Menko Polhukam perkirakan demo tolak BBM tak lebih dari seminggu
Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menganggap demonstrasi tolak kenaikan harga BBM adalah hal yang biasa. Menurut Tedjo, suatu kebijakan pemerintah yang diputuskan pasti ada pro dan kontra. Tedjo mengatakan hingga hari ini, aksi protes kenaikan harga BBM masih wajar.
"Ketidakpuasan biasa terjadi. Setiap kali kenaikan BBM seperti itu. Tetapi masih dalam pantauan aparat pengamanan dan bisa dikendalikan. Enggak ada masalah itu," kata Tedjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/11).
Tedjo mengatakan pihaknya tidak akan membatasi para pendemo untuk menyampaikan protes. Sebab, menurutnya, masyarakat yang berdemo akan tahu sendiri kebijakan kenaikan ini akan berdampak baik untuk mereka.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
"Oh ndak (dibatasi), biarkan saja nanti kan mereka juga akhirnya mengetahui," ujarnya.
Apalagi, kata Tedjo, berdasarkan pantauannya masih banyak kendaraan mobil dan motor yang berada di jalan. Itu artinya, lanjutnya, banyak masyarakat yang masih mampu menggunakan kendaraan mereka meskipun harga BBM naik.
"Buktinya sekarang kita lihat jalan raya kan juga masih penuh. Berarti kan mereka mampu. Hanya biasa lah orang yang menyampaikan pendapatnya," ujarnya.
Tedjo menambahkan, sejumlah aksi yang dilakukan di sejumlah daerah akan selesai minggu ini. "Paling seminggu udah selesai," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat melakukan tindak lanjut terhadap APK, apabila ada rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaPolitisi Gerindra, Habiburokhman menemui langsung pendemo yang memadati depan Gedung DPR MPR.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Thahjanto menyebut demonstrasi soal kecurangan Pemilu 2024 hanya riak-riak kecil.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaWakapolda Banten menggagalkan ancaman demo di jalan tol, ia bernegosiasi dan mengawal para pendemo sampai ke kantor gubernur.
Baca SelengkapnyaBuruh meminta stop PHK buruh tekstil hingga mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPerintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca Selengkapnya“Menyiagakan 957 personel mengamankan dan melayani kegiatan pada unjuk rasa pada hari ini,” kata Kombes Susatyo
Baca SelengkapnyaDasco menegaskan tidak akan semua orang yang nantinya bakal dijamin keluar
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Thahjanto sudah mendeteksi potensi gerakan massa yang tidak puas karena hasil pemilu 2024.
Baca Selengkapnya