dengan negara lain," kata Terawan dalam Webinar HUT Golkar, Selasa (20/10).
Mengenai positivity rate, Terawan juga membantah berada di bawah standar WHO. Menurutnya yang menjadi patokan bukan 5 persen, tetapi WHO pernah menyatakan 10 persen dari populasi itu positif Covid-19.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Apa standar kualitas udara yang ditentukan WHO? Hanya tujuh negara yang berhasil memenuhi standar kualitas udara internasional yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia berdasarkan survei tahunan ke-6 IQAir.
Sementara, positivity rate di Indonesia mencapai 14 persen. Menurut Terawan hal itu mendekati apa yang disampaikan WHO.
"Artinya WHO mengatakan 5 persen, tapi loh dia mengatakan 10 persen populasi itu positif ratenya pasti. Sedangkan indonesia berapa sih, 14 persen," katanya.
Terawan membandingkan angka itu dengan negara seperti Meksiko dan Bolivia yang memiliki positivity rate mencapai 20-50 persen. Dengan begitu, dia mengklaim tingkat positif Covid-19 di Indonesia dalam jarak di bawah rata-rata dunia.
"Sehingga semua itu kita melihat bahwa kalau melihat secara holistik kita bisa melihat bahwa indonesia sudah masuk dalam range yang baik positivity rate 14 persen di bawah rata-rata dunia," ucapnya.
Terawan pun menyebut, rata-rata 5 persen yang disebutkan WHO karena tracing pada mula virus Covid-19 mengganas. Sementara terjadi perkembangan.
"Kita tidak boleh hanya terstandar terpaku pada hal-hal yang sifatnya statis sedangkan penyakit ini berkembang sangat dinamis," ucapnya.
Terawan membanggakan angka kematian yang terus menurun dan tingkat kesembuhan di atas rata-rata. Tingkat kematian turun dari 9,5 persen menjadi 3,45 persen. Sementara angka kesembuhan berada di angka 70 persen.
"Saya kira kita sudah menunjukkan hal sangat positif dengan terutama angka kesembuhan 70 persen lebih menurut saya sangat luar biasa. Dengan angka kematian terus turun bayangin dulu sampai 9,5 persen lebih sekarang sudah 3,45 persen dan terlihat tiap hari mengalami penurunan," ucapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya