Menko PMK sebut ketahanan keluarga kunci mencegah radikalisme
Merdeka.com - Keluarga menjadi wahana pertama dan utama dalam pembangunan karakter bangsa. Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, dan berjiwa gotong royong, dimulai dari keluarga.
Keluarga juga harus dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan kasih sayang, memperhatikan, membina, dan membantu.
"Keluarga perlu memiliki landasan yang memadai secara agama, sosial, budaya, dan ekonomi agar dapat optimal menjalankan perannya. Penting membangun keluarga untuk mencegah pemahaman radikal terhadap ajaran agama. Ketahanan keluarga bagaimanapun mampu mengikis radikalisme," kata Menko PMK Puan Maharani dalam Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga LKK PBNU di Jakarta, Sabtu, (21/10).
-
Bagaimana keluarga bisa membantu mencegah gangguan mental pada anak? “Nasihat ulama, didiklah anak cucumu sesuai dengan zamannya karena mereka tidak dilahirkan di zamanmu. Ajak mereka berdiskusi. Orang tua tidak perlu merasa hebat,“ kata Hasto.
-
Bagaimana cara menciptakan kebersamaan keluarga? Keluarga yang rukun selalu menjaga kebersamaan.
-
Bagaimana orang tua dapat menciptakan waktu berkualitas dengan anak? Orissa menyarankan agar orang tua, bahkan yang memiliki waktu terbatas di rumah, meluangkan setidaknya 15 menit bersama anak. Waktu tersebut harus diisi dengan fokus penuh pada anak, bukan hanya memberikan instruksi, melainkan juga melibatkan obrolan dan kontak mata.
-
Bagaimana cara mencegah rasisme di lingkungan keluarga? Apa saja yang diajarkan orang tua pada anaknya, akan melekat dalam diri anaknya. Hal itu berarti, orang tua menjadi satu di antara faktor penyebab rasisme muncul.
-
Apa makna penting keluarga? Keluarga adalah tempat di mana kehidupan dimulai dan cinta yang tak pernah berakhir.
-
Kenapa kebersamaan keluarga penting? Kata-kata bijak tentang waktu bersama keluarga ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap momen berharga dengan orang-orang tersayang. Keluarga adalah harta paling berharga yang kita miliki, dan waktu yang dihabiskan bersama mereka adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan jangka panjang.
Menko PMK mengimbau kepada setiap orangtua Indonesia agar mau meluangkan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu bisa dilakukan dengan bercengkrama di ruang keluarga atau di meja makan sehingga keluarga akan bersifat dinamis.
"Termasuk dengan melakukan bonding atau bersentuhan langsung dengan anak. Dengan begitu akan ada ikatan langsung antara orangtua dan anak," ujarnya.
Meski begitu, sebutnya, membangun keluarga merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Pemerintah misalnya telah menggelontorkan dana desa dan program kesejahteraan lainnya yang secara langsung akan mempengaruhi pembangunan ketahanan keluarga.
"Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial terus memastikan bahwa keluarga-keluarga yang tidak mampu dapat memiliki kehidupan yang layak dan mendapatkan pelayanan pendidikan (KIP), pelayanan kesehatan (KIS), bantuan pangan (Rastra), pelayanan kesehatan ibu dan anak (PMT) serta pemberdayaan (PKH), agar dapat memiliki landasan yang memadai dalam menjalankan fungsi keluarga," ujarnya.
Menko PMK mengajak LKK PBNU untuk mengambil peran penting dan gotong royong dalam memperkuat pendidikan karakter berlandaskan Pancasila, baik itu melalui jalur formal (sekolah), non formal (lembaga kursus), maupun informal (pendidikan keluarga, masyarakat, dan sebagainya) di lingkungan NU.
Diakuinya dalam berbagai kesempatan, Presiden kerap memberikan quiz berhadiah sepeda yang pertanyaannya seringkali terkait Pancasila. Hal itu juga sering dilakukan Menko PMK dalam berbagai kesempatan. Dengan begitu dapat diketahui sejauhmana masyarakat mengerti, menghayati dan mengamalkan Pancasila.
Di ajang Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga Kemashlahatan Keluarga PBNU (LKK PBNU) kali ini pun, Menko PMK sempat mengajak dua peserta LKK PBNU untuk menghafal Pancasila. Kedua peserta yang terpilih yaitu Azhar Dini perwakilan LKK NU Jakarta Selatan dan H. M. Jamiluddin perwakilan LKK NU Kota Mataram, NTB, yang maju dan lancar menyebutkan urutan Pancasila itu pun dihadiahi laptop oleh Menko PMK.
Hadir dalam Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas LKK PBNU, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua LKK PBNU Ida Fauziah. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti pentingnya ketahanan keluarga dalam menghadapi berbagai persoalan yang kerap berujung pada ranah pidana
Baca Selengkapnya"Keluarga adalah institusi paling rendah yang menjadi cikal bakal masa depan bangsa," kata Menteri Wihaji.
Baca SelengkapnyaTidak pantas jika hanya membebankan pembentukan karakter anak kepada sekolah formal saja.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaKetahanan keluarga juga disebutnya sebagai benteng dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi modern.
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaHari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni merupakan momen penting bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata-kata cinta keluarga yang penuh makna dan menyentuh hati.
Baca SelengkapnyaSelain itu, menurut dia, tokoh agama dan masyarakat juga menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pembangunan mental
Baca Selengkapnya