Menko Polhukam: Tanpa gembar-gembor, 2 sandera berhasil dibebaskan
Merdeka.com - Dua warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Papua Nugini sudah dibebaskan pada Kamis kemarin. Kondisi keduanya sehat dan saat ini masih berada di Konsulat Jenderal di Papua Nugini.
Menurut Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan, dari penelusuran sementara pelaku bukan bagian dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Kalau dari kacamata kita tidak begitu, karena itu adalah DPO dari polisi. Untuk itu maka-nya masalah ini melibatkan polisi," tegas Luhut di Gedung Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (18/9).
-
Siapa yang menangkap OPM? 'Saya kasih tahu, dia bukan kriminal, dia cuma OPM. Kapan lagi ini satu anak Timur membantu Polisi menangkap OPM,'
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Dia sempat menceritakan bagaimana proses pelepasan sandera dilakukan. Dia menjelaskan, proses negosiasi terus dilakukan pemerintah melalui Menlu Retno, hingga akhirnya pembebasan bisa dilakukan secara sembunyi dan terorganisir dengan baik tanpa menggembar-gemborkan kepada media.
"Detil saya belum bisa membuka tapi yang paling penting bahwa ini sudah selesai dengan baik tanpa ada banyak kegaduhan di luar. Proses pengambilan keputusan ini merupakan satu contoh di mana dilakukan koordinasi dengan baik tanpa banyak memberikan rilis kepada media sampai dengan operasi ini selesai. Operasi ini dilakukan oleh pemerintah PNG dengan baik sekali sehingga tidak ada menimbulkan korban," ungkap Luhut.
"Begitu juga ada proses terpadu dalam negeri, yakni Menlu menangani masalah komunikasi dengan pemerintah PNG. Sehingga dengan demikian pemerintah PNG dan pemerintah Indonesia melakukan komunikasi yang intensif dan TNI menyiapkan unsur-unsur bantuan bila diminta oleh pemerintah PNG," sambungnya.
Saat kini dua 2 WNI yang disandera sudah diserahterimakan dari tentara Papua Nugini (PNG) kepada Kodam dan dari Kodam sudah serahkan ke Polri.
"Begitu juga ada proses terpadu dalam negeri, yakni Menlu menangani masalah komunikasi dengan pemerintah PNG. Sehingga dengan demikian pemerintah PNG dan pemerintah Indonesia melakukan komunikasi yang intensif dan TNI menyiapkan unsur-unsur bantuan bila diminta oleh pemerintah PNG," paparnya.
"Ini suatu kerjasama pengambilan keputusan di mana Presiden terinformasi dengan baik dan Presiden juga melakukan komunikasi dengan prime minister dari PNG difasilitasi oleh Bu Menlu yang mengatur pembicaraan itu. Kedua kepala negara mengerti semua proses pembebasan dua sandera tadi," pungkasnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Menko Polhukam berjanji keamanan di wilayah perbatasan akan ditingkatkan.
"Peningkatan di perbatasan saya kira yes, tapi yang paling penting Presiden Jokowi sudah menyampaikan apresiasi kepada pemerintah PNG. Ini sangat penting dan mendasar untuk lebih mengeratkan lagi hubungan kita dengan PNG yang sudah baik, yang dibina oleh Kemlu," jelas dia.
Untuk pelaku penyanderaan, Luhut tidak berkomentar banyak, dirinya menyerahkan kepada pemerintah PNG.
"Ada yang tertangkap tapi ada yang mungkin internal mereka di PNG, kita tidak mencampuri soal internal. Intinya saya apresiasi kepada Menlu, kepada TNI, Polri, BIN, dan BAIS yang bisa bersatu padu melakukan suatu operasi secara senyap yang ujung-ujungnya mengoordinasikan dengan baik kepada PNG dan bisa berhasil dengan baik tanpa menimbulkan korban," paparnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilot Susi Air Philip Mark Merthens disandera OPM Papua sejak tanggal 7 Februari 2023
Baca SelengkapnyaDia pun menilai, penyelesaian polemik Pilot Susi Air dengan KKB berjalan tanpa kekerasan karena kerja sama semua pihak.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air akhirnya dibebaskan OPM pada Sabtu (21/9).
Baca SelengkapnyaMisi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga sipil.
Baca SelengkapnyaPetugas Yudha Sakti berhasil mengamankan sejumlah barang miliki OPM.
Baca SelengkapnyaTNI membocorkan dalam waktu dekat akan mengumumkan kabar baik terkait pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaPolri menambahkan, dari hasil pemeriksaan yang dilaporkan oleh Divpropam, tidak ada masalah dari aksi penguntitan yang dilakukan Bripda IM kepada Jampidsus.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Baca SelengkapnyaMahfud menjelaskan konflik di Desa Wadas sudah diselesaikan oleh Komnas HAM.
Baca SelengkapnyaPadahal, terlihat dalam video Andika telah menyodorkan tangannya tanda ingin berjabat tangan.
Baca Selengkapnya