Menkes: Virus Zika tidak mematikan, beda dengan demam berdarah
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, virus Zika tidak mematikan dan berbeda dengan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
"Saya kira seorang penderita Zika di Malaysia yang meninggal dunia itu bukan disebabkan virus Zika, namun mereka mengalami komplikasi dengan penyakit penyerta lainnya," kata Nila saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Lebak, Minggu (11/9) dikutip dari Antara.
Sebetulnya, kata dia, penyakit Zika masuk kategori penyakit ringan dan tidak mematikan kepada penderitanya. Namun berbahaya jika terkena ibu hamil bayi yang dilahirkannya berisiko mengalami cacat lahir mikrosefali (kepala kecil).
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Dimana petugas imigrasi meninggal? Kronologi Petugas Imigrasi Tewas Didorong WN Korea di Apartemen Tangerang Polisi membongkar kasus tewasnya seorang petugas imigrasi inisial TFF atau TS yang terjatuh dari lantai 19 apartemen kawasan Parung Jaya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Jumat (27/10).
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Karena itu, pihaknya membantah penderita Zika di Malaysia dapat mengakibatkan kematian.
Kemungkinan penderita tersebut mengalami komplikasi dengan penyakit penyerta, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis, batu ginjal, sakit otot dan rematik.
"Kami yakin pasien di Malaysia itu kematiannya bukan dari infeksi Zika itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, virus Zika itu tidak berbahaya jika dibandingkan dengan penyakit DBD di Indonesia yang bisa mematikan bagi penderitanya. Penyebaran DBD tentu sangat mematikan bila tidak cepat mendapat pertolongan tenaga medis.
Selama ini, infeksi Zika tidak menunjukkan gejala khas, mirip gejala DBD. Gejala yang muncul, seperti demam mendadak, ruam kemerahan di kulit, nyeri otot dan sendi, mata merah, pusing, serta lemas.
Penyebaran penyakit Zika tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk itu membawa virus saat ia menggigit seseorang yang terinfeksi Zika.
Untuk itu, jika satu warga terserang infeksi Zika, maka satu lingkungan harus mewaspada penyebaran penyakit menular tersebut.
Untuk memutus mata rantai penyebaran zika sama dengan pencegahan DBD, yakni melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras penyimpanan air dan mengubur atau menutup wadah yang bisa menampung air. Pengasapan efektif dilakukan pada malam ketika angin tidak kencang.
"Kami minta warga agar mengoptimalkan kebersihan lingkungan agar tidak tertular penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan, hingga saat ini di daerahnya tidak ditemukan penderita virus Zika.
Namun, dirinya tetap mewaspadai penyebaran penyakit tersebut, meskipun belum ditemukan jenis virus Zika tersebut.
"Kami meminta warga mengoptimalkan PSN dan 3M (mengubur, menutup dan menguras) agar tidak berkembangbiak nyamuk Aedes," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBanyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaSatu pasien cacar monyet Mpox meninggal dunia saat menjalani isolasi di rumah sakit
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPeneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaKasus radang otak Japanese Encephalitis disebut-sebut meningkat di tengah penebaran nyamuk mengandung bakteri wolbachia.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaNyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.
Baca Selengkapnya