Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko PMK gelar rakor upayakan pemenuhan hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

Menko PMK gelar rakor upayakan pemenuhan hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Rapat Koordinasi dari Solo Untuk Indonesia Menuju Masyarakat Inklusi Melalui Pendidikan Inklusi Tran. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Marwan Syaukani menjadi salah satu narasumber dalam rakor pemenuhan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus. Acara digelar di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/9).

Acara ini mengambil tema 'Rapat Koordinasi dari Solo Untuk Indonesia Menuju Masyarakat Inklusi Melalui Pendidikan Inklusi Transisi'. Acara tersebut dibuka oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo.

Acara tersebut digelar dalam upaya pemenuhan hak pendidikan masih banyak ditemukan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak penyandang disabilitas yang ditolak di sekolah umum maupun sekolah inklusi (pendidikan paling mutakhir bagi anak dengan autisme).

Berbagai permasalahan-permasalahan yang melatarbelakangi antara lain karena tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang belum ramah anak, guru pendamping yang kurang, pembiayaan yang mahal untuk penyediaan guru pendamping, anak penyandang disabilitas rentan mendapat bully dan lainnya.

Anak berkebutuhan khusus dan para penyandang disabilitas merupakan sosok pribadi yang spesial. Dibalik kelemahan fisik mereka memiliki kelebihan yang luar biasa namun sering menerima dampak dari kondisi sosial budaya dan kebijakan yang belum ramah ABK/Disabilitas. Berbagai persoalan yang muncul di permukaan antara lain masalah diskriminasi kebijakan, diskriminasi perlakuan masyarakat, deharmonisasi keluarga, bullying, eksploitasi dan perlakuan salah lainnya.

Dalam paparannya, Marwan mengatakan bahwa perhatian kita masih rendah terhadap disabilitas. Anak disabilitas di Indonesia menurut data tahun 2016 sebesar 12,5 persen. Banyaknya anak-anak down syndrome yang tidak sekolah menjadi perhatian kita semua. 10,8 persen dari total tersebut masih bisa dididik tetapi 1,7 persen dari anak-anak ini tidak bisa dilatih atau dididik. Pemerintah saat ini concern terhadap masalah disabilitas ini. Salah satunya dengan melatih keluarga agar dapat turut melatih anak-anak yang terkena down syndrome.

Lebih lanjutnya, anak-anak disabilitas ini telah dilindungi oleh UU 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak; UU 35 Tahun 2014, UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas; Prinsip SDG's 'No One will be left Behind' dan ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

"Inilah kenapa kita harus memperhatikan teman-teman disabilitas ini bahwa mereka juga mempunyai hak. Saat ini concern Pemerintah adalah bagaimana ketika keluarganya sudah tiada. Pemerintah Pusat dan Daerah serta masyarakat termasuk LSM harus bekerjasama supaya mendorong mereka mandiri," Ujar Marwan.

rapat koordinasi dari solo untuk indonesia menuju masyarakat inklusi melalui pendidikan inklusi transisi

Rapat Koordinasi dari Solo Untuk Indonesia Menuju Masyarakat Inklusi Melalui Pendidikan Inklusi Tran ©2018 Merdeka.com

Marwan juga menjelaskan bahwa masyarakat inklusi merupakan masyarakat yang tidak membeda-bedakan pembangunannya, masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberagaman dan perbedaan serta menunjang mereka menjadi masyarakat yang mandiri.

Di akhir paparannya, Marwan mengatakan bahwa yang kita semua harapkan bukan program-program disabilitas itu hanya charity, kita harus mengubah mind set bahwa itu merupakan hak mereka mendapatkan pendidikan, kesehatan dan segala kebutuhan yang mereka butuhkan, itu semua yang penting dan tentu saja kita dapat menunjang mereka supaya mandiri.

Kepala Pusat Layanan Autis, Hasto Daryanto, juga menjelaskan bahwa PLA diresmikan oleh Walikota Surakarta, F X Hadi Rudyatmo pada 17 September 2014 dengan gedung dan alat terapis didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan dukungan layanan dalam perspektif pendidikan untuk anak autis, hiperaktif dan ABK lainnya. Sasaran utamanya merupakan penyandang autisme yang merupakan warga kurang mampu dengan anak berusia 1,5 tahun hingga 18 tahun.

Kemudian selanjutnya, Perwakilan dari Dirjen Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar dan menengah, Baharuddin, mengatakan bahwa pada tahun 2018 sudah terdapat program pembinaan dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi dan memberikan secara langsung bantuan kepada sekolah-sekolah inklusi yang harapannya dapat melakukan pelatihan kepada guru-guru non ABK, sehingga nantinya memiliki ilmu tentang pemberian pelayanan pendidikan pada anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah regular.

Dalam rakor ini juga diadakan komitmen bersama tentang mewujudkan Solo Raya menjadi Inklusi dan penandatanganan oleh Wakil Walikota Surakarta,Achmad Purnomo; Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, Marwan Syaukani; beserta seluruh peserta yang hadir dalam rakor ini.

Adapun isi dari komitmennya sebagai berikut:

Kami seluruh Bangsa Indonesia berkomitmen untuk:

1. Mendukung terwujudnya 'Pendidikan Inklusi' yang sebenarnya di dalam setiap jenjang pendidikan.

2. Mendukung segala upaya menuju 'Masyarakat Inklusi' di setiap tingkat kewilayahan.

3. Mewujudkan 'Generasi Emas' Indonesia melalui kebijakan dan strategi yang ramah disabilitas

4. Mewujudkan anak dan remaja berkebutuhan khusus yang mandiri dan memiliki daya saing melalui pendidikan transisi

5. Mewujudkan Kelembagaan pendidikan transisi sebagai bagian dari upaya menuju masyarakat Inklusi.

Rakor ini ditutup dengan kunjungan bersama ke Pusat Layanan Autis (PLA) Surakarta. Hadir dalam rakor ini Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo; Kepala Pusat Layanan Autis, Hasto Daryanto; Perwakilan dari Dirjen Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar dan menengah, Baharuddin, serta beberapa perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Ketenagakerjaan serta beberapa perwakilan lainnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Program Makan Bergizi Gratis Juga Bisa Dinikamati Anak dengan Disabilitas Walau Tak BErsekolah Formal
Program Makan Bergizi Gratis Juga Bisa Dinikamati Anak dengan Disabilitas Walau Tak BErsekolah Formal

Di tengah intensitas simulasi MBG, Dinas Sosial Kabupaten Bogor mengingatkan pentingnya memberikan perhatian khusus kepada anak-anak penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya
Tujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya

Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengedepankan penerimaan dan partisipasi aktif semua siswa.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Anak-Anak Berkebutuhan Khusus Perlu Dapat Kesetaraan
Ganjar: Anak-Anak Berkebutuhan Khusus Perlu Dapat Kesetaraan

Hal itu dikatakan Ganjar saat mengunjungi sekolah anak berkebutuhan khusus Sanggar Inklusi Tunas Bangsa di Sukoharjo.

Baca Selengkapnya
Mendikdasmen Ingin Bikin Sekolah Khusus Anak Korban Kekerasan, Ini Kata Gibran
Mendikdasmen Ingin Bikin Sekolah Khusus Anak Korban Kekerasan, Ini Kata Gibran

Wapres pun optimis ide ini akan mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Kemensos Gandeng UNESA Wujudkan Penanganan Disabilitas yang Inklusif dan Holistik
Kemensos Gandeng UNESA Wujudkan Penanganan Disabilitas yang Inklusif dan Holistik

Mensos Risma menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih inklusif dan holistik dalam penanganan disabilitas.

Baca Selengkapnya
Gelar Rembug Anak, Banyuwangi Gali Aspirasi Anak untuk Anak
Gelar Rembug Anak, Banyuwangi Gali Aspirasi Anak untuk Anak

Rembug Anak digelar di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Ganjar Dinilai Figur yang Peduli Terhadap Kaum Disabilitas
Ganjar Dinilai Figur yang Peduli Terhadap Kaum Disabilitas

Harapan kaum disabilitas ialah kehadiran negara kepada mereka, serta terkait pemberdayaan.

Baca Selengkapnya
Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar
Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar

Anggaran tersebut masuk dalam kegiatan Penyediaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus yang pada tahun depan akan menyasar 552 anak.

Baca Selengkapnya
Dokter Anak Tegaskan Imunisasi Polio Aman untuk Anak Berkebutuhan Khusus Termasuk Autisme
Dokter Anak Tegaskan Imunisasi Polio Aman untuk Anak Berkebutuhan Khusus Termasuk Autisme

Dokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.

Baca Selengkapnya
Ganjar soal Lapangan Pekerjaan untuk Disabilitas: Beri Kuota-Siapkan Sekolah Inklusi
Ganjar soal Lapangan Pekerjaan untuk Disabilitas: Beri Kuota-Siapkan Sekolah Inklusi

Ganjar memandang pentingnya persiapan sumber daya manusia dari kalangan disabilitas.

Baca Selengkapnya
Ganjar Bakal Adopsi Sanggar Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus jadi Program Nasional: No One Left Behind
Ganjar Bakal Adopsi Sanggar Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus jadi Program Nasional: No One Left Behind

Ganjar menyatakan siap membawa program sanggar inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus menjadi program nasional.

Baca Selengkapnya
Pemkot Tarakan dan KND Perkuat Sinergi Pemenuhan Hak Disabilitas
Pemkot Tarakan dan KND Perkuat Sinergi Pemenuhan Hak Disabilitas

Kebijakan ini dilakukan untuk menghapuskan dikriminasi, terutama di pelayanan publik.

Baca Selengkapnya