Menko Polhukam belum bisa pastikan Abu Sayyaf yang culik 7 ABK
Merdeka.com - Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan menegaskan pemerintah tak pernah bayar tebusan kepada militan asal Filipina Abu Sayyaf. Termasuk pada 7 Anak Buah Kapal (ABK) yang kembali disandera diduga oleh kelompok Abu Sayyaf.
Luhut menjanjikan bakal menyelesaikan persoalan ini dengan secepatnya. Saat ini, dirinya masih terus menyusun strategi pembebasan WNI yang disandera di Filipina tersebut.
"Kita gak pernah bayar, kalau kita bayar kita pertanggung jawabkan uangnya. Saya sudah janji, dalam dua hari ke depan. Ini Menhan masih di sana, masih bicara sama Filipina. Saya juga sudah bicara," kata Luhut usai rapat dengan KPK di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/6).
-
Kenapa komplikasi bisa terjadi? Perubahan-perubahan ini dipicu beragam faktor. Mulai dari konsumsi obat-obatan kimia, tindakan medis tertentu hingga pola hidup yang tak sehat.
-
Bagaimana komplikasi bisa diatasi? Praktik pencegahan, pemantauan yang cermat, dan manajemen yang efektif dari suatu kondisi kesehatan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Kenapa komplikasi terjadi pada pasien? Komplikasi kesehatan sering kali timbul sebagai hasil dari penanganan yang tidak optimal atau penyakit yang tidak terdeteksi dengan segera.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Luhut juga belum memastikan apakah benar 7 ABK tersebut disandera oleh kelompok Abu Sayyaf atau bukan. "Belum tahu persis. Karena ceritanya masih komplikasinya banyak. Nanti kita ngomong, berubah lagi," imbuhnya.
Begitu juga soal uang tebusan, Luhut belum tahu persis apakah pihak perusahaan asal korban bekerja menyiapkan tebusan. Saat ini, pemerintah Indonesia tengah berkomunukasi terus dengan pihak Filipina.
"Katanya ada (uang tebusan). Tapi saya masih nunggu, biarlah, intelijennya Filipina bicara sama kami. Ya itu sumber resmi," tutur dia. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca Selengkapnya