Menkominfo Catat Ada 177 Hoaks soal Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan pihaknya hingga saat ini sudah menemukan 1.556 hoaks terkait Covid-19 dan 177 hoaks soal vaksin Covid-19. Hal tersebut disampaikan Plate saat mengawal kedatangan vaksin di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (30/4).
"Sepanjang hari ini secara spesifik Kominfo telah mencatat dan melabeli 1.556 hoaks terkait Covid-19 serta 177 hoaks terkait vaksin Covid-19," katanya, Jumat (30/4).
Sebab itu, Plate mengimbau kepada masyarakat agar selalu merujuk pada sumber-sumber informasi yang terpercaya. Mulai dari badan dunia, WHO pemerintah Indonesia, KPCPEN, Kemenkes dan Kementerian/lembaga terkait atau para ahli di bidangnya.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Kenapa BSI mengimbau masyarakat untuk waspada? 'WASPADA HOAX!Hati-hati dengan segala bentuk informasi palsu yang beredar dari akun media sosial tidak resmi.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
Dia pun meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap infodemi mengenai pandemi Covid-19. Penggunaan media digital secara bijak diperlukan sebagai benteng dalam menerima informasi pandemi yang beragam di tengah ruang informasi publik.
"Saat ini dunia tidak hanya berupaya keras menangani pandemi Covid-19, namun kita juga sedang menghadapi infodemi. Infodemi semakin marak di tengah ruang informasi publik dan menyebar dengan sangat mudah dan cepat di media sosial maupun media digital," bebernya.
Infodemi merupakan informasi berlebihan mengenai Covid-19 baik secara daring maupun luring yang dampaknya justru memperburuk kondisi pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut infodemi ini mencakup upaya menyebarkan informasi yang kurang tepat dan dapat memengaruhi kesehatan masyarakat secara fisik ataupun mental hingga meningkatkan stigma terhadap Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna melindungi diri dan keluarga serta mengakhiri pandemi Covid-19.
"Sekali lagi saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kedisiplinan dalam menjaga protokol kesehatan dengan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun atau menggunakan _hand sanitizer_ demi melindungi diri, keluarga, dan mengakhiri pandemi Covid-19," imbuhnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaPegiat Mafindo Niken Setyawati berharap berita palsu dapat diminimalisasi mengingat calon-calon peserta pilkada kali ini jauh dari kontroversi.
Baca Selengkapnya