Menkominfo sebut penanganan berita hoax tak cukup dengan pemblokiran
Merdeka.com - Menyehatkan orang sehat bukan menyembuhkan orang sakit, prinsip ini yang dijadikan landasan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudi Rudiantara, dalam menangani berita bohong di media sosial. Menurut Rudi, penanganan situs yang mengandung berita bohong atau hoax tidak cukup dengan pemblokiran.
Pemerintah, yang diwakili oleh Menkominfo memandang, penanganan berita bohong di media sosial harus difokuskan ke penggunanya. Rudi menuturkan, masih banyak masyarakat yang awam dalam menggunakan media sosial.
"Pemerintah lebih fokus kepada literasi, bukan di hilir. Bukan masalah blokir, blokir itu akan capek karena akan muncul lagi. Tapi kita ke hulu. Istilahnya kalau di hilir itu menyembuhkan orang sakit, tapi kalau di hulu bagaimana kita membuat orang sehat. Bagaimana masyarakat lebih tahu lagi memanfaatkan media sosial untuk hal positif, bagaimana beretika di media sosial, itu yang dilakukan oleh pemerintah," ujar Rudi di kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/1).
-
Kenapa Kemkominfo menekankan literasi digital? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih cerdas dan aman menggunakan internet.
-
Apa tujuan Kemkominfo dalam literasi digital? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih cerdas dan aman menggunakan internet.
-
Bagaimana cara Kemkominfo meningkatkan literasi digital? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Bagaimana Media Center Indonesia Maju meluruskan informasi? Media center ini akan dipergunakan untuk menyampaikan data-data yang bersinggungan dengan pemerintahan. Sebab, di tahun politik bertebaran data-data yang tidak valid. 'Media center ini kita bangun dalam rangka memberikan wadah kepada teman-teman untuk mengkroscek karena inikan sebenarnya banyak di tahun pemilu, pileg, pilpres, kadang-kadang ada berita yang butuh informasi, nah disini kita bisa berdialog,' kata Bahlil, saat konferensi pers.
-
Kenapa media sosial berbahaya untuk otak anak? Otak anak-anak memiliki fungsi yang berbeda, dan dapat menjadi rentan selama fase perkembangan remaja. Kurang tidur bisa lebih berbahaya bagi remaja daripada orang dewasa, misalnya.
Sama halnya dengan menyehatkan orang sehat, Rudi menegaskan memberi hukuman bagi pelaku penyebar berita hoax merupakan tindakan yang tidak diinginkan oleh pemerintah. Pasalnya, menurut Rudi pemberian hukuman bagi pelaku penyebar hoax tidak berdampak spesifik terhadap pelaku.
Memberikan pendidikan dan ilmu dalam menggunakan media sosial menjadi pilihan pemerintah untuk menangani banyaknya berita bohong di media sosial.
"Kita fokusnya bukan kepada menghukum orang, fokusnya adalah bagaimana melakukan literasi. Kita fokusnya tidak boleh kepada hal hal yang represif, harus kepada yang sifatnya edukatif dan literasi. Itu lebih bermanfaat," tukasnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu belakangan di tahun 2016, intensitas berita bohong atau hoax cukup tinggi. Beberapa isu dihembuskan misalnya, Jokowi Undercover yang dimuat menjadi buku, pertemuan Basuki Tjahaja Purnama dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian sambil meminum minuman keras, dan penggerebekan teroris sebagai pengalihan isu.
Gerah dengan segala berita bohong, kelompok masyarakat yang menamakan dirinya masyarakat Indonesia anti hoax melakukan kegiatan sebagai deklarasi melawan hoax. Dalam kegiatannya turut hadir Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Rudiantara, presenter Olga Lydia, vokalis Nidji, Giring. Kegiatan ini berlangsung serentak di 6 kota, Surabaya, Semarang, Solo, Wonosobo, dan Bandung, termasuk di Jakarta.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengkaji untuk memblokir media sosial X yang memperbolehkan unggahan konten pornografi di platform itu.
Baca SelengkapnyaMenkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan akses informasi lebih mudah, memilih sumber informasi yang kredibel, hingga menganalisis data dari berbagai sudut pandang dirasa sangat penting.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia tak segan-segan memblokir X jika terbukti melegalkan penyebaran video porno.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik, semua pihak diajak untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi terutama melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sejak 1 Januari 2022 sampai 6 September 2023. Ini langkah Kominfo.
Baca Selengkapnya